Tepat jam Sembilan pagi kesibukan di sebuah bandara international di kota Tokyo terlihat begitu ramai oleh seluruh calon penumpang pesawat yang akan membawa mereka ke tempat tujuan masing-masing.
Keramaian itu semakin terlihat padat dengan beberapa orang yang walaupun sebenarnya bukanlah calon penumpang, namun alasan mereka ada dibandara adalah untuk sekedar mengucapkan "selamat tiggal" atau "sampai jumpa lagi" kepada orang yang mereka kenal sebelum berangkat, mulai dari rekan bisnis,keluarga, teman atau bahkan kekasih sekalipun.
Seperti yang kau lakukan sekarang.
Hari ini adalah hari keberangkatan Natsuya ke Australia. Bohong jika mengatakan kau tidak sedih karena lagi-lagi jarak harus memisahkan kalian untuk sementara.
Sebenarnya Natsuya sudah mengajakmu untuk ikut bersamanya. Tapi bagaimana mungkin? Kuliahmu akan terbengkalai jika kau mengiyakan ajakan kekasihmu itu. Lagi pula, sebentar lagi kau wisuda. Jadi kau tidak bisa ikut dengannya meskipun kau sangat ingin.
"Hey, sudahlah. Jangan pasang wajah sedih begitu. Aku akan kembali saat kelulusanmu nanti. Aku janji." Natsuya memelukmu saat dia merasa kau akan menangis saat itu juga. Dan itu terbukti. Kau menangis terisak-isak seraya membalas pelukannya.
"Kau harus menepati janjimu." Kau berucap di sela isakanmu, "Jaga kesehatanmu disana. Jangan terlalu sering makan ramen. Jangan nakal. Kalau kau sampai tergoda pada gadis-gadis bule di sana, aku akan menyantetmu dari sini, Natsuya."
Natsuya terkekeh sebelum mencium sisi kepalamu, "Tidak akan ada tempat untuk mereka. Karena setiap sudut hatiku sudah terisi olehmu, [Name]."
Jika biasanya kau akan memukul kepala Natsuya saat dia mengeluarkan kata-kata cheesy seperti itu untukmu, maka khusus untuk hari ini kau hanya ingin mempercayainya saja.
"Jaga dirimu, ya? Jaga hatimu juga untukku." Ucap Natsuya sebelum pria itu melepaskan pelukannya. Manik amber-nya menatapmu lembut sebelum kau merasa Natsuya semakin mendekatkan wajahnya ke arahmu.
Sebelum kedua bibir itu bahkan nyaris bersentuhan, sebuah suara yang terdengar kesal menginterupsi kegiatan kalian.
"Oh, ayolah. Aku masih disini jika kalian lupa."
Kau tersipu, sementara Natsuya terkekeh sebelum mengacak rambut adik semata wayangnya itu.
Bagiamana mungkin kau lupa bahwa Ikuya masih ada di sini? Memang ya, jika sedang dimabuk cinta, dunia serasa milik berdua.
"Kau bisa menutup matamu, Ikuya."
Mendengar kalimat sang Kakak, Ikuya hanya memutar matanya malas.
"PESAWAT DENGAN TUJUAN KOTA SYDNEY AUSTRALIA AKAN SEGERA BERANGKAT, DIMOHON BAGI CALON PENUMPANG UNTUK SEGERA BERSIAP-SIAP."
Suara dari bagian informasi baru saja menggema di bandara. Natsuya kembali menatapmu dengan senyum yang menghiasi wajahnya yang tanpa cela. Tanpa peringatan apapun, pria itu mencium bibirmu untuk yang terakhir kalinya.
"Tunggu aku, ya?"
Kau hanya mengangguk mengiyakan kalimat Natsuya.
Tentu saja kau akan menunggu.
Seperti kata pepatah yang terus mengelilingi kita, yaitu "Jauh dimata namun dekat dihati"
Seperti itulah hubungan antara Kau dan Natsuya. Hubungan yang didasari dengan cinta dan kepercayaan satu sama lain. Karena kunci kesuksesan suatu hubungan selain dari komitmen adalah dengan cinta dan kepercayaan. Tiga hal itu berperan penting dalam mempertahankan hubungan kekal abadi.
Karena jika memang jodoh, tidak akan kemana 'kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
DRABBLE | Kirishima Natsuya [✓]
Fanfiction"Kau tau apa yang lebih luas dari samudra? Itu adalah rasa cintaku padamu." -Natsuya "Kau tau apa yang basi selain masakan kemarin malam? Ya, itu adalah gombalanmu." -[Name] Free! © Kouji Ouji