Tok tok tok! Suara ketukan pintu membangunkan zinnia yang tengah tertidur pulas. Sekitar 03.00 dini hari. Dengan malas, zinnia menuruni tangga dan mengintip lewat lubang kecil yang disediakan di pintu. Saat melihat siapa yang datang, ia langsung membuka pintu dan memeluknya.
"Aaaaaa, zinnia kangen Ayah!" Pekik zinnia sambil mengeratkan pelukannya. Ayahnya membalas pelukan itu, dan mengelus rambut putrinya.
"Sama ibu enggak nih?" Tanya ibunya tiba-tiba dengan nada merajuk. Zinnia menoleh dan memeluk ibunya juga.
"Sama ibu juga hehe. Oh ya, Nia dibeliin eskrim nggak?" Zinnia mengerucutkan bibirnya sambil memandangi ibunya. Memelas.
"Aduh lupa, maaf ya!" Ucap sang ibu sambil memukul jidatnya. Zinnia melepas pelukannya dan melengos.
"Bercanda sayang, nih ibu beliin banyak."
"Sayang deh, muach" zinnia mengecup sekilas pipi ibunya, dan masuk kedalam rumah diikuti kedua orang tuanya.
"Zinnia, besok aja dong makannya. Sekarang masih dingin loh" perintah sang ayah yang tidak digubris sama sekali oleh zinnia. Ia justru makin lahap memakan eskrim coklat ditangannya.
•••
Pagi ini tidak diawali dengan bangunnya zinnia dari tempat tidur, atau malasnya ia mandi. Tapi pagi ini diawali dengan sarapan yang sangat jarang terjadi, karena pekerjaan ayahnya yang tidak menentu kapan pulangnya. Dan sang ibu yang juga sibuk. Zinnia terlihat senang dan bersemangat.
"Gimana sekolah kamu? Lancar?" Ucap Rasyid-ayah zinnia.
"Ayah nanya zinnia apa ibu sih?" Celetuk zinnia.
"Ya kamu lah, masa ibu" Rasyid menggelengkan kepalanya. Ia heran dengan putri semata wayangnya ini.
"Hehe, baik-baik aja kok yah."
"Oh ya, gimana kabarnya Oliv?" Tanya Nirma-ibu zinnia. Oliv sudah sangat dikenal oleh keluarga zinnia, karena mereka telah bersahabat sejak TK. :V
Sedangkan, ava, baru kenal sejak SMP."Tempramen nya makin jadi" ujar zinnia enteng.
"Yaudah, yah, Bu. Zinnia berangkat sekolah dulu ya!" Lanjutnya kemudian mencium tangan kedua orang tuanya.
"Eh, gak mau dianterin ayah aja?" Teriak Rasyid. Zinnia menoleh dan menggeleng.
"Sama moge, yakin gamau??" Lanjut Rasyid seraya menarik turunkan alisnya. Sontak zinnia mengangguk antusias dan menarik lengan ayahnya.
"Assalamualaikum bu!" Teriak zinnia sambil melambaikan tangan. Sedangkan, Rasyid yang sudah ditarik paksa oleh zinnia hanya tersenyum. Akhirnya, mereka berangkat ke sekolah zinnia menggunakan moge (motor gede).
Sesampainya di sekolah, banyak yang menatap kagum zinnia. Karena motor yang ia gunakan sangat klasik dan sedang digandrungi oleh muda mudi. Zinnia segera mencium tangan ayahnya dan memasuki pekarangan sekolah. Ia melihat Agam tengah berjalan santai bersama satu temannya.
"Selamat pagi kak" sapa zinnia seraya tersenyum manis. Tentu saja niatnya hanya menyapa Agam.
"Pagi juga cantik, boleh minta id line nya gak?" Bukan, itu bukan Agam. Tapi Ilham, teman Agam. Agam hanya melirik sekilas dan terdiam. Menyebalkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/225294580-288-k253308.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Kertas
Novela Juvenil[FOLOW SEBELUM BACA] Perempuan penuh kepalsuan Sebersit senyumnya merujuk kepura-puraan Tawa berderai adalah kebahagiaan yang dipaksakan Tak ada yang paham Bahwa bungkamnya adalah ribuan kata yang tak mampu diungkapkan Bahwa bahagianya adalah luka...