Twenty Three🌟

294 9 1
                                    

"Kk sebenarnya kabur dari rumah" aku terkejut bukan main saat mendengar penjelasan awal Kk Daniel.

"Hahh?!!" Tanyaku spontan. "Ah, maaf, karena apa kk?" Tanyaku kembali ke mode kalem.

"Kk sebenarnya dipaksa berjodoh dengan perempuan dari beberapa tahun lalu itu, untuk menyelamatkan bisnis papa kakak, Kk awalnya gak mau, tapi ini demi bisnis papa kakak, jdi harus tunangan dengan perempuan anak dari perusahaan yang menjanjikan" jelas Kk Daniel.

"Sebenarnya dalam beberapa bulan lagi kami akan menikah" lanjutnya menatapku dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Mataku terasa panas, aku ingin menangis mendengar penjelasan itu. Tapi kutahan aku tak ingin menangis didepan Kk Daniel.

"Kakak benar-benar gak mau menikahinya, tapi Kk harus menyelamatkan bisnis papa kakak. Kk punya orang yang Kk cintai, jadi Kk putuskan untuk berbicara dengan tunangan Kk.

"2 hari yang lalu, kmi ketemu di sebuah Cafe. Kk menjelaskan padanya bahwa Kk sebenarnya gak mencintai dia, dan Kk gak ingin menikah dengan nya. Tapi.. ia menyukai Kk dan mengancam Kk jika Kk tidak menikah dengan nya, perusahaan papa kk akan benar-benar hancur.

"Kk gak mau kasih tau ini ke orang tua Kk. Kk takut mereka kecewa dengan Kk" ujarnya menatapku.

Aku mengubah posisi dudukku sehingga duduk berhadapan dengan nya. "Kak... Bagaimanapun juga, Kk harus jujur tentang perasaan Kk ke orang tua. Mungkin mereka kecewa, tapi mungkin mereka juga paham perasaan Kk. Tiara percaya, kalau paman dan bibi pasti mendukung Kk apapun yang Kk pilih" ujarku menyentuh lututnya.

Ia tersenyum lalu duduk berhadapan dengan ku. "Baiklah, Kk coba ceritakan pada orang tua Kk" ucapnya memegang tanganku.

Kami pun bercerita sampai larut malam. Seketika semua lampu padam. Aku segera memegang Kak Daniel. "K-kak Tiara takut" ucapku menggenggam tangan Kk Daniel erat.

"Sshh.. tenanglah, kakak cari lilin dulu ya" ia bangun dari duduknya, aku menarik tangannya. "Kakkk" cicitku takut.

"Hpmu ada padamu kan? Oh iya lilin dimana?" Tanyanya

Aku menghidupkan senterku lalu menunjuk arah lemari samping televisi. "Didalam mangkuk hiasan itu kak...Mancisnya juga Disana" ucapku. Ia menyenteri jalannya dengan hpnya. Ia mencari cari cukup lama.

"Kk ada?" Tanyaku. Ia pun berjalan kearahku. Ia menghidupkan lilin dan meletakkannya diatas meja kaca. Lalu pergi kearah dapur dan kembali lagi. Ia mengambil tapak piring kecil. Ia memindahkan lilin ke tapak tersebut lalu duduk kembali.

Senter masih kubiarkan menyala. Tiba-tiba hujan deras turun, dan Guntur berdatangan. Ayolah.. masa sudah mati lampu hujan pakai Guntur segala lagi. Ada apa dengan hari ini?!!

Aku mendekat kan diriku ke Kk Daniel, sampai bahu kami bersentuhan. "CTAARR!!" Bunyi petir tak diundang. "Kak!" Teriakku takut lalu memeluknya. Aku takut, benar-benar takut. Aku tau gadis kuliahan seperti ku sangat kekanak-kanakan. Takut suara petir? Hah.. itu aku.

"Tenanglah Tiara" Kk Daniel menepuk punggungku pelan. "Sshh.. kakak disini" lalu ia memelukku dan mengusap kepalaku pelan.. "tidurlah, kakak akan berjaga" ujarnya. Aku mengangguk masih dalam pelukan Kk Daniel. Masa bodoh dengan malu, aku benar-benar takut saat ini.

Ia masih setia menepuk punggungku pelan dan mengelus rambut ku pelan. Mataku sedikit berat, jadi aku menutup mataku. "Tidurlah Tiara" ucapnya lalu mencium pucuk kepalaku dan aku pun tertidur.

***

AUTHOR POV

Pagi telah tiba, dan hujan telah berhenti. Keluarga Oliver telah tiba di kediaman mereka. "Hello! We're back!-" Teriakan Oliver terkejut ketika ia menatap Daniel dan Tiara bagai anak kucing yang lucu.

Oliver memanggil kedua orangtuanya. Dan orang tuanya pun menyaksikan keimutan kedua orang ini. Tiara tidur dalam pelukan Daniel, dan Daniel tidur memeluk Tiara, kepalanya ia taruh diatas kepala Tiara. Mereka mengambil gambar Tiara dan Daniel.

Kemudian Daniel terbangun dan melihat kehadiran keluarga Oliver pun kalang kabut. Ia memperhatikan posisi Dia dan Tiara. Dipikirannya saat ini adalah, bagaimana agar tidak mati ditangan kedua orang tua Oliver. Ia sudah berkeringat dingin dengan situasi yang ada.

Tapi orang tua Oliver malah tersenyum dan cekikikan. Tak lama kemudian bangunlah Tiara, yang masih belum sadar sepenuhnya. "Kk, ini jam berapa?" Tanya Tiara dengan posisi satu tangan memeluk Kk Daniel, satu lagi mengucek matanya.

Tiara benar-benar imut saat ini. Ia seperti anak kucing yang baru bangun tidur. Daniel sedikit memerah melihat sikap Tiara. Akhirnya Daniel menyadarkan Tiara.

"Tiara, ada orang tua kamu" bisik Kk Daniel. "Ha? Maksud Kk- astaga! Kalian kapan sampai?!!" Tanya Tiara melepaskan pelukannya ketika dilihatnya orang tua nya melihat mereka.

Mereka pun tertawa melihat Tiara dan Daniel yang canggung. Lalu mereka pun makan pagi bersama.

***

Tiara POV

Sumpah demi apa.. malu banget akuu malah diliatin satu keluarga lagi. Aduh bisa-bisa habis kena ejek Kk Oliver nih aku. Malunyaaaa.

Saat ini aku sedang mandi. Sudah cukup lama aku mandi, menyegarkan badanku dan pikiranku. Aku pun teringat akan ciuman kami waktu itu. Apa itu mimpi? Huaaa.. aku harap itu kenyataan.

Astaga, bicara apa aku. Tapi first kiss sama cinta pertama boleh juga xixixixixi.. tapi apa itu mimpi atau kenyataan?

Setelah itu mandi aku memainkan hpku dan berbaring dikasur, dan mengingat-ingat kejadian semalam. Astaga.. benar-benar malam yang menyenangkan😜

Tiara (Never Alone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang