Sejatuh Itu, Aku Pernah.

33 1 0
                                    

Dalam ruangan yang kosong, dengan tatapan yang tak tentu arah. Air mataku merambas kian deras setiap kali teringat akan sebuah nama yang masih masih saja enggan beranjak dari hati.

Hatiku sesak.

Mulut ku bungkam setiap kali pertanyaan sama dilontarkan, "Kamu kenapa?".

Tidak adakah kata lain yang bisa di pertanyakan selain itu, sejujurnya aku tidak butuh pertanyaan melainkan aku butuh sandaran. Aku butuh seseorang yang bisa mendengarkan jeritan hatiku, seseorang yang bisa memahami keadaan ku, dan seseorang yang bisa kembali menerbitkan senyum yang telah lama tenggelam bersama kenangan yang ada.

Aku pernah sejatuh itu, setelah aku memilih untuk tetap disana. Tanpa memilih beranjak untuk menanggalkan perasaanku untukmu.

Kamu hanya perlu tahu, untuk sampai detik ini. Aku telah banyak melalui pergolakan hati yang kerap aku sembunyikan dalam senyum yang aku ulas untuk mereka di sekelilingku. Aku yang menyangkal bahwa aku masih mempunyai perasaan untuk kamu, aku tidak mau mereka tahu bahwa aku telah gagal untuk bisa beranjak dari kamu.

Meski,

Meski terkadang aku hanya bisa diam setiap kali lisan mereka menceritakan banyak hal tentang dirimu, yang masih saja membuat denyut hatiku terasa berbeda meski hanya mendengar namamu.

Kamu bisa bilang, aku berlebihan. Iya, aku akui aku mungkin terlalu berlebihan.

Tapi aku juga tidak mau seperti itu, aku kalah dengan hatiku yang masih saja mengharapkan kamu.

Pada malam yang setia, maafkan aku masih saja menulis tentang dirinya.

Pada semesta yang menjaga, maafkan aku yang masih saja setia pada rasa kepada dirinya.

Hanya saja, untuk kali ini saja. Apakah aku boleh menitip rindu untuknya?

Sekali ini saja.

_______

LatifatulKhoiriyah

Berkunjung lah ke instagram ku
@aifaazahraa_

Terimakasih telah menjadi bagian dari kisah ku💕

Dear, Kamu. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang