***Happyreadinggengs***
Hai...semua ii balik lagi. Akhirnya setelah sekian lama cerita ini maupun cerita lainnya vakum, ii kembali update. Buat yang nungguin kelanjutan cerita Pak Sasemse sama De Cetumonya atau Pak Bagas sama Anna, mohon bersabar yaaa ini ujian. Dududu dudu duduuuuu
Jangan Lupa Tinggalin Jejak Manis Kalian yaaaaa...
***
Sekarang ini aku tengah menunggu jemputan Aqila seperti biasa. Tadi Arthur dan Farel sudah dijemput lebih dulu dan kini tinggal gadis cilik berkepang dua ini yang masih tertinggal. Rencananya setelah Aqila dijemput aku akan langsung ke rumah sakit untuk menjenguk Nabella.
Menurut informasi yang aku terima dari Bu Mirna, katanya Nabella tidak mau makan kalau bukan aku yang menyuapin. Tadi pagi juga Nabella mau makan dan minum obat sambil video call-an denganku. Sejak dia sakit kemarin, dia emang lebih manja padaku dan tidak mau jauh-jauh dariku. Bu Mirna sampai harus menelponku beberapa kali karena keinginan Nabella, beliau pun terus-terusan meminta maaf karena merasa ngenganggu pekerjaanku. Padahal enggak, aku dengan senang hati melakukan itu semua.
Mengingat hari ini aku akan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Nabella dan kemungkinan akan bertemu dengan Pak Bagas, entah kenapa membuat hatiku berdesir aneh. Aku seperti tidak sabar sekaligus bingung harus bersikap bagaimana terhadap ayah salah satu muridku itu. Sebenernya aku malu bertemu dengan Pak Bagas karena habis video call-an semalam. Maksudku, aku kan hanya sebatas wali kelasnya Aqila tapi tiba-tiba saja malah video call-an dengan ayahnya Aqila ya meskipun awalnya Aqila yang mau. Jadi menurutku tetap saja ini agak aneh. Apa ini wajar?
"Uuugh... lama..." gerutu Aqila sambil menarik-narik rambutnya yang dikepang.
"Sabar ya sayang..." Aku mengusap-usap bahu mungil Aqila.
"Iya Bu..." jawab Aqila sambil menguap sepertinya dia ngantuk dan butuh tidur siang.
Drtt... Drrrt...
Hpku berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Aku merogoh saku baju dinasku untuk mengambil benda pipih persegi itu. Nama Pak Bagas yang aku baca di layar pintarku membuat aku kaget, namun di lain sisi hatiku menghangat. Pak Bagas lagi?
"Hallo, assalamualaikum?"
"Waalaikumussalam, Bu Anna." jawab seseorang di sebrang sana yang secara ajaib membuat perasaanku berdesir aneh.
"Iya, Pak, ada apa?"
"Bu, kata Neneknya Bella Ibu katanya mau ke rumah sakit jengukin Nabella?"
"Oh iya, Pak."
"Kebetulan, boleh saya minta tolong?"
"Iya, Pak, boleh." jawabku terdengar antusias. Kuharap ini hanya perasaanku saja.
"Tolong ajak Aqila juga ya, hari ini saya ada janji makan siang sama dia tapi sepertinya saya tidak bisa jemput karena masih ada pasien. Jadi biar nanti makan siangnya di sini aja."
"Oh iya, Pak, nanti saya ajak."
"Pak Rusli udah berangkat, nanti biar Pak Rusli aja yang nganterin ke sini."
"Pak Rusli?"
"Sopirnya Aqilla."
Ini sih aturannya aku yang numpang.
"Bu?" Suara lembut nan berat itu kembali menyapa gendang telingaku.
"Iya Pak."
"Bu, itu Ayah?" tanya Aqila sambil menatapku.
![](https://img.wattpad.com/cover/157195218-288-k487882.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CALON BUNDA🍎
RomantizmDirebutin empat muridku untuk jadi bunda mereka. Ya ampun, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mau menyakiti mereka. Namaku Ivanna Lusi. Aku adalah seorang guru Sekolah Dasar dan aku diminta untuk menjadi bunda dari empat muridku. Dan astaga Ayah...