⏯ (5)

3.4K 480 19
                                    

Sorry for typos
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jaemin bergidik lega saat berhasil melepas hasrat buang air kecil yang di tahan selama jam olahraga, wajah nya mendongak, benar benar lega begitu nampak nya

" Mmmhhh kohh... Stopphhhhhh "

Jaemin menyerengit, saat suara pintu di tutup kasar kemudian terdengar sedikit gaduh dengan suara suara laknat yang amat merdu, sembari menekan tombol flush jaemin menempelkan daun telinga nya pada pintu bilik, penasaran siapa sebenarnya yang berbuat mesum di sekolah,

Cplk

Suara tautan kotor terlepas begitu terdengar nyaring, membuat jaemin mendadak menekan kejantanan nya, yahhh jaemin payah soal Hal begini, wajar pula, karena jaemin masih dalam Masa pendewasaan, dengan hormon tak terduga duga bukan,

Lagi pula, entah telinga jaemin yang sensi atau memang suara desahan dari sana memang sangat indah sampai membuat Optimus prime nya bangkit

" Please pie i'am horny "

Jaemin berjengit, Pie? Seingat jaemin tidak ada siswa yang bernama pie?

" I don't want guanlin "

Plak

" HUANG RENJUN "

Renjun?

Mata jaemin membola, otaknya mencoba memproses segala infomasi yang di terima telinga nya, di mulai dari suara gaduh suara desahan kemudian suara tamparan dan nama Renjun

" I'm just asking you to suck my dick, not making love "

" Aku gak mau guan "

" Just do it Renjun "

" I said I don't want "

Plak

Rasanya benar benar menggelitik, hanya mampu diam mendengar semua dari balik pintu, Tak bisa berbuat sesuatu saat orang yang paling di sayang di sakiti orang lain

Tanpa sadar, kedua tangan jaemin terkepal erat, gigi-gigi nya bergemeletuk, marah? Tentu saja, andai jaemin bisa, sudah pasti jaemin akan menghabisi si pemuda Taiwan yang sudah menyakiti Renjun, hanya saja jaemin sadar, dia masih lah orang asing dalam hidup Renjun, akan terasa aneh jika tiba-tiba jaemin berperan sebagai pahlawan yang muncul dari bilik toilet,

Brak

" Hiks... "

Runtuh!

Dunia jaemin rasanya runtuh bersamaan dengan suara isakan yang lolos dari bibir sang pujaan hati, jaemin ingin teriak, ingin mendobrak pintu yang berdiri menghalangi tubuh tinggi nya kemudian memeluk si mungil, menenggelamkan si mungil dalam dekapan nya, mengusak punggung sempit si mungil kemudian memberi kata penenang

Andai jaemin bisa

Kepalan tangan jaemin semakin erat sampai sampai membuat buku buku jarinya memutih, rasanya sangat sakit mendengar isakan lirih Renjun, kedua kaki nya jaemin bawa mundur kemudian mendudukan pantat nya pada closet, jaemin memutuskan untuk menunggu Renjun ah bukan lebih tepatnya menemani Renjun menangis tanpa si mungil itu tau

Kepalan tangan jaemin semakin erat sampai sampai membuat buku buku jarinya memutih, rasanya sangat sakit mendengar isakan lirih Renjun, kedua kaki nya jaemin bawa mundur kemudian mendudukan pantat nya pada closet, jaemin memutuskan untuk menunggu ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
One Of These Night ↪ JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang