0.8 Hospital

9 1 0
                                    

Devano mondar mandir di depan sebuah ruangan operasi, raut muka yang sangat takut dan khawatir.

"Tante, sania pastiin kalau indri ga akan kenapa-kenapa" sania memeluk tania yang sedang menangis.

"Maafin aku mah, aku ga tau kalau putra jahat"indra meresa bersalah sudah memaksa indri mengikuti putra.

"Harusnya kamu jangan maksa indri hiks mamah ga mau kehilangan anak perempuan mamah hiks" tangisan tania pecah begitu saja, membuat indra sangat bersalah.

"Maafin indra mah, indra nyesel"indra memeluk mamahnya itu.

Sudah setengah jam dokter belum keluar dari dalam ruangannya, tiba-tiba pintu ruangan pun terbuka menampakan dokter dengan raut merenung.

"Dok gimana keadaan anak saya?"tanya tania langsung.

"Pasien yang bernama indri, kemungkinan ia bisa meninggalkan kita semua, dan kemungkinan dia selamat"jelas dokter.

"Kita berdoa saja atas kesembuhan indri"lanjut dokter

"Saya minta tolong semoga bisa ya dok, berapa saja saya bayar asalkan anak saya sehat"kata tania.

"Ini bukan masalah uang, saya akan seberusaha mungkin untuk menyembuhkan indri, kalian berdoa saja agar indri cepat pulih, permisi saya pergi dulu"dokter itu pergi dari hadapan semuanya.

"Kita doa aja ya mah, semoga indri pulih secepatnya"indra berusaha menenangkan tania.

"Semoga sayang"

~~~~

"Tan saya pamit dulu ya"pamit teman-temannya indri kecuali devano, dan di angguki kepala oleh tania.

"Kamu ga pulang devan?"tanya tania kepada devano yang sedang berdiri melihat kedalam ruangan itu, devano menengok kearah tania dan menggelengkan kepala.

"Tante aja yang pulang, istirahat, biat indri saya yang jaga"kata devano.

"Yaudah, tante sama indra pulang dulu ya, kamu hati-hati"perkataan tania membuat devano mengangguk.

"Tante juga hati-hati"tania dan indra pun pergi untuk pulang ke rumahnya

~~~

"Devan kayanya sayang banget sama indri ya dra"kata tania kepada anak lelakinya, andra.

"Iya mah, dari raut mukanya aja khawatir banget, trus dia yang berhasil menemukan indri"tania hanya mengangguk jika perkataan indra ada benarnya juga.

"Mamah bakal restuin kalau dia sama devano"setuju tania.

"Jodohin aja mah sekalian"tania menjitak kening indra membuat indra meringis.

"Ga mah canda canda"indra mengancungkan dua tangan telunjuk dan tengahnya.

"Tapi ada juganya sih kamu"jelas tania.

"Ye si mamah"kesal indra.

"Udah ayo masuk"

~~~

Di lain tempat devano memasuki ruangan itu dan memegang tangan indri yang tidak di infus.
"Bangun dong dri"kesal devano melihat indrinya lemah.

"Jangan lemah gini dong, indri kan kuat, lu kan temen pertama gua di SMA Garuda solaria 1 dri, lu juga bersikap jutek ke gua ga bisa kan?, dri gua mohon bangun"devano memeluk tangan indri.

"Mamah lu sama yang lain khawatir, apa lagi gua dri, gua ga mau lu kaya gini, berbaring di rumah sakit dengan keadaan yang tidak di bilang baik-baik saja"

"Gua mau jujur sama lu dri, kalau gua sayang sama lo, kalau gua cinta sama lo, lo yang udah buat gua nyaman walaupun kita baru kenal, lu yang udah mewarnai hidup gua, lu yang udah ngebantuin gua supaya rencaya perjodohan gua batal, lu cewe kuat, jangan lemah gini dong dri"

light For You ❌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang