[Five!]

29 9 0
                                    

Ryujin telah duduk di tempatnya ketika Mark masuk ke kelas. Dia sedang membaca novel yang kemarin dibelikan oleh Jinyoung sebagai ucapan terima kasih karena telah menemani cowok itu ke toko buku.

"Asik dah yang kemarin jalan sama doi, sampe lupa sama temen," sindir Mark ketika melewati tempatnya.

Ryujin tidak membalas ucapan Mark yang ia tahu ditujukan padanya. Gadis itu menghela napas dan tetap membaca novelnya.

"Eh bro, nanti pulsek main basket kuy," suara Mark terdengar lagi. "Tapi, kalo lo udah ada janji sama doi lo bilang ya. Jangan PHP. Janji main sama gue taunya malah jalan sama doi lo,"

"Lah lo ngapa, Mark? Ngomong sendiri begitu," komentar teman sebangkunya, Sanha.

Mark tidak membalas ucapan Sanha. Tapi, matanya menatap tajam Ryujin yang masih setia dengan posisi membacanya. Melihat itu membuatnya tambah kesal. "Cih, emang gue mah gaada artinya buat dia," gumamnya. Lalu dia memainkan handphonenya.

Sementara itu, Ryujin yang kembali mendengar sindiran Mark menjadi semakin merasa bersalah. Baru baikan kemarin, udah marahan lagi aja gue sama Mark. Tapi wajar sih dia marah sama gue, emang gue yang salah. Terus gimana cara gue minta maaf sama dia? Cara main basket lagi? Tapi, kayaknya gabakal diterima deh

Kriing!! kriing!!

Bel tanda masuk berbunyi. Seluruh murid kelas 2-A masuk ke dalam kelas dan duduk di tempatnya masing-masing.

Ryujin menaruh novelnya di kolong meja dan mengeluarkan buku untuk jam pelajaran pertama. Dia memutuskan akan bicara kepada Mark nanti istirahat.

•••

Istirahat

Waktu istirahat telah berlalu selama 5 menit. Tapi, Ryujin masih duduk ditempatnya. Mata hitamnya melirik Mark beberapa kali. Sementara dipikirannya bimbang untuk mengajak Mark ke kantin atau tidak.

Kalo gue ajak, nanti gue kelihatan kayak gak tau diri, 'kan? Udah tau Mark lagi marah sama gue, tapi gue malah sokab. Tapi, kalo gue nggak ajak, nanti gue gabisa ngomong sama dia. Ryujin mengetuk-ngetuk meja menggunakan telunjuknya. Bodolah dibilang gak tau diri juga, gue ajak aja. Akhirnya Ryujin mengambil keputusan.

Dia menghampiri Mark dan memanggil sahabatnya. "Mark,"

Mark yang sedang mengobrol dengan Sanha dan temannya yang lain menoleh. Dia berdecak. "Apaan?" sahutnya dengan nada orang tidak suka.

"Ke kantin yuk!"

Cowok blasteran LA-Korea itu tersenyum mengejek. "Ngapain lo ngajak gue? Mending ajak aja sono pangeran lo,"

"Mark apaan sih? Pangeran siapa sih?"

"You know what I mean," Mark mengakhiri percakapan mereka. Kemudian dia memasang earphone di telinganya

Ryujin kesal. Dia merasa sikap Mark benar kekanak-kanakan. Tanpa berbicara lagi, dia pergi ke kantin sendirian.

•••

Kantin

"Seharusnya dia kalo gamau, ya bilang aja gak. Cowok tapi doyan nyindir. Apa-apaan coba?"

Kini Ryujin tengah duduk di salah satu kursi kosong di kantin. Dia hanya memneli roti dan susu rasa full cream untuk makan siangnya. Karena perdebatannya dengan Mark tadi, selera makannya jadi hilang.

"Hai," seseorang memanggilnya. Ryujin menoleh. Rupanya itu Jinyoung.

"Hai juga, Kak,"

"Dari nadanya, lo kayak lagi kesel. Kenapa?" tanya Jinyoung.

Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang