Thank you guys, yang udh baca sampai sejauh ini T_T
Semoga kalian suka upnya yaa~Hari ini Arlin pergi ke kampusnya, masa OSPEK telah ia lalui. OSPEK hari pertama ia berbicara sebanyak 4 kali, di hari kedua 6 kali, dan hari ketiga 5 kali. Itu sangat melelahkan rahangnya pegal dan ngilu, belum lagi akhir² ini banyak sekali yang menghubunginya dengan mengambil no ponselnya lewat grup angkatan dan itu membuat ponselnya bising.
Arlin berjalan masuk kampusnya, saat Arlin melalui koridor mading terlihat beberapa mahasiswa berkumpul di depan mading, saat Arlin lewat semua mahasiswa itu menoleh ke arahnya. Mencoba untuk tak menghiraukannya dan hendak berlalu, Arlin menoleh sejenak kearah mading itu. WHAT!? ITU GUE? kenapa gue ada di poster 'FACE OF THE YEAR' Arlin beserta 5 kandidat lainnya masuk di dalam poster itu. Arlin mengeluarkan kertas note nya dan menuliskan beberapa kalimat
'Gue gak minat jadi miss university atau apalah itu jadi pliss eliminasi aja gue atau blacklist aja sekalian'
Kemudian menempelkannya pada bagian fotonya dan berlalu meninggalkan mahasiswa yang kepo membaca tulisannya....
"Hai, kenalin gue mina" Arlin menatap sosok dengan tinggi badan kira² 167 rambutnya menjuntai tergerai indah dan garis dagu V line yang membuat wajahnya ramping dan cantik. Sosok itu menarik tangan Arlin memaksa untuk bersalaman, Arlin berpikir keras sepertinya ia pernah melihatnya
"lo lebih cantik kalau diliat langsung ya, gue kagum banget lo itu udah jadi topik hangat satu kampus tau" Arlin tampak tak tertarik dan hanya menguap lebar "lo pasti seneng banget kan" Arlin mengerjapkan matanya dan menatap malas sosok yang sedari tadi bicara panjang lebar di sampingnya "Oh engga toh hehe" Mina menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Arlin menarik bantal mini dari dalam tote bag nya dan menatap malas mina sekali lagi "Lo ngantuk, yaudah tidur gih gue duduk disini aja boleh ga?" Arlin bingung gadis itu sudah dari tadi mendaratkan bokongnya di atas kursi disamping Arlin dan baru sekarang dia bertanya? Arlin hanya mengangguk sekali untuk menanggapi omongan Mina....
"HOAMMM" Arlin menguap lebar ia tersadar dari tidurnya dan menatap ke depan kelasnya tak ada dosen dan kondisi kelasnya tidak terlalu ramai, Arlin menatap Gea yang duduk di depannya bersama Mina. Hah? Mina? Terus disamping gue? Arlin menoleh ke arah bangku yang tadi di duduki oleh Mina "Nyenyak tidurnya?" David? Ngapain anak Fk. Psikologi ada di kelasnya?
KRUKK~
Sial! Gue laper kenceng banget lagi bunyinya dia dengar gak ya? Arlin ragu - ragu menatap David dan... "Bwahahahahaha" *sigh sial gue malu banget, David selesai dengan tawanya dan menyeka air matanya kemudian menarik pergelangan tangan Arlin seenaknya, membuat Arlin berdiri dan mengikuti langkah David. Arlin terlalu malas untuk melawan dia hanya menatap punggung David yang bidang serta sisi wajahnya. Rahang tegas, hidung mancung, serta garis matanya yang indah. David punya tahi lalat di sudut atas mata kanannya yang menambahkan kesan tajam saat ia melirik.
...
"Lo masih mau pegangan tangan sama gue?" Arlin buyar dari lamunannya "hah? Oh" Arlin dengan buru - buru melepaskan tangannya saat sadar kini mereka telah berada di kantin kampus "lo mau makan apa? Pliss jangan jawab terserah!" Arlin menatap menu - menu yang tersedia. Arlin menunjuk menu yang ia pilih tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dan sudah pasti David mengerti. Arlin melenggang pergi menuju tempat duduk yang berada di tengah. Sambil menunggu David membawakan pesanannya ia memainkan ponselnya. Samar - samar Arlin dapat mendengar beberapa bisikan dari orang - orang di sekitarnya.
"Eh itu bukannya kandidat Face Of The Year ya?"
"iya bener banget aku tadi liat dia di mading, aslinya emang cantik banget, namanya Arlin kan ya?"
"iya! Iya bener Arlin. tapi orangnya sombong gitu gak sih? Kek judes banget"
"Iya! Gue masa tadi liat dia nulis di stick note katanya gak minat gitu jadi kandidat terus minta di blacklist"
"Songong banget gak sih? Susah tau untuk jadi nominasinya eh dia yang kepilih tanpa ngapa - ngapain malah di sia - siain"
"Eh udah - udah ntar orangnya denger!"
Arlin tak menghiraukan omongan orang - orang seperti mereka dan hanya fokus pada layar ponselnya. David menghampiri Arlin dengan baki berisi makanan mereka ia meletakkannya di meja. Tanpa basa basi Arlin mengambil mangkuk baksonya dan segera melahapnya, risih! David terus menatapnya "apa?" akhirnya Arlin berbicara. David tersenyum lebar karenanya "gak, gapapa sih gue cuma lagi ngamatin wajah lo yang persis kayak kanvas putih" Arlin terus melahap baksonya dan menatap David sejenak kemudian mengerutkan dahinya tanda tak mengerti "kosong tanpa ekspresi" David berbicara seolah itu bukan apa - apa dan mulai memakan makanannya, Arlin yang tertegun hanya menatap David lama kemudian memakan lagi makanannya.
"Tapi lo tenang aja, gue bakal nyiptain ekspresi di wajah kosong lo itu" David nyengir lebar dan kembali melahap makanannya.Gea, Mina, dan Ica datang kemudian duduk di kursi mereka. Terlihat Ica sedang mengelarkan kain putihnya lagi, pada kursi yang hendak ia duduki dan mengeluarkan kotak yang di bungkus kain, kemudian membuka bungkusan kain itu dan terlihat lagi bungkusan kain lainnya begitu seterusnya hingga 5 lapis akhirnya mereka dapat melihat apa yang berada di dalamnya. Ya! Kotak bekal, ia membuka kotak bekalnya dan memakannya. Semua orang speechless dan mulai bergeser serempak menjauhi Ica.
...
Sudah waktunya untuk pulang, Arlin melangkah keluar kampus bersama Gea, Mina dan Ica "Lin lo beneran mau keluar dari nominasi Face Of The Year?" Mina membuka bicara. Oh iya! Akhirnya Arlin ingat siapa Mina dia juga kandidat Face Of The Year urutan ke 3, Arlin hanya mengangguk menanggapi kalimat Mina. Mereka terhenti di area depan kampus Mina menunggu pacarnya keluar kampus untuk mengantarnya pulang, Gea langsung pulang menggunakan motornya sedangkan Ica ia langsung pulang berjalan kaki karena takut naik kendaraan umum yang penuh kuman katanya.
Gea telah pergi bersama pacarnya kini tinggallah Arlin sendiri. Cuaca hari ini sedikit mendung dan Arlin sedang duduk di bangku taman kampus. Gemuruh guntur terus menerus bersahutan Arlin menatap lurus ke depan
"Gue bakal nyiptain ekspresi di wajah kosong lo itu"
Arlin menggelengkan kepalanya kasar kenapa? Gue mikirin dia? Batin Arlin.
Arlin menyandarkan tubuhnya pada sandaran bangku dan kepalanya mengadah ke atas kemudian menutup matanya
"Hahhh~" helaan nafasnya yang sulit di artikan apa yang tengah ia rasakan.Tes Tes Tes
Gerimis mulai turun Arlin tak juga beranjak dari tempat duduknya dan membiarkan air hujan membasahi wajahnya "David" entah kenapa tiba - tiba Arlin melirihkan nama David mungkin sekarang isi kepalanya sedang di penuhi laki - laki itu. "Apa?" Arlin membelalakkan matanya kaget dan menatap David tengah berdiri di depannya kemudian menyodorkan payung ke atas kepala Arlin. Sejenak Arlin tertegun dan menatap David dengan tatapan kosongnya itu "kenapa?" Arlin menghela nafas sejenak "Kenapa lo... terus menerus memenuhi isi kepala gue?" David membatu di hadapan Arlin yang kini tatapannya berubah menjadi sorot tajam "Lin gue gak maksu.." "Gue gak butuh ekspresi ataupun bantuan dari lo! Gue nyaman dengan dunia gue sendiri jadi please jauhin gue" Arlin berdiri kemudian david menyusuaikan tinggi payungnya.
TAK!
Arlin menepis kasar tangan David yang sedang nemayunginya hingga payung tersebut terhempas dan tertiup angin yang kencang. Arlin berbalik meninggalkan David "Lin" Arlin terus berjalan tak menghiraukan David "ARLIN!" David berteriak lantaran guntur yang mungkin membenamkan suaranya, Arlin tetap tak mengindahkan David.
Tap Tap Tap
David melangkah kasar dan meraih pergelangan Arlin "Jangan nyuruh gue untuk ninggalin elo sementara hati lo, berkata lain" lirih David nyaris tak terdengar. David membalikkan tubuh Arlin dan betapa terkejutnya dia menatap mata layu itu memerah dan sembab, air matanya larut dengan air hujan kemudain empunya terisak isak. David memeluk Arlin kemudian berbisik "Gapapa lin, gue bakal tetep ngejar elo".
T_T David kejar aku sajaaa :)
Aku gak bakal lari² kok kkkkk
Ok guys jangan lupa vote + follow + coment plissss 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlin Biar Aku Yang Mengejarmu
Teen FictionTerlihat amat rumit, misterius, dingin, judes hingga kasar membuat siapapun yang melihatnya pasti ilfil dengan Arlin. Tapi tak berlaku bagi David, pria yang tak ada takutnya itu menggoda singa yang tertidur. Bagi David, Arlin gadis yang penuh luka d...