Sorry for typos
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jaemin bergidik lega saat berhasil melepas hasrat buang air kecil yang di tahan selama jam olahraga, wajah nya mendongak, benar benar lega begitu nampak nya
" Mmmhhh kohh... Stopphhhhhh "
Jaemin menyerengit, saat suara pintu di tutup kasar kemudian terdengar sedikit gaduh dengan suara suara laknat yang amat merdu, sembari menekan tombol flush jaemin menempelkan daun telinga nya pada pintu bilik, penasaran siapa sebenarnya yang berbuat mesum di sekolah,
Cplk
Suara tautan kotor terlepas begitu terdengar nyaring, membuat jaemin mendadak menekan kejantanan nya, yahhh jaemin payah soal Hal begini, wajar pula, karena jaemin masih dalam Masa pendewasaan, dengan hormon tak terduga duga bukan,
Lagi pula, entah telinga jaemin yang sensi atau memang suara desahan dari sana memang sangat indah sampai membuat Optimus prime nya bangkit
" Please pie i'am horny "
Jaemin berjengit, Pie? Seingat jaemin tidak ada siswa yang bernama pie?
" I don't want guanlin "
Plak
" HUANG RENJUN "
Renjun?
Mata jaemin membola, otaknya mencoba memproses segala infomasi yang di terima telinga nya, di mulai dari suara gaduh suara desahan kemudian suara tamparan dan nama Renjun
" I'm just asking you to suck my dick, not making love "
" Aku gak mau guan "
" Just do it Renjun "
" I said I don't want "
Plak
Rasanya benar benar menggelitik, hanya mampu diam mendengar semua dari balik pintu, Tak bisa berbuat sesuatu saat orang yang paling di sayang di sakiti orang lain
Tanpa sadar, kedua tangan jaemin terkepal erat, gigi-gigi nya bergemeletuk, marah? Tentu saja, andai jaemin bisa, sudah pasti jaemin akan menghabisi si pemuda Taiwan yang sudah menyakiti Renjun, hanya saja jaemin sadar, dia masih lah orang asing dalam hidup Renjun, akan terasa aneh jika tiba-tiba jaemin berperan sebagai pahlawan yang muncul dari bilik toilet,
Brak
" Hiks... "
Runtuh!
Dunia jaemin rasanya runtuh bersamaan dengan suara isakan yang lolos dari bibir sang pujaan hati, jaemin ingin teriak, ingin mendobrak pintu yang berdiri menghalangi tubuh tinggi nya kemudian memeluk si mungil, menenggelamkan si mungil dalam dekapan nya, mengusak punggung sempit si mungil kemudian memberi kata penenang
Andai jaemin bisa
Kepalan tangan jaemin semakin erat sampai sampai membuat buku buku jarinya memutih, rasanya sangat sakit mendengar isakan lirih Renjun, kedua kaki nya jaemin bawa mundur kemudian mendudukan pantat nya pada closet, jaemin memutuskan untuk menunggu Renjun ah bukan lebih tepatnya menemani Renjun menangis tanpa si mungil itu tau
KAMU SEDANG MEMBACA
One Of These Night ↪ Jaemren
Fanfiction" aku pemakai aktif, tapi dulu " jaemin menatap lekat tepat di mata rubah Renjun Jaemin tersenyum melihat respon Renjun yang hanya diam, siap tetang segala apapun hasil nya setelah ini " aku bilang gini ke kamu karena aku gak mau kamu denger ini dar...