Namanya zinnia, gadis dengan sejuta rahasia. Namun, dia bukan tergolong gadis yang introvert. Dia gadis yang ceria dan penuh energi. Siang ini ia tengah berlari mengitari lapangan yang luasnya tak kira kira hanya karena masalah kecil.
Flashback on
Zinnia, Ava, dan Oliv habis dari ruang ganti, hari ini kelas X,2 ada pelajaran olahraga. Guru olahraga mereka bernama pak seto yang galaknya minta sumbangan, eh minta ampun.
Semuanya telah berkumpul di lapangan, tak terkecuali zinnia dan dua sahabatnya.
"Baiklah, anak-anak. Hari ini kita akan melanjutkan pembelajaran beberapa Minggu lalu, yaitu basket" ujar pak seto memulai pembelajaran. Para anak lelaki yang mendengar itu, langsung bersorak gembira, karena mereka telah lancar bermain basket. Lain halnya dengan zinnia yang sama sekali tak mengerti. Ia berdecak sebal.
"Zinnia" panggil seorang lelaki disamping zinnia.
"Apa do?" Tanya zinnia pada cowok bernama Aldo itu.
"Ayo, aku ajarin main basket. Kamu belum bisa kan?" Tanya Aldo pada zinnia, bisa diceritakan sedikit, bahwa Aldo menyukai zinnia dari pertama mereka masuk SMA. Namun, zinnia tidak menyukai Aldo karena lelaki itu terlalu lembek.
"Gausah, gue bisa minta ajarin Oliv. Ya kan lip?" Zinnia menoleh ke Oliv yang berada di belakangnya. Oliv hanya tersenyum dan mengacungkan jempol.
Saat sedang asyik latihan, zinnia ditegur oleh pak seto karena ia tidak berhasil mendribel bola.
"Haduh zinnia. Kamu dari kemaren kok gak bisa-bisa sih? Gini lo caranya" ujar pak seto sambil memberi contoh pada zinnia.
"Bapak juga, dari kemaren pamer terus. Saya tau bapak emang pinter" jawab zinnia asal.
"Siapa yang pamer?!"
"Bapak lah masa' saya."
"Coba kamu dribbel bola itu!" Zinnia mulai mendribel bola. Namun, ia memang tidak bisa. Karena kesal ia membuang bolanya asal dan tak sengaja mengenai punggung pak seto.
"Aduh, kasus nih" ucapnya lirih.
"Siapa yang melempar bola ke saya?!" Sontak semua murid menunjuk ke arah zinnia.
"Zinnia. Sini kamu!" Dan dari situlah zinnia harus berlari mengitari lapangan.
Flashback off
Akhirnya zinnia berhasil memutari putaran terakhir. Ia beristirahat di bawah pohon sambil mengipas ngipaskan kedua tangannya didepan wajah karena sangat gerah. Tak lama kemudian, Ava dan Oliv datang menghampiri.
"Nih minum" ujar Ava sambil menyodorkan sebotol minuman dingin pada zinnia.
"Wah makasih pa! Baik banget Lo, tumben" ucap zinnia sambil menampilkan deretan gigi putihnya.
"Gue emang baik, Lo aja yang terlalu laknat. Makanya gak bisa merasakan hawa hawa kebaikan seorang Ava" balas Ava dramatis.
"Lebay! Kek ayam" ucap Oliv tiba-tiba sambil menoyor kepala Ava sampai terjengkang. Karena tadi Ava berjongkok.
"Oliv kasar. Adek nggak suka ya!"
"Idih. Eneg gue liat muka lo."
"Udah-udah kenapa malah berantem sih?" Ucap zinnia menengahi.
"Tau nih, si oli bawaannya sensi mulu" ujar Ava sambil menatap Oliv sinis.
"Nama gue Oliv bukan oli o'on!" Sarkas Oliv geram. Diantara Ava dan zinnia, Oliv adalah yang paling kasar dan ngegasan. Dia tidak bisa santuy:v, tapi baik kok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Kertas
Teen Fiction[FOLOW SEBELUM BACA] Perempuan penuh kepalsuan Sebersit senyumnya merujuk kepura-puraan Tawa berderai adalah kebahagiaan yang dipaksakan Tak ada yang paham Bahwa bungkamnya adalah ribuan kata yang tak mampu diungkapkan Bahwa bahagianya adalah luka...