07/?

1.5K 247 4
                                    

"Apakah sudah selesai? Kau tidak mau membeli yang lain lagi?" tanya Natsuya saat kalian keluar dari mall dan melakukan perjalanan pulang ke apartemenmu.

Kamu melihat barang belanjaanmu yang sedemikian banyaknya bergantian, pun barang yang kini dibawa Natsuya sebelum menengok ke arahnya dengan senyum yang tersemat di bibirmu, "Tidak, sepertinya sudah cukup. Terima kasih sudah menemaniku."

Kalian berjalan beriringan. Kau sesekali melirik ketika tatapan Natsuya terarah ke depan. Senyum manis tersungging kala manikmu mengerjap, mengetahui bahwa pria di sampingmu juga menoleh ke arahmu, balik tersenyum, disusul berusaha meraih pergelangan tangan kananmu kemudian menggenggamnya erat.

Kau senang bukan main, karena kau bisa menikmati akhir musim dingin dengan berjalan bersamanya, sekalipun kau harus merapatkan mantelmu akibat udara dingin yang menusuk tulang, kendati hampir mendekati musim semi.

Walau bagaimanapun, Natsuya akhir-akhir ini sangat sibuk untuk mempersiapkan keberangkatannya ke Australia, yang mana artinya kalian akan berpisah kembali untuk waktu yang tidak sebentar.

Di sela lamunanmu, langkahmu tiba-tiba berhenti saat kau sudah tidak merasakan genggaman tangan Natsuya di pergelangan tanganmu. Kau mengerjap bingung, kemudian berbalik, memandang sosoknya yang kini tengah terdiam di depan etalase toko, memandangi sesuatu yang membuatnya takjub.

Sebuah gaun pengantin dengan warna putih bersih sebersih salju, dilengkapi dengan motif mawar merah di bagian dada kiri serta sepasang sarung tangan di bawah kain gaun yang terjuntai panjang ke bawah. Tidak lupa sebuah bando putih dengan kain pita bermotif berada di atasnya. Cukup sederhana, tetapi memikat.

"Ada masalah?" Tanyamu ketika kau menghampirinya.

"Tidak ada."  Jawab Natsuya yang masih terpaku pada gaun di depannya. "Tapi, sepertinya suatu saat aku akan membeli gaun itu."

"Kenapa?"

Kau menatap Natsuya dengan saksama, menunggu sampai pria itu menengok ke arahmu. Manakala maniknya menatapmu dalam sembari tersenyum, tubuhmu seakan tersengat listrik jutaan volt dalam waktu singkat.

"Sebab dari semua pakaian yang kau beli ini, kurasa kau akan lebih cantik jika memakai gaun itu, di pernikahan kita nanti."

Kelopak matamu membola. Di kedua pipimu pun muncul semburat merah, mendukung degupan yang kian membuatmu kalang kabut untuk menenangkannya. Kau hampir tidak menyangka bahwa Natsuya baru saja mengucapkan kalimat sakral. Sejenak kau merasakan napasmu tercekat di tenggorokan sampai pria itu meraih bahu kirimu.

"Kau mau menikah denganku, kan?"

Kau tidak menjawab, membiarkannya bergegas mengecup bibirmu secepat kilat hingga kau meyakini bumi telah berhenti berputar. Hanya menyisakan kalian yang saling menatap di sepanjang perjalanan.

DRABBLE | Kirishima Natsuya [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang