***Happy Reading Gengs***
DARI PROLOG SAMPAI PART 11 ADA BEBERAPA PERUBAHAN YAAA...
Jangan Lupa Tinggalin Jejak Manis Yaaa
***
Aku termasuk guru yang sering datang paling pagi mengingat aku masih terbilang guru junior di sekolah ini. Meskipun ada beberapa guru yang lebih junior dari pada aku, tapi aku tetap memilih datang lebih pagi dari yang lainnya. Bukan karena aku ingin dipuji oleh atasan atau rekan-rekan guru lainnya, tapi menurutku datang pagi sesuai jadwal itu termasuk ke dalam implementasi kedisiplinan yang nyata.
Mengingat profesiku adalah seorang guru, tentu setiap gerak-gerikku tidak luput dari panatauan orang-orang di sekitarku. Dosen semasa kuliahku dulu pernah mengatakan bahwa 'Guru' itu adalah sosok yang 'digugu dan ditiru', jadi aku seperti punya tanggung jawab moral untuk selalu memberikan contoh yang baik pada lingkungan sekitarku. Meski aku masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak yang perlu aku perbaiki dari sisi mana pun setidaknya aku berusaha untuk menjadi figur guru yang seharusnya. Toh tidak ada ruginya datang pagi-pagi, aku jadi bisa lebih bersantai dan mempersiapkan persiapan upacara rutin mengingat hari ini adalah hari senin.
Begitu aku datang di depan gerbang, anak-anak yang melihatku langsung berteriak memanggil namaku dan berlari menyusulku yang baru saja memarkirkan motor diparkiran yang bersebelahan dengan kantin, mereka langsung rebutan salaman denganku.
Melihat antusias anak-anak menyambutku sambil salaman seperti ini menimbulkan kebanggaan tersendiri untukku. Hatiku selalu menghangat saat anak-anak manggilku 'ibu'. Rasanya terbayar sudah semua kerja kerasku selama menyelami ilmu di bangku perkuliahan dulu dengan materi seabrek, tugas melilit leher, dan dosen yang kadang ngeselin.
Guru-guru yang lain mulai berdatangan tak lama setelah aku datang. Kulihat Bu Aas dan Bu Asa juga sudah datang. Mereka berdua naik motor bareng karena rumah mereka memang searah, jadi Bu Aas sekalian numpang sama si hitam punya Bu Asa. Anak-anak yang semula menggerumbuniku pun berpindah haluan pada Bu Asa, Bu Aas, Bu Ratna, dan Pak Vikro.
"Pagi bu guru..." sapa Bu Aas dan Bu Asa di hari senin yang cerah ini. Kedua guru muda yang juga berstatus sahabat baikku ini langsung mengajak salaman dan cipika-cipiki.
"Pagi juga ibu-ibu cantik." balasku.
"Pagi, Bu Anna," sapa Bu Ratna yang baru saja selesai diserbu anak-anak,"hari ini anak-anak kelas lima semangat sekali ya... dari tadi gak berhenti nyalamin saya."
Anak-anak kelas 5 memang paling bersemangat dan antusias ketika bertugas sebagai petugas upacara. Bahkan saat latihan di hari Sabtu pun mereka yang terlihat paling rajin dan niat.
Aku mengulas senyum mendengar celotehan Bu Ratna pagi ini lalu menyalaminya,"Pagi juga, Bu. Iya anak-anak sedang semangat-semangatnya mungkin karena kebagian jadi petugas upacara." ucapku sambil melayangkan pandangan pada lapang upacara di mana anak-anak kelas 5 yang bertugas sebagai petugas upacara tengah mempersiapkan diri dibimbing oleh Pak Vikro. Guru muda itu memang paling bisa diandalkan dalam hal apapun karena kesigapannya.
"Tumben siang." celetuk Bu Ratna sambil mendudukan diri di kursi kebesarannya.
"Biasa Bu, Bu Aas setornya lama." Jawab Asa sambil tertawa kecil.
"Hahhaaaaa kalau gitu jait aja bu biar gak bocor aja." Ledek Bu Ratna yang mendapat tosan dari Asa.
"Wah Bu Ratna pagi-pagi udah nabuh genderang perang nih." Aas pura-pura marah dengan berlagak sok galak, membuat penghuni ruang guru ini tertawa kecil.
"Good morning everybady...." suara maha dahsyat menggema dari arah pintu ruang guru.
Aku beserta semua penghuni di ruang guru ini langsung menoleh ke arah sumber suara sambil tertawa karena celotehan guru kelas 4 yang terkenal humoris itu. Siapa lagi kalau bukan Bu Nyimas, biduan sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALON BUNDA🍎
Roman d'amourDirebutin empat muridku untuk jadi bunda mereka. Ya ampun, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mau menyakiti mereka. Namaku Ivanna Lusi. Aku adalah seorang guru Sekolah Dasar dan aku diminta untuk menjadi bunda dari empat muridku. Dan astaga Ayah...