Twenty Six🌟

269 11 2
                                    

"Lo yakin udah mikir mateng2 ?" Tanya Oliver yang duduk di sofa berselonjor kaki.

"Yakin, gue bakal ungkapin ke orang tua gue, kalau sebenarnya gue ga mau nikahin dia" Jawab Daniel lalu memakan camilan di meja dan menonton TV.

"Bagus deh.. siap-siap untuk konsekuensinya Lo Dan.. " Oliver pun ikut memakan camilan. "Hm" balas Daniel singkat dan fokus pada Acara TV. Oliver mendelik mendengar jawaban singkat Daniel. 'untuk kawan' pikirnya lalu ikut terfokus pada acara TV.

"Cklek"
"Brakk"

Pintu yang tak bersalah menjadi sasaran empuk bagi Tiara. Ia baru saja mendapat kabar buruk setelah selesai bekerja.

"Woi, ngapa Lo? Tuh muka jelek banget?" Tanya Oliver yang jelas-jelas semakin membuat Tiara kesal.

"Kalau muka gue jelek, muka Lo apa?" Sewot Tiara berjalan tak santai menuju Ruang tamu. "Ganteng dong" pede Oliver.

"Ganteng kalau diliat dari gunung Everest pake lubang pipet Sp*r*t* " lanjut Tiara lalu mengambil toples cemilan dari tangan Oliver lalu memakan camilannya.

"Pfft..." Daniel menahan tawanya, tapi ia akhirnya pun tertawa lepas.
"Hahahhahaha, bener banget"

"Aish.. punya adek gini banget" gumam Oliver yang masih dapat didengar Tiara dan Daniel.

"Ngapa sih lu?" Tanya Oliver lalu menarik kembali toples camilan dari Tiara.

"Gue baru sebulan kerja disana, tapi udah dipecat aja! Ngapa harus gue sih! Akh!" Rengek Tiara lalu mengganti acara TV.

Sudah sebulan semenjak Tiara bekerja di cafe itu. Tapi karena kurangnya pendapatan, cafe itu pun memutuskan untuk mengurangi beberapa karyawan.

"Hahahahhaha... Hahaha.. uhuk, uhuk.. uhukk"

"Mampus Kualat, tertawa diatas penderitaan adek sendiri sih"

Oliver berlari ke arah dapur dan mengambil minuman. Setelah ia minum, batuknya pun reda.

"Lagian Lo, ngapain pake kerja segala, udah hidup berkecukupan gini"

"Ya kan mau dapat pengalaman kerja aja. Kita kan gak tau kedepannya gimana, masa mau bergantung harta orang tua Mulu" Tiara pun memakan camilan di meja.

"Tenang, kan ada gue, kakak Lo yang pintar... Gue kan bentar lagi megang tuh perusahaan papa" Ucap Oliver pede.

Yap.. Oliver mau megang perusahaan papanya, dia tertarik untuk memegang perusahaan papa. Dia menyukai sesuatu yang berbau bisnis.

"Lo, Dan.. kedepannya gimana?" Tanya Oliver.

"Sama kayak Lo, tapi ya gitu.. perusahaan papa gue gak akan tahan lama. Bisa-bisa bangkrut kalau gak ada menjalin kerjasama, apalagi setelah keputusan gue yang ga mau nikahin si Lila" jelas Daniel menghela napas.

" Lo juga harus punya rencana lain Dan, untuk back up"

Daniel hanya mengangguk menyetujui ucapan Daniel. "Woi, kalau lo-"Ucapan Oliver gantung ketika melihat adeknya begitu fokus dengan TV. Bukan karena acara kartun yang sedang ia tonton, ia tampak seperti memikirkan hal lain.

"Woi! Lo mikirin apa? " Tanya Oliver sembari menendang pelan kaki Tiara. Tiara pun tersadar karena tindakan Oliver.

"Hah? Aaa... Itu... " Tiara tampak bingung bagaimana menjelaskannya kepada mereka.

"Nggak ada apa-apa kok, aku kamar dulu ya" Tiara mengambil tasnya dan naik ke kamar nya. Oliver dan Daniel hanya saling memandang heran, lalu mengganti siaran Tv.

Tiara (Never Alone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang