Alohooo ii kambek lagi hihii...
Jangan lupa tinggakin jejak manis yaaa...
V O T E
A N D
C O M M E N T
(HATURNUHUN)🌷HappyReadingGengs🌷
Aku menggulirkan retinaku ke samping, mencoba menikmati pemandangan pohon yang berjajar rapi di tepi trotoar jalan. Tanganku meremat-renat ujung baju yang kukenakan, mencoba menghilangkan rasa canggung yang menyerangku.
Mobil yang kutumpangi melaju dengan kecepatan sedang ke arah cepat. Biasanya aku paling suka dengan kecepatan yang seperti ini, tidak kebut-kebutan tapi juga tidak lelet. Tapi untuk sekarang rasanya aku ingin laki-laki yang mengemudikan mobil ini memacu kendaraannya dengan cepat.
"Bu Anna." Suara berat dari laki-laki yang duduk di kursi kemudi itu membuka suara setelah sekian lama kami saling diam.
"Iya?" Aku memberanikan diri menatapnya.
Hidung bangir laki-laki itu langsung mencuri perhatianku. Dari samping begini, hidungnya terlihat lebih tinggi, tajam, dan kokoh.
"Maaf ya saya dan Bella sering ganggu waktu itu." kata laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah om sekaligus ayahnya Nabella.
Ya sesuai janji, hari ini aku ikut menjemput Nabella pulang dari rumah sakit. Tadinya aku pikir Pak Yigal tak akan menjemput karena dia tak menghubungiku sama sekali. Saat diberi tahu Bu Mirna bahwa Nabella akan pulang, beliau sempat mengatakan bahwa Pak Yigal nanti akan menjemputku. Tapi waktu itu Pak Yigal tak mengabari sama sekali, baru tadi pagi dia memberik kabar kalau dia akan menjemputku. Sepertinya Pak Yigal ini sibuk sekali. Aku tak tahu bagaimana kehidupan laki-laki lajang beranak satu ini, yang aku tahu dia bekerja sebagai dosen di salah satu universitas terkemuka di kota ini.
Percakapan kembali terputus dan aku memilih memainkan hpku untuk membuang jenuh sampai akhirnya kamipun tiba di rumah sakit.
Aku dan Pak Yigal bergegas menuju ruangan Nabella, masih dengan diam yang menyelimuti kami.
Aku mengucapkan salam, lalu tersenyum manis dan melambaikan tanganku ke arah Nabella begitu masuk ke ruang inapnya. Gadis cilik yang sedang duduk bersandar pada bantal yang disusun itu langsung menegakkan tubuhnya meski terlihat kesusahan. Dia terlihat begitu senang saat aku dan ayahnya datang. Senyum di bibir pucatnya mengembang. Matanya yang terlihat dalam dan sayu, kini berbinar-binar.
Bu Mirna yang tengah memasukkankan baju-baju cucunya ke dalam tas, menoleh ke arahku lalu tersenyum. Aku dan Pak Yigal menghampiri beliau untuk mencium tangan wanita paruh baya itu.
Selesai dengan Bu Mirna, aku langsung menghampiri Nabella. Infus ditangannya sudah dicabut dan selimut yang biasa menghangatkannya kini sudah terlipat rapi di ujung ranjang itu.
"Teh Bella seneng hari ini bisa pulang?" tanyaku seraya mengelus kepalanya.
Nabella mengangguk lemah, terlihat masih lemas. Tapi binar bahagia itu tidak bisa dia sembunyikan.
"Kangen temen-temen." ujar Nabella kemudian. Aku tersenyum mendengar penuturan polosnya. Dua minggu lebih atau mungkin hampir tiga minggu Nabella di rawat di rumah sakit. Wajar kalau dia kangen teman-temannya. Aku juga tidak bisa setiap hari datang menjenguknya karena ada pekerjaan lain yang tak bisa aku tinggalkan. Beberapa hari lalu dia pasti kesepian. Bu Mirna pun sering mengatakan hal itu baik langsung atau ditelpon.
"Nanti kalau Teh Bella udah bener-bener sembuh bisa ketemu lagi sama temen-temen. Jadi Teh Bella harus banyak istirahat dan rajin minum obatnya. Jangan lupa banyak makan sama minum, oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CALON BUNDA🍎
RomanceDirebutin empat muridku untuk jadi bunda mereka. Ya ampun, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mau menyakiti mereka. Namaku Ivanna Lusi. Aku adalah seorang guru Sekolah Dasar dan aku diminta untuk menjadi bunda dari empat muridku. Dan astaga Ayah...