Malam yang penuh nafsu kembali patah, klimaks dari pencaiapaian mereka berdua menguap seketika, Irene sedang dalam posisi Sensualnya menunggangi pinggang Seulgi ketika tak disangkanya ada penghuni lain yang masuk tanpa mengetuk,
dengan wajah shock sosok yang berdiri kaku didepan pintu itu mengatup mulutnya menyadari hal yang salah karena tak mengetuk pintu terlebih dahulu, ia mundur dengan pelan, Seulgi yang sedang memilin kenikmatan di bawah Irene tak kalah kaget dengan wajah merah padam karena malu,
malam itu juga Seulgi pergi dengan wajah pucat pias tak ditahan oleh Irene yang juga shock dengan kejadian itu, cepat atau lambat hal yang membuatnya penasaran tentang apa yang selama ini ditutupi Irene akan ketahuan dengan sendirinya, perasaan campur aduk malam itu berakhir kecewa dengan hubungan yang tak tahu akan dibawa kemana.
...
...
...
Cklek!
Pintu dibuka dari luar, didalam sana mata kelinci dengan binaran yang sama menawannya mendongak kearah pintu lalu kembali sibuk dengan tumpukan piringan hitam yang berserakan, terlihat LP miliknya sudah sangat lama terbengkalai semenjak ditinggal liburan musim panas.
"Kau tak mengabari mommy akan pulang..."
Kecupan hangat dikening remaja itu singgah dengan lembut, ibu dan anak itu tersenyum, pelukan ringan sarat rindu dieratkan padanya dan dibalas dengan gelungan manja menyender di ceruk Irene,
"ingin memberi kejutan, tapi lebih terkejut"
-_-
"Haha... Maafkan mommy~"
Irene menggaruk tengkuknya salah tingkah, malam tadi sangat mengejutkan untuk mereka bertiga, ia tak melanjutkan tidurnya setelah Seulgi pergi dengan perasaan yang sama campur aduknya, hanya menunggu pagi cepat datang, menyiapkan sarapan dan menghampiri anaknya dengan perasaan tenang.
"Is She ur girlfriend, momm?"
remaja tanggung itu bertanya kemudian, menghindari keheningan yang nyaris berubah dingin, tak mau diantara mereka ada kecanggungan menyoal yang terjadi tadi malam, tak ingin sosok dihadapannya merasa bersalah, walau sebenarnya cukup aneh karena untuk pertama kalinya ada seseorang yang dibawa ibunya untuk 'main' ke rumah mereka.
"Eumm... Tidak masalah jika kau tak suka.. kami baru jalan beberapa bulan"
Irene sudah siap dengan reaksi yang akan diberikan anak semata wayangnya, mendapati orangtua bercinta dengan seseorang yang tak dikenal, reaksi anaknya cukup mengejutkan dengan hanya menutup pintu perlahan setelah meminta maaf.
Irene sudah menduga ini tidak akan mudah, mereka terbiasa hidup berdua saja dan sifat possesive anaknya adalah yang meragukan Irene untuk mengiyakan permintaan Seulgi untuk menikah, ia sedikit tergelitik mendengar Seulgi menyuruhnya bercerai,
Bercerai dengan siapa?
Hahaha
"Tidak..! Aku tidak secepat itu menilai buruk seseorang, mommy bahkan belum mengenalkannya padaku"
Irene menatap putrinya dengan gemas, refleksi visual darinya sungguh menggemaskan, Pipi bulat anak semata wayangnya itu ditangkupnya dengan sayang,
Ada perasaan haru setiap kali melihatnya pulang, sudah tahun kedua sekolah menengah, Ia tumbuh menjadi gadis remaja dengan kematangan emosional yang membuat Irene selalu terkesan,
"jangan cepat besar, Jisu choi~"
anaknya tersenyum lembut, mata kelamnya yang bulat melengkung manis,

KAMU SEDANG MEMBACA
[SEULGI x IRENE] BLUE LEMONADE || END
Teen FictionIrene tak menyangka ia akan jatuh cinta berat dengan salah satu pegawai coffeshop bernama Kang Seulgi, jalinan kasih keduanya begitu manis hingga Seulgi menyadari bahwa kekasihnya...