Bab 2

5 1 0
                                    


Mata indah dengannya aku bisa berdebar, memacu cepat memberhentikan dunia seolah di rungan ini hanya ada kata kita.

-Calvin-

***

Salah satu hal yang jarang dilakukan oleh Calvin adalah memandangi sosok yang pertama kali ia temui pagi ini,

Baginya, duduk di belakang gadis ini membuat hati nya senang sekaligus membuatnya bersemangat sekolah. Sudah beberapa kali Calvin pinda sekolah, pekerjaan Ayahnya lah yang memaksa keluarganya untuk berpindah – pindah tempat tinggal.

Biasanya hari pertama adalah hari yang paling menyedihkan karena hanya wajah asing lah yang Calvin lihat. Tapi tidak dengan pagi ini. Calvin sudah berada di kelas dengan wajah semangatnya.

"Hatciihh" Calvin menoleh, ternyata gadis itu ada di seberang rak buku.

Apa yang dilakukan nya dengan memanjat tangga, lalu dengan kemoceng yang ada di tangan nya menjawab pertanyaan Calvin.

"Permisi" tegur Calvin.

Tangga yang tadi menyangga tubuh Alea tiba – tiba goyang, mungkin karena terkejut dengan sigap Calvin memegang kaki tangga agar Alea tidak terjatuh.

"Lo kenapa muncul tiba – tiba, untung gue gak jatuh!"

"Maaf"

Alea menghebuskan nafas kasa, "Mau apa?"

"Mau baca buku" jawab Calvin asal, bodoh tentu mencari buku ia bukan di pasar dengan menenteng tas belanjaan.

"Ini perpustakaan, semua orang kesini juga membaca buku" ucap Alea terdengar kesal.

"Nama lo siapa?"

"Alea!" panggil seseorang,

Calvin melihat sosok pria dengan penampilan culunya nya, menggunakan kaca mata tebal dan menenteng buku menghampiri Alea.

Alea,

Ya namanya Alea.

"Kenapa Bob?"

"Dicariin Bu Susi tuh, dikasih bonus kali lo" ucap Bobby

Bobby dan Calvin saling pandang, mungkin bersahabat dengan mereka tidaklah buruk.

"Tunggu!"

Bobby menoleh, Calvin mengulurkan tangan nya ke arah Bobby, "Kenalin gue Calvin"

"Bobby" balas Bobby menjabat tangan Calvin. "Anak baru ya?"

"Iya" balas Calvin,

"Mau ngobrol bareng? Ikut gue ke kantin"

Calvin mengangguk menyetujui ajakan Bobby.

***

Calvin duduk berhadapan dengan Bobby, mereka duduk di ujung meja kantin karena suasana kantin benar – benar ramai saat istirahat pertama.

Terdengar suara pecahan diatas lantai disusul dengan pekikan seorang wanita.

Keduanya menoleh, medapati Alea yang berdiri pucat.

"Baju gue!" Wanita itu memandang Alea, kemudian mendorong bahu Alea. "Lo lagi!, kenapa sih lo selalu cari masalah sama gue?"

Calvin menatapnya jengah,

"Maaf gue gak sengaja" ujar Alea dengan suara bergetar karena takut

"Gawat, Alea kena masalah lagi!" ucap Bobby panik.

"Siapa dia?"

"Bianca, dia anak dari ketua yayasan disini, orang tuanya penyumbang terbesar di yayasan ini. Bukan nya jadi contoh baik dia malah seenak nya gitu. Gak ada yang berani berurusan sama dia" ucap Bobby panik

"Alea kena masalah, bisa – bisa beasiswa nya terancam"

"Kenapa bisa gitu?"

Bobby menghela nafas, frustsi "Bianca gak akan ngelepasin orang yang udah bikin dia kesel"

"Bukan salah Alea, gua liat semuanya tadi" ucap Calvin santai

"Mau Alea salah atau gak, Bianca gak akan peduli karena dia udah benci banget sama Alea"

Kembali lagi pada Alea dan drama yang di buat Bianca,

Alea masih tertunduk, ia takut jika berhadapan dengan Bianca.

"Lo mau cari mati?" Suara Bianca menggelegar menjadi pusat perhatian satu kantin, tak ada yang berani membela Alea, walaupun jelas Alea tidak sengaja.

"Lo gak tau siapa gue hah?" teriak Bianca,

Sungguh benar – benar drama yang membuat Calvin muak.

"Maaf" hanya kata itu yang mampu keluar dari mulut Alea.

Bianca mengambil segelas es teh diatas meja yang tak jauh dari jangkauannya. Ia mengarahkan ke Alea, namun sial tangan nya ditahan oleh seseorang.

"Lo tuli? Dia kan udah minta maaf" ucap seseorang dengan nada dingin

Bianca menoleh, terkejut dengan siapa yang menahan tangannya. Bianca tersenyum tertarik dengan paras tampan Calvin, sesaat jantungnya berdebar tangan nya bersentuhan dengan Calvin.

Lamunan nya buyar ketika Calvin merebut gelas yang ada ditangan nya,

Sialan!, maki Bianca dalam hati

"Gue liat semuanya, Alea gak sengaja numpahin kuah bakso ke baju lo. Itu ulah dia" Calvin menunjuk salah satu murid laki – laki yang ada di dekat mereka.

"Jangan libatin orang yang gak bersalah sama permainan lo, jangan jadi penegecut berlindung di belakang orang" ucap Calvin dingin. Ia menarik tangan Alea mengajak nya untuk menjauh dari kantin.

***

Tbc ...

LuciolesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang