06.15 am
Seorang gadis dengan rambut hitam sebahu masuk ke kelas 2-A. Cuaca diluar kelas sangat cerah, sang surya dengan berani memancarkan sinarnya, membuat lukisan indah di langit dengan warna orange dan biru muda. Berbanding terbalik dengan itu, wajah Ryujin terlihat lelah saat dia masuk ke kelas dan duduk di tempatnya.
Mark yang memang telah memperhatikan gadis yang ia sukai itu dari dia masuk kelas tentu menyadari hal itu. Dia memasang wajah normal, layaknya orang yang memang tidak tahu apa-apa, dia berjalan mendekati Ryujin dan menepuk pundaknya. "Woy anterin gue ke kantin dong, belom sarapan nih gue," ucapnya bohong.
Ryujin menatap Mark malas. "Ogahlah, mager gue,"
"Aelah, Ryu. Masa lo tega sih ama gue? Gue belom sarapan ini, nanti gue gak konsentrasi saat belajar gimana?"
"Derita lo itumah."
"Jahat bener ya sahabat gue nih." Mark memasang ekspresi cemberut. "Ayolah, Ryu. Nanti gue beliin permen deh 2 rebu," tawar cowok blasteran tersebut sambil menarik-narik lengan mungil Ryujin.
"Ck," Ryujin berdecak. Dia pun bngun dri bangkunya. "Oke, gue anterin. Stop tarik-tarik tangan gue!"
Mark tersenyum. "Nah gitu kek dari tadi."
"Jangan lama-lama. Pelajaran pertama mtk. Pak Lee datengnya cepet," ucap Ryujin mengingatkan
"Iye, bawel." sahut Mark. "Gue cuma mau beli roti, susu, sama permen buat lo. Gak bakal lama."
Setelah berjalan selama 5 menit dengan keheningan, Ryujin dan Mark tiba di kantin. Tidak banyak orang disana, wajar masih pagi. Pedagang di kantin juga masih bersiap-siap.
Mereka berhenti di tempat duduk yang dekat dengan pintu masuk kantin. "Lo tunggu sini aja, biar gue yang beli. Btw, lo mau apa selain permen?"
Ryujin berpikir sejenak. "Kalo ditraktir, gue mau susu stoberi," ucapnya sambil tersenyum penuh makna.
"Punya temen kok gaada akhlak ya." Mark menghela napas. "Ok gue traktir. Lo tunggu sini." Setelah itu Mark berlari menuju salah satu pedagang.
Ryujin menuruti perintah Mark. Dia duduk di kursi sebelahnya, menopang dagu, menunggu sahabatnya. Bosan, dia mengeluarkan handphonenya, bermaksud memainkannya, namun...
"Kak Jinyoung!"
Mark POV
"Kak Jinyoung!"
Aku menoleh, menatap tempat duduk yang berada dekat dengan pintu kantin. Aku mengenal suara teriakan tersebut. Sangat mengenalnya. Dan benar saja, itu memang teriakan Ryujin.
"Den,"
Aku sedikit terkejut saat ibu pemilik warung menepuk pundakku. Aku mengalihkan tatapanku menjadi menatap beliau. "Ah maaf, Bu. Jadi, berapa semuanya?"
"Lima belas ribu, Den,"
"Nih," Aku menyerahkan selembar uang berwarna hijau kepada pedagang tadi. Setelah menerima kembalian, aku berterima kasih dan berjalan menghampiri Ryujin yang kini tengah duduk bersama Jinyoung.
Mereka terlihat bahagia, tertawa bersama entah karena apa. Aku tidak peduli. Aku sudah kesal ketika mendengar teriakan Ryujin yang memanggil Jinyoung tadi dan aku tidak ingin semakin emosi melihat kebersamaan mereka.
"Mark." Ryujin memanggilku. "Udah selesai belanjanya?" tanyanya kemudian.
Aku tidak menjawab. Kukeluarkan susu stoberi dan permen yang kujanjikan dan kutaruh di meja. Setelah itu aku langsung pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just For You
RomanceRyu, gue sayang sama lo. Tapi, lo sukanya sama modelan kek Jinyoung. Tapi, tenang, gue bakal nunggu lo kok dan gue akan berusaha terus biar lo lihat perasaan gue. Bahagia selalu, Ryu. Mark adalah seorang laki laki yang suka sama Ryujin tetapi Ryuji...