###
Ryujin tiba dirumahnya, setelah di sekolah hampir seharian. Untuk ketiga kalinya ia diantar oleh 'pangeran berkudanya' pulang, dia sangat senang, tentu saja.
"Thanks ya, kak. Maaf ngerepotin," ucap Ryujin begitu turun dari motor Jinyoung.
"Nggak repot kok. Kan gua yang mau," balas Jinyoung.
Ryujin tersenyum. "Kalo gitu aku masuk dulu ya, kak. Hati-hati di jalan."
"Ok. Bye, Ryu," Jinyoung pergi, melajukan motornya, pulang ke rumahnya.
Kemudian gadis yang masih mengenakan seragam putih abu-abu itu masuk kerumahnya. Tapi, sebelum dia membuka pintu rumahnya, suara klakson motor terdengar.
Tiin!!
Dia menoleh. Tanpa menunggu orang yang duduk motor itu membuka helmnya terlebih dahulu, Ryujin berlari menghampirinya dan memeluknya."Mark!" pekik Ryujin. "Gua seneng banget lo kesini. Gua tau lo tadi disekolah cuma nge-prank gua. Lo gak bener-bener marah sama gua. Iya kan?" Ryujin menatap Mark.
Mark membalas tatapan Ryujin, lalu melepaskan pelukan sahabatnya itu. "Ada yang ingin gua omongin, Ryu."
"Apa?"
"Gua mau kita jaga jarak," tegas Mark.
"Loh? Kenapa, Mark? Lo marah ben—"
"Mulai besok gua gaakan jemput atau nganterin lo lagi, ke sekolah, ataupun kemanapun. Gua juga gaakan nurutin kemauan lo jika lo ingin adu basket,"
"Mark, wait. Why? Are you kidding, right?"
"Gak. Gua serius." Mark kembali memakai helmnya dan melajukan motornya. Tanpa memedulikan teriakan Ryujin yang memanggilnya.
###
Pagi Hari
Shin Ryujin telah siap untuk berangkat ke sekolah. Menggendong tasnya, ia melihat kaca yang menampilkan keseluruhan tubuhnya, dari kepala hingga kaki, memastikan penampilannya sekali lagi. Rapih dengan rambut dikuncir. Dia tersenyum.
Tok tok!!
"Iya bentar, Yah," sahut Ryujin. Hari ini dia sekolah diantar Ayahnya karena Mark—ah sudahlah.
Ceklek!!
"Oy, bocah."
Ryujin langsung menoleh ke arah pintu ketika mendengar suara bass yang memanggilnya 'bocah'. Ekspresi kaget terlihat jelas di wajah cantik anak bungsu keluarga Shin itu ketika melihat seorang laki-laki yang lebih tua beberapa tahun darinya disana. "Itu beneran lo, Bang Sunwoo?" tanyanya memastikan.
"Bukan. Gua yang disini cuma hologram. Ya iyalah ini gua asli, adikku yang cantik," jawab Sunwoo.
Ryujin menghampiri Sunwoo lalu mencubit pipi abangnya tersebut. "Ternyata beneran lo, Bang. Btw, kapan pulangnya?"
"Aw aw! Sakit woy, dek!" Sunwoo meringis kesakitan. "Gua pulang tadi malem, sekitar jam 12-an—lepas woy!"
"Oiya lupa, maaf," Ryujin melepas cubitannya.
Sunwoo pun mengelus pipinya yang memerah sambil menatap kesal adiknya yang tersenyum bagaikan malaikat. Ya, bagai malaikat maut. "Lo mau berangkat sekolah?"
Ryujin mengangguk. "Iyalah, masa mau ngedugem,"
"Udah jam segini," Sunwoo melirik arlojinya. "Lo bareng Mark 'kan? Tapi, dia belom dateng tuh,"
Ryujin terdiam sebentar, memikirkan alasan berbohong yang logis. Dia juga gamau Sunwoo tau kalo hubungan dia dengan Mark lagi merenggang. "Itu... Mark emang gak kesini. Dia ada tugas kelompok, cuma dia yang belom ngerjain karena bukunya kan ditinggal semua dikolong meja,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just For You
RomanceRyu, gue sayang sama lo. Tapi, lo sukanya sama modelan kek Jinyoung. Tapi, tenang, gue bakal nunggu lo kok dan gue akan berusaha terus biar lo lihat perasaan gue. Bahagia selalu, Ryu. Mark adalah seorang laki laki yang suka sama Ryujin tetapi Ryuji...