Asya memperhatikan temannya satu persatu, seperti biasa Tita sibuk dengan hpnya dan bisa ditebak kalau dia lagi sibuk meladeni para fansnya, sedangkan Arin, Vira dan Yogi lagi Sibuk membahas sesuatu.
Kini mata Asya tertuju pada satu orang, Rangga.
Sudah berapa kali Asya mendapati Rangga hanya duduk sambil mendengarkan sesuatu dibalik headsetnya. Anak yang susah ketebak, kadang menjadi sosok yang amat sangat cuek dan kadang pula menjadi orang yang amat sangat jail.
Rangga mengangkat kepalanya dan balik menatap Asya, ternyata dari tadi Rangga menyadari kalau dirinya sedang diperhatikan "kenapa ?" Tanyanya.
Asya kaget mendapati dirinya ketahuan oleh Rangga "eh ngak apa-apa"
"Oh" jawab rangga Singkat dan kembali cuek dengan headsetnya.
Asya kembali memperhatikan Rangga, seperti ingin menanyakan sesuatu hal "Rangga" Asya mulai membuka suaranya.
"Mhm"
"Lo aneh"
Rangga menyeritkan dahinya dan kembali menatap Asya.
Asya melanjutkan kembali ucapannya "kadang lo cuek banget, tapi ngak cuek-cuek amat juga" Asya berusaha menggambarkan Rangga seperti apa tapi susah.
"Gue ngak ngerti"
Asya kembali membuat Rangga agar lebih paham, kini Asya duduk tepat disamping kursi Rangga "sedetik orang-orang akan melihat lo itu cuek tapi entahlah, gue cuman heran, apa lo ngak pernah tertarik sedikitpun dengan cewek-cewek yang berusaha ngedeketin elo ?" Tanya Asya yang berusaha mendapat jawaban dari tatapan mata Rangga.
Rangga menatap mata Asya, seketika Rangga terdiam, ada sesuatu hal yang ingin diucapkan tapi tertahan, Rangga hanya bisa memandang Asya, kemudian menaikkan tangannya ke kepala sambil menatap langit-langit kelas "gue malas bahasnya"
"Kenapa ?"
Rangga kembali menatap Asya "belum waktunya"
Asya kembali mencoba memancing Rangga untuk lebih banyak bicara, ada rasa penasaran dalam hati Asya untuk sikap Rangga yang bisa berubah-ubah seketika "karena kita sudah bersahabat lo bisa cerita apapun ke gue" Asya berusaha meyakinkan Rangga.
"Lo percaya yang namanya persahabatan?" Pertanyaan itu tiba-tiba terlontar dari mulut Rangga begitu saja.
Asya membuka mulutnya melongo, semacam kaget mendengar pertanyaan Rangga barusan, tapi Asya kembali sadar dan menjawabnya dengan penuh keyakinan "Aku percaya persahabatan itu ada" Asya menaikkan tanggannya sambil mengepal melambangkan perjuangan semangat 45.
"Tapi gue ngak percaya" Rangga mengalihkan pandangannya keluar kelas.
"Maksud lo ? Emang lo ngak pernah punya sahabat ?" Tanya Asya yang nyaris benar-benar tidak bisa menebak Rangga.
"Enggak, gue ngak percaya dengan persahabatan"
"Kenapa ?" Asya menggaruk kepalanya penuh keheranan.
Rangga menarik nafasnya dalam-dalam kemudian mulai mengucapkan sesuatu hal "semua orang hanya bisa mengucapkan kata sahabat dimulut, tapi kenyataannya mereka hanya seorang teman yang memanfaatkan"ucapnya yang begitu pelan, terlihat jelas raut kecewa diwajahnya.
Asya menarik jaket Rangga kemudian tersenyum "gue akan buat lo percaya dengan yang namanya sahabat sejati" jawabnya dengan penuh keyakinan dihati.
Rangga menatap Asya kembali "pada kenyataannya semua tetap sama, tidak ada yang benar-benar bersahabat"
Mendengar kalimat itu semakin Asya ingin membuktikan ke Rangga kalau persahabatan itu ada "gue" Asya menunjukk dirinya sendiri "gue akan buktikan ke elo arti pertemanan yang tulus dan itulah yang dinamakan sahabat, gue ngak pernah tau masa lalu lo seperti apa" Asya menggantung kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love BFF
RomanceSenior high school... Kalau semua kisah seragam putih abu-abu harus soal cinta ?? Lalu bagaimana dengan kisah persahabatan antara perempuan dan laki-laki ? Apakah akan jadi cinta? Lalu bagaimana kisah 4 remaja putri yang akhirnya memiliki 2 sahabat...