Bab 5

6 1 0
                                    

Calvin kesal karena pagi ini jalan raya menjadi sangat – sangat padat. Calvin harus terjebak macet diantara banyaknya pengendara. Ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Pukul 7

Calvin sudah terlambat, mungkin gerbang sekarang sudah ditutup. Saat lampu berubah hijau Calvin bergegas melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.Lima belas menit kemudian Calvin sampai di depan gerbang sekolah. Pintu gerbang sudah ditutup, karena kegiatan sekolah sedang berlangsung.

Dari belakang terdengar langkah kaki seseorang, Calvin menoleh. Senyumnya merekah, ternyata Alea juga telat. Alea berhenti tepat disamping Calvin sambil mengatur nafas. Alea membungkuk karena mungkin kelelahan berlari.

Calvin masih diam, namun saat Alea menoleh Calvin tersenyum "Hai" sapa Calvin.

"Lo telat juga?"

"Seperti yang lo liat" ujar Calvin sambil mengendikkan bahunya.

Alea menyeka keringat yang ada di pelipisya, Calvin menyodorkan botol yang berisi air mineral kepada Alea.

"Makasih" tak lama Alea langsung meminumnya hingga sisa setengah. "Nanti gue ganti" ujar Alea

"Gak usah diganti" tolak Calvin

" Oh yaudah, makasih"

Tidak lama kemudian gerbang dibuka oleh satpam. Memperbolehkan Alea dengan Calvin masuk, karena hanya mereka berdua yang telat. Yayasan yang mereka tempati ini tidak akan tanggung – tanggung memberi hukuman ketika ketahuan muridnya melanggar ketertiban sekolah.

Alea sungguh bernasib sial hari ini

Calvin kemudian pun juga ikut masuk. Deruman motor yang ia kendarai membuat seluruh siswa yang berbaris di lapangan menoleh kepadanya.

Beberapa siswi yang berada di sekitar lapangan pun ikut menoleh ke arah Calvin. Reaksi mereka sangat heboh.

"Itu Calvin? Anak baru disekolah kita?"

"Ganteng banget sumpah!"

"Calvin!!!"

"Sumpah tampangnya cool banget."

"Abis ini gua mau nge-stalk ig nya!"

Calvin yang mendengar celotehan mereka pun cuek, sengaja mengabaikan karena berlebihan. Ya, Calvin memang tampan. Setiap sekolah yang baru saja ia tempati semua siswi nya akan bereaksi sama. Tentunya Calvin sudah bosan. Calvin tergolong pemuda yang aktif dalam organisasi, dulu waktu kelas sebelas ia mengikuti beberapa lomba, ekstrakurikuler pun hampir semua ia ikuti. Namun ia hanya terfokus pada OSIS dan basket saja.

Tapi kali ini mungkin ia tidak tertarik lagi. Ibunya menyuruh untuk fokus karena sudah kelas 12 menghadapi Ujian Nasional.

Guru piket memanggil Calvin untuk segera melaksanakan hukuman. Disana sudah Alea dengan ekspresi muka kesalnya. Padahal hari ini adalah hari kedua bersekolah di tempat ini, namun Calvin sudah melanggar tata tertib sekolah. Sungguh menyebalkan

"Kalian hebat! Apa ini sekolah punya bapak moyang kalian? Seenak nya saja" Celoteh Pak Darmo sang guru piket yang bertugas pada jam pertama.

"Kalo bapak sudah lama di Jakarta pastinya bapak sudah mengalami macet. Itu sudah menjadi hal biasa disini"Ujar Calvin kelewat santai.

Sungguh, Alea yang disampingnya pun terkejut karena Calvin berani mejawab Pak Darmo, guru yang terkesan dengan hukuman tegasnya.

"Berani kamu melawan saya? Dasar anak ingusan kamu!" Pak Darmo sudah tidak bisa mengatur emosinya. Lalu menarik kuping Calvin kencang

Alea meringis, Calvin pula menahan sakit.

"Aduh – aduh, pak ampun sakittt!" Calvin mengelus kupingnya yang tampak memerah "Emang bener kan saya."

Pak Darmo melotot karena Calvin masih mau melawan.

"Kalian Bapak hukum lari lapangan ini sepuluh kali. Kalo selesai kamu ke halaman belakang, nyapu disana sampai bersih."

"Udah ada tukang Kebun pak, gunanya buat apa coba?" ucap Calvin sedangkan Alea menahan tawanya disamping Calvin.

"Dasar bocah gemblunggg! Mau kamu hukumannya saya tambah?" ucap Pak Darmo kelewat nge-gas.

"Nggak Pak" sahut Alea dengan Calvin bebarengan.

Alea mulai berlari, diikuti Calvin dibelakangnya. Alea berlari sangat lamban namun Calvin tetap sabar menunggu di belakangnya.

"Lari yang kencang! Masih muda jangan lemah!"

Entah darimana guru itu melihat. Setelah Calvin melihat sekeliling ternyata Pak Darmo berada di bawah pohon yang terletak di sudut lapangan.

Kaya setan aja demen nya di bawah pohon, jadi penunggu. Ujar Calvin dalam hati

Alea mempercepat gerakan larinya begitupun dengan Calvin.

Dan sepuluh putaran pun selesai, Alea segera mengambil minum di dalam tas yang diberikan Calvin tadi. Ia agak sedikit menyesal karena Calvin memberikan minumannya kepada Alea.

"Buat lo aja, ini masih sisa setengah. Tadi mulut gue gak nyentuh lubang botolnya kok"

Calvin menerimanya lalu menghabiskan minumannya.

Pak Darmo memanggil mereka lagi.

"Bapak akan tulis kamu di buku pelanggaran" ujar Pak Darmo "Calvin kenapa kamu terlambat? Kamu baru dua hari masuk sudah bikin ulah saja"

"Ngerjain tugas matematika pak. Begadang, terus kesiangan" ucap Calvin jujur

"Bagus ya mengerjakan tugas dijadikan alasan"

"Kenyataan nya emang begitu pak!" protes Calvin nyolot

"Berani kamu sama saya?" kini Pak Darmo sudah benar – benar marah

Calvin mendengus kesal membuang muka, daripada ribut dengan guru dan mendatangkan masalah lebih baik ia diam. Namun Calvin benar – benar ingin pergi saja dari sini.

"Alea, kamu kenapa terlambat?"

"Buku tugas saya ketinggalan pak, saya balik lagi karena tugas dikumpulin hari ini" ujar Alea jujur karena memang itu alasannya mengapa ia telat.

"Bagus ya kalian, tugas dijadikan alasan. Bapak heran juga sama kamu Alea, kamu ini anak beasiswa kasih contoh sama temen – temen kamu. Bukan contoh gak baik seperti ini"

"Iya pak saya minta maaf" Alea menunduk lesu.

"Kalian langsung masuk kelas saja, tidak jadi membersihkan halaman belakang, karena perintah dari wali kelas kalian. Hari ini ada ulangan harian jam pertama. Sekali lagi kalian sangat beruntung coba kalo tidak bapak akan menghukum kalian lebih dari ini"

Benar – benar Pak Darmo memang kelewat tegas. Tak pandang bulu memberikan hukuman dengan semua muridnya.

"Baik, terima kasih Pak" ucap Alea dengan Calvin bebarengan.


***

Tbc

LuciolesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang