01. Melanggar Janji ♡

37K 1.8K 22
                                    

Kata kebanyakan orang, tidak ada manusia yang sempurna. Namun Vivi merasa itu sedikit salah. Dia yakin suaminya begitu sempurna, setidaknya pria itu melebihi apapun yang ia harapkan dalam kehidupan berumah tangga. Dari mulai kondisi fisik, hati, sampai kepribadian, sudah pantas menganggapnya sempurna.

Pria itu bernama Samlo, orang yang ia kenal selama sepuluh tahunan dan kini telah menjadi suaminya semenjak tiga tahun belakangan. Suami terbaik yang pernah ia tahu. Selama ini hampir tidak ada orang yang sebaik Samlo di hidupnya. Dermawan, murah senyum, menyenangkan, humoris, tutur kata pun selalu halus. Selama sepuluh tahunan saling mengenal, ia tidak pernah mendengar satu kata kasar keluar dari mulutnya.

Biasanya seseorang akan menunjukkan kebiasaan lain saat sudah menikah. Kebanyakan hal buruk, seperti malas bangun, tidak disiplin atau semacamnya, akan tetapi tidak dengan Samlo, dia memang sempurna.

Vivi tidak pernah sekalipun mendengar suaminya mengeluh, apalagi bersedih. Padahal mereka sudah mengenal terlalu lama akan tetapi mengapa Samlo begitu sempurna? Selalu bahagia, ceria, dan menyayanginya sepenuh hati.

Sejak kelahiran putra mereka hampir setahun silam, Samlo juga bertambah perhatian pada istrinya itu. Jadwal pulang kerjanya tidak pernah telat. Dia memilih menghabiskan malam dengan keluarga kecilnya ketimbang lembur di kantor.

Selama empat bulanan, pria ini juga bangun lebih pagi demi membuat sarapan. Berdiri di depan meja dapur dengan kondisi sudah berkemeja rapi. Dia semakin ingin memperlihatkan bahwa dirinya adalah sosok suami idaman.

Vivi berjalan masuk ke ruang makan dengan membawa bayi laki-lakinya. Wanita muda ini terlihat masih dalam balutan kimono sutra merah saga.

"Kamu tidak perlu menyiapkan sarapan tiap pagi, aku jadi merasa bersalah tahu," kata wanita berambut hitam lurus sebahu itu. Dia berjalan mendekati meja makan. Setelah mendudukkan putranya di kursi bayi khusus, dia duduk pula di salah satu kursi.

"Tidak masalah, kamu duduk saja dan biarkan aku membuat selai stroberi ini— sebentar saja kok," kata Sam mengambil sekotak buah stroberi dari dalam lemari pendingin.

Ia memanaskan sebuah wajan teflon di atas api kompor kecil. Kemudian memasak buah-buahan itu beserta bahan-bahan lain. Keahliannya memasak pun tidak perlu diragukan. Sekarang pertanyaannya, apa yang tidak dikuasai pria ini?

Vivi merasa dunianya bak negeri dongeng, dimana ia sudah menikahi seorang pangeran dan kini kehidupannya akan selalu bahagia. Hampir tidak mungkin ada masalah berat yang menjerat mereka. Hubungannya dengan Sam juga sangat terbuka, tidak ada rahasia yang tersembunyi— itu yang ia tahu.

"Sudah siap selai kesukaanmu, Vivianne Cantik—" Sam menaruh beberapa roti tawar di atas meja, lalu satu mangkuk selai buatannya. Tak lupa, dia juga sudah menyiapkan susu anaknya. "Dan ini untuk Elliot yang paling imut."

Bayi itu sudah bisa memegang botol sendiri. Dia tersenyum pada Sam saat mulai meminum susu.

Sam duduk di samping sang istri. Sambil mengoleskan selai di rotinya, dia bertanya, "bagaimana dengan rencana makan malam kita nanti di restoran pilihanku, kamu mau'kan?"

"Tentu saja," jawab Vivi tersenyun bahagia. Dia mengambil satu roti, lalu mengolesikan selai di atasnya. Aroma manis stroberi sukses membuat perut bergemuruh pelan. Apalagi ini buatan tangan Sam, rasanya akan lebih manis. "Apa ada hal yang ingin kamu rayakan?"

Sam tersenyum jahil. "Rahasia dong, pokoknya kamu harus berdandan cantik— pakai gaun yang sudah kubelikan kemarin."

"Beneran tidak boleh bawa El?" tanya Vivi entah mengapa malah berdebar bak seorang remaja yang menanti kado pacarnya. Demi menghindari pandangan dari mata penuh pesona dari Sam, dia menatap Eliott yang masih meminum susu.

Husband's Secrets ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang