lagi?

38 8 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa votmen dlu yeorobun

•••

Ketika bel pulang telah berbunyi dengan lantang, Haechan dan ke enam nya langsung segera bergegas pergi ke warung mas Yanto. Tempat tongkrongan mereka ber tujuh. Sudah menjadi rutinitas mereka bertujuh setiap pulang sekolah, mereka akan pergi terlebih dahulu ke warung mas Yanto.

Baru saja mereka ingin menyeberangi jalan, karena letak warung mas Yanto tepat berada di depan gedung SMA Tharuna Jaya. Haechan menghentikan langkah kaki nya membuat keenam teman nya menyerit bingung.

"Ngapa Lo chan?" Tanya jaemin

"Lo semua duluan aja, gue ada urusan negara. Bentar!" jawab nya

"Urusan negara atau apa nih? Kok gue curiga" jisung sambil menunjuk nunjuk wajah Haechan "ngaku Lo chan"

Haechan menepis tangan jisung "apaan si goblok, garing Lo. Udah sana Lo pada duluan nanti gue nyusul"

"Nggak nyusul mobil Ferrari lo di gondoll" timpal mark

"Alah palingan juga lo yang ngambil. Udah sana Lo pada banyak bacot banget"

"Idih sini li pidi binyik bicit imit" jaemin memenye menyekan ucapan Haechan.

"Yaudah lah nyok gan, kite duluan ae" kata chenle membuat ke enam temannya mengangguk dan berjalan menuju warung mas Yanto.

Setelah sudah memastikan teman teman nya benar benar sudah pergi ke warung mas yanto, Haechan langsung berlari pergi menghampiri Sonya yang ia lihat sedang berada di halte bus. Kesempatan

Haechan memperhatikan Sonya dari jarak jauh sebelum ia benar benar sampai di hadapan wanita itu, Sonya sedang menunggu bus sambil memainkan kedua kaki nya. Lucu

"Ekhemm" deheman Haechan ketika sudah sampai di hadapan Sonya, membuat wanita itu mendongkakan kepala nya.

"Belum pulang?" tanya Haechan bodoh. Sudah jelas ia masih ada di sekitar area sekolah

"Belum, ini lagi nunggu bus"

Haechan mengangguk "dari pada Lo capek capek nungguin bus, mending bareng aja yuk sama gue?"

Sonya mengeleng lalu tersenyum, "eh nggak usah"

"Nggak baik nolak ajakan orang ganteng, Bu mali"

Sonya terkekeh kecil mendengar perkataan Haechan " hah! Ko Bu mali sih?"

"Iya soalnya pak Mali nya udah meninggal, jadi tinggal Bu mali deh" jawab Haechan membuat Sonya tertawa renyah.

Haechan yang melihat Sonya tertawa seperti itu, jujur ia terpaku. Wajah Sonya benar benar terlihat sangat cantik

"Kamu ada ada aja deh" seru sonya

Haechan tertawa "yaudah ayo bareng gue aja. Gue nggak Nerima penolakan!"

Haechan menarik lembut tangan Sonya, membuat nya berdiri.

"Ayok" ajak Haechan

Sonya memegang tangan Haechan yang sedang memegang sebelah tangannya, membuat Haechan tersedak. Kaget

"Serius nggak usah. Aku nggak mau ngerepotin kamu"

"Gini ya kalo gue merasa repot, ya gue nggak bakal mau nganterin lo lah"

"Tapi aku bener bener nggak enak, mending nggak usah deh. Mungkin sebentar lagi juga bus nya bakal dateng" tolak Sonya pelan

"Gini ya, sekolah udah sepi. Anak anak udah pada balik semua. Lagian ini juga udah mendung, Lo yakin masih mau nunggu?" Haechan menjeda ucapannya, lalu ia menatap langit yang sudah mulai mengelap "udah ayo gue anterin, nggak usah nolak karena gue nggak nerima penolakan"

sorry, HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang