Twenty Eight🌟

279 6 0
                                    

"Mau ngomong apaan?" Tanya Cherry setelah kami sampai di kamarnya.

"Ini tentang Tian sih" ucapku pelan lalu mengikuti Cherry yang duduk dikasurnya.

"Kenapa? Bukannya kata Lo, dia nembak Lo? Lo mau balas perasaannya?" Tanya Cherry beruntun.

"Dia nembak gue sih, tapi... Ada yang aneh gitu dengan sikap dia" kataku lirih.

"Aneh gimana?" Tanya Cherry lagi. "Dia kayaknya merokok deh.. eh bukan kayaknya sih, tapi memang merokok, gue liat" jelasku menatap Cherry yang duduk di hadapanku.

"Hah?! Serius Lo? Sumpah?!" Ia terpekik ketika mendengar ucapan ku. "Hm... Lo pernah cium bau rokok gak kalau Deket Tian?" tanyaku.

"Ngga pernah sih... Tapi anehnya, akhir-akhir ini dia kayak banyak pakai parfum gitu, dah gitu nyengat lagi" terang Cherry berbaring dikasur nya.

"Nah kan! Gue juga ngerasa gitu!" Sergahku ketika mendengar perkataannya.

"Udah gitu, dia kayak suka nyentuh aku gitu, kayak acak-acakin rambut gue, ngerangkul, main tarik lengan gue" ucapku sedikit bergidik jika mengingat sikapnya akhir-akhir ini.

"Ha? Masa sih.. Lo kayaknya mesti hati-hati deh" ucap Cherry.

"Nah iya, aku bingung gimana mau hati-hati.. kalau aku jaga jarak dari dia, kelihatan banget aku ngejauhnya" aku pun ikutan berbaring di samping Cherry.

"Iya juga sih, nanti gue bantu pikir deh, dan Lo kayaknya jangan pergi berduaan aja sama dia, takutnya Lo diculik kemana gitu"

"Masa sih sejauh itu. Dia kan temanku dari kecil. Pas kita SMA, kita juga Deket, gak ada hal-hal yang aneh lagi" ucapku sedikit tak setuju dengan Ucapan Cherry.

Cherry kembali duduk, aku pun ikutan duduk. Ia hanya menatapku sambil menggeleng kepala. "Lo kan gak tau tentang dia sepenuhnya. Dia pindah saat Lo umur 11 tahun, bisa aja selama itu dia berubah" jelas Cherry beranjak dari kasurnya dan mengambil sesuatu dari laci meja belajarnya.

"Masa sih? " Tanyaku masih tidak percaya sembari berpikir.

"Bagaimana pun, cowo itu tetap cowo, mereka punya nafsu. Kayak Abang Lo itu. Walaupun kalian dekat karena saudara, dia pasti tetap punya nafsu" jelasnya membawa Snack yang ia ambil di laci belajar nya.

Aku pun berpikir, 'iya juga ya.'

"Btw, Lo nyembunyiin Snack di meja belajar Lo?" Tanya ku tersenyum menyeringai.

"Hehehehe, kalau otak mumet ya makan" ucapnya lalu memberi ku Snack yang ia ambil.

"Sama, gue juga!" Ucapku lalu kami tertawa dan Kami pun memakan Snack sembari membawa topik-topik yang ringan.

***
H-6 karyawisata

Aku, Cherry, dan Tian saat ini sudah pulang kuliah. Dan kami berjalan ke parkiran, depan tempat kuliah. Aku dan Cherry berpisah di tempat parkiran,"Tiara.. Lo hati-hati sama si Tian!" Bisik Cherry memperingatkan.

Aku mengangguk mengerti. "Dah, pulang sana! Dah ditungguin cowok Lo jangan-jangan" Aku menyubit pipinya.

"Awww.. iya-iya gue duluan ya" Cherry berpamitan lalu pergi, aku melihat Tian yang ternyata sedang menelpon.

Tak lama kemudian, Tian menutup telponnya. "Tia, maaf banget, gue gak bisa antar Lo pulang, mendadak ada urusan" tampaknya ia merasa bersalah.

"Iya gapapa, gue-"

'Triiing~' aku menerima telpon tanpa kulihat nama siapa yang menelpon.

"Halo, Tiara, ini Kk Daniel. Kk udah depan kampus kamu, kak tunggu ya" piiip.

Bunyi telpon secara sepihak dimatikan.

"Eh, gue bareng Kk Daniel. Dia udh jemput di depan" kataku sedikit ragu. Ia terdiam beberapa saat.

"Yaudah deh, hati-hati ya. Bye" Tian segera pergi ke motornya. Sedangkan aku bernapas lega. Jujur, sekarang aku sedikit takut dengan Tian.

Aku pun berjalan menemui Kk Daniel yang tengah menungguku di depan kampus.

Author POV

Daniel sedang bersandar di motornya dengan pakaian kasual yang entah mengapa terlihat keren di mata para wanita. Saat ini, tengah banyak wanita menatapnya tanpa ia sadari karena ia sibuk mencari orang yang ia tunggu.

"Tumben kak?" Tanya Tiara yang mati-matian berusaha menahan tatapan tajam dari para cabe kampus. "Kakak kangen kamu" Kata-kata itu meluncur dengan antengnya.

'Blush' pipi Tiara memerah. Tiara memukul lengan Daniel. "Apaan sih kak, sejak kapan kakak suka ngegodain cewek?" Tiara tak berani menatap mata Daniel, ia merasa malu sampai ke tulang. Xixixixixi.

"Hahahaha, gak ke banyak cewek kok. Cuman kamu aja" Daniel kembali tertawa setelah mengucapkan itu.

Lagi-lagi pipi Tiara merona karena ucapan Daniel. "K-kak pulang yuk!" Ajak Tiara merasa tatapan para cabe kampus semakin terasa.

"Kalau kakak masih betah disini?" Daniel sekarang sadar bahwa mereka tengah diperhatikan. Dan ia ingin mengerjai Tiara. Dan nyatanya Tiara semakin malu. Menurut Daniel, Tiara yang sedang merona tampak imut dan lucu.

"Kak, Ayuk pulang" rengek Tiara memegang sedikit baju Daniel dan menatap Daniel dengan wajahnya yang masih memerah.

Pipi Daniel merona saat melihat wajah Tiara yang sedang merengek pulang. 'Gila, manis banget! Pengen gua karungin😭' batin Daniel.

Daniel segera memakaikan helm Tiara, mengunci helm Tiara, dan menutup kaca helmnya. Daniel tak akan kuat jika melihat wajah Tiara saat ini

Daniel juga langsung memakaikan helmnya dan menaiki motornya. "Ayok" begitu Daniel mengucapkan itu, Tiara yang sedikit bingung tetap menaiki motornya. Dan mereka melesat pergi dengan kecepatan tinggi membelah jalanan kota.

Tiara (Never Alone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang