Sorry for typos
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Lee Jeno! Demi apapun Renjun sangat membenci pemuda itu, saat Renjun mencoba berteman baik dengan sang masa lalu nya selama ini, kenapa semua itu berubah dalam sekejap mata, hanya karena kebodohan seorang Jeno. Kenapa?
Di saat Renjun menjauh bahkan terkesan mengusir semua bagian masa lalu nya yang lain dan tak ingin berteman baik, Renjun bahkan mengecualikan semua itu hanya demi Jeno,
Karena Renjun yakin sekuat, segigih, sebenci dan sekecewa apapun Renjun pada Jeno, Renjun pasti akan kalah, karena setengah dari hari nya terisi oleh Jeno yang berkeliaran di sekeliling nya, membuat Renjun harus berdamai dengan hati nya dan berteman baik.
Namun apa, semua nya di buat sia-sia oleh Jeno.
Shhhh
Renjun meringis pelan, meraba luka pada dahi nya yang ternyata tidak main-main, cukup untuk menghabiskan beberapa kali dokter menganyam pada dahi mulus nya.
Namun alih-alih segera ke dokter, Renjun lebih memilih untuk tetap duduk dan terus menangis.
" Makhluk jenis apa yang menangis di dalam sebuah perosotan? "
Renjun terdiam, melirik ke kanan dan kiri walaupun terhalang badan perosotan, Sejak kejadian melarikan diri dari jeno, Renjun berlari asal sampai pada taman dan bersembunyi di dalam perosotan, beruntung tubuhnya mungil.
" Keluar "
Renjun masih diam tak bergeming, malah menutup mulutnya sendiri,
Helaan nafas terdengar dari sisi kanan, Renjun sedikit mengintip dari lubang dan melihat sosok tinggi dengan hoodie putih yang wajahnya tak terlihat karena penerangan cahaya pada taman cukup buruk, orang itu tengah berdiri menghadap ke arahnya, namun kemudian beranjak, Renjun fikir orang itu pergi namun saat suara itu kembali menggema, Renjun yakin orang itu hanya berpindah posisi
" Keluarlah Huang Renjun, jangan jadi crustasea "
Renjun menggeleng, ia menenggelamkan wajah nya di antara kedua tangan nya, enggan untuk merespon,
" Ini jaemin! "
Jaemin? Teman jeno? Bahkan Renjun pun ikut berhubungan dengan orang terdekat Jeno, Na Jaemin Hwang Hyunjin , lalu Siapa lagi?
" Ok aku bakal nunggu di sini " jaemin berceletuk kemudian setelah itu hening, hanya ada suara kendaraan yang kebetulan lewat sekitaran taman,
Jaemin benar-benar menunggu si mungil, duduk di atas pasir tepat di depan papan meluncur perosotan
Isakan kecil kadang terdengar sampai telinga jaemin, Jaemin tak pernah berpikir untuk melihat Renjun menangis sampai ketiga kali nya, dan rasanya pun masih sama sejak pertama kali melihat buliran bening yang membasahi wajah Renjun, masih sangat sakit bahkan bertambah sakit
" Kamu udah makan? "
Hening, Tak Ada jawaban sama sekali dari sosok di dalam perosotan, jaemin tersenyum, kemudian meletakan dua buah roti isi ke atas pangkuan nya,
" Sini keluar, kamu mau tidur di situ? " Ucap jaemin lagi sembari bersidekap, menghalau hawa dingin yang mulai menyerang, Renjun masih diam, ternyata efek masa lalu sangat parah begitu.
" Pernah denger cerita anak hilang karena main di taman malam hari, katanya anak itu hilang di culik hantu " jaemin sebenarnya ragu, namun melihat Renjun yang terus mengabaikan semua ucapan nya membuat jaemin mau tak mau harus nekat, nekat berbohong, ah Renjun itu bukan anak kecil lagi yang bisa di bohongi oleh dongeng seperti itu jaem!
Aku sudah sangat putus asa - batin jaemin
Menghela nafas kesal, bahkan saat tak mendapat respon apapun dari Renjun saat membawa dongeng klasik milik anak-anak, si mungil itu masih bersembunyi di dalam sana,
Sebenarnya bisa saja jaemin menarik paksa Renjun dari sana, tapi hei! Seseorang tengah terluka hatinya, Kita harus membantu nya dengan lembut bukan dengan kasar agar hatinya tak tambah terluka.
" J-jaemin... " Jaemin mengalihkan perhatian nya ke arah perosotan yang baru saja mengeluarkan suara mencicit kecil kemudian di ikuti suara gaduh dari dalam
" Aku takut hantu " suara itu lirih, namun mampu membuat kedua sudut bibir jaemin tertarik lebar.
," Kalo gitu ayo pulang " jaemin berseru
" Aku gak berani pulang sendiri "
Jaemin terkekeh, Renjun! Apa kau pikir jaemin akan membiarkan mu pulang sendiri setelah dia rela duduk di atas pasir yang sudah di injak ratusan orang hari ini demi menunggu mu menangis begitu saja?
Tentu saja tidak Renjun!
" Aku antar njun "
Renjun menduduk, dia ragu, namun mengingat kembali cerita yang dibuat jaemin, membuat nya memberanikan diri keluar dari dalam tempat persempbunyian nya - perosotan
Ketika keluar maka Jaemin lah yang menjadi satu-satu nya pemandangan yang Renjun lihat, sosok pemuda yang lebih muda beberapa bulan darinya itu tengah tersenyum, sangatttt lebar!
" Ayok "
Renjun terdiam kembali, terpaku pada sosok jaemin, uluran tangan jaemin, entah kenapa membuat Renjun menangis kembali,
Rasanya Renjun seperti orang jahat mengingat hari saat dia berucap ketus di uks waktu itu, namun alih-alih menjauh kenapa jaemin masih berbaik hati pada Renjun?
" Renjun " seru Jaemin membuat si mungil tersentak
Renjun mendongak,
suara itu, uluran tangan itu, perhatian dan juga sosok itu, semua yang jaemin berikan adalah hal yang paling Renjun butuhkan saat ini,
Melupakan air mata yang semakin deras mengalir, Renjun mendorong tubuh nya untuk terjun melalui papan perosotan, dan tepat saat tiba pada ujung papan meluncur Renjun langsung bangkit dan memeluk tubuh kurus jaemin yang juga langsung membalas pelukan Renjun erat.
Mungkin ini terdengar begitu berlebihan, cerita cinta remaja yang biasanya hanya sekedar bersemi kemudian layu dan setelah itu kembali bersemi karena orang lain, tapi nyatanya itu tak berlaku pada kisah milik Renjun. Rumit tidak rumitnya hubungan itu di tentukan hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Of These Night ↪ Jaemren
Fanfic" aku pemakai aktif, tapi dulu " jaemin menatap lekat tepat di mata rubah Renjun Jaemin tersenyum melihat respon Renjun yang hanya diam, siap tetang segala apapun hasil nya setelah ini " aku bilang gini ke kamu karena aku gak mau kamu denger ini dar...