5. Tidur bareng lagi

4.2K 252 4
                                    

     Didalam bar di meja agak pojok, dua pria sedang bercanda tawa sembari meminum bir, mereka berdua terlihat mabuk berat.

"Jadi gimana Fan? Menang taruhan?"
     Defan menengok sahabatnya Dion sembari meneguk kaleng bir yang entah ke berapa, membuat ekspresi jelek nya dan tersenyum diiringi mata nya yang sayu.

"Iya lah baru aja tadi ditransfer 8M!"
     Dion terbahak puas karena teman nya menang, bahkan mendapatkan lebih banyak dari perjanjian.

"Jadi lo udah naena dong sama Aca? Atau malah main double?"

"Belum! Urusan itu gue males, gue takut gak orgasme pas nyiksa mereka, bukan cara gue itu mah"

"Gue paham. Terus gimana tuh kalo mereka lepas. Lo bisa mati ntar!"
     Dion berbisik membuat wajah keduanya untuk beberapa saat begitu fokus hingga Defan terbahak setelahnya.

"Hahaha ini nih yang gue suka. Gue bilang sama dia kalau gue juga korban"

"Kampret! Iblis lo ya. Hahahaha"
     Keduanya bersulang untuk uang 8M dari trik cerdas mereka, membiarkan 2 kehidupan yang akan hancur hanya demi sejumlah uang yang bahkan bisa diberikan Sesil saat itu juga.

"Heh sohib"
     Dion menatap Defan dengan wajah jelek mabuk nya.

"Gue gak nyangka ya gara-gara kejadian dulu sampai si culun Joan jadi sadis gitu"

"Jangan dipikirin. Udah takdir dia bikin kita kaya raya hahahaha"

     Kedua nya terus minum, bahkan beberapa pelayan sempat harus menunggu mereka disekitar sana agar tidak terjadi keributan, mereka mabuk dan terlihat seperti orang menyebalkan yang menggaggu sana sini.



*****



     Gerakan kecil dari orang yang terlelap disamping nya membuat dia terbangun, menoleh ke wanita yang terlihat begitu kesakitan dalam setiap gerakan tubuhnya.

"Ehh?? Gue ketiduran?"
     Dia mengerjapkan mata sebagai pengganti tangan yang biasanya mengucek mata, melihat  sekeliling saat harusnya dia sudah keluar dari tempat jahanam ini, pikirnya.

"Polisi belum datang?"
     Sesil mencoba meraih kantong Aca yang masih terlelap untuk mengambil ponsel, namun saat dia menyentuh kantong Aca, indra peraba nya tidak menemukan apapun.

"Kok enggak ada?"

"Hp Aca kemana??"

"Apa diambil Joan?"

"Enggak mungkin."


    Wajah Sesil menegang dan sesekali dia mengernyitkan dahi sambil berpikir, semua logika, ingatan dan kejadian dia resapi, mencari apa yang terjadi dengan ponsel dan juga panggilan pada para polisi.

Harusnya Aca sandaran di pundak kiri gue. Tapi dia di sisi kanan gue.

"BRENGSEK! CUMA MIMPI DOANG!"
     Sesil berteriak hingga tak sengaja membangunkan Aca, gadis itu menggeliat hingga sara sakit nya terasa kembali.

"Kakak? Awwss"

"Jangan banyak gerak dulu Ca"

"Kak kepalaku pusing"

"Iya kamu tadi mabuk Ca. Tidur lagi aja ya"
     Sesil menatap sekeliling dan menemukan benda menempel di dinding.

"Masih jam 11 Ca. Tidur aja ya.."
     Tangan Aca menggeliat dan sesekali dia meringis saat mencoba menarik sesuatu yang menahan tanganya.

Bosku Pacarku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang