Guling Bodoh

10 0 0
                                    


Malam ini, aku berencana untuk tidur lebih awal. Semenjak pukul 23.20, badanku sudah berbaring di sofa. Iya, malam ini aku tidur di sofa. Aku agak bosan jika harus terus menerus tidur di atas kasur. Aneh bukan? Tentu saja. Sama anehnya dengan kejadian malam ini.

Aku sudah sangat lelah. Aku hendak memejamkan mataku. Dengan bantal di belakang kepalaku dan guling di pelukanku, aku berusaha mencari posisi nyaman. Entah mengapa, biasanya dalam 3 menit aku bisa tertidur pulas. Hingga pukul 23.30, diri ini belum bisa memejamkan mata.

Kupeluk erat gulingku. Ku tatap guling yang tengah kupeluk ini. Lalu, baru terasa mengapa aku tidak bisa tidur. Iya, semua karena guling ini. Entah mengapa, sudah lebih dari 15 menit aku menatap guling ini secara dalam. Tidak hanya itu, aku juga mengelus bagian atas dari guling ini layaknya mengelus kepala seseorang.

Lalu aku sadar, hal ini aku lakukan karena aku teringat dengan De. Suatu hari, kami pernah menonton film Miss Perigrine and the Peculiar bersama di tempatnya. Dia bersandar kepadaku sepanjang film itu. Tentu saja, aku mengelus kepalanya yang berada di dadaku itu.

Kupikir, cerita kemarin sudah menutup kisahku dengan De. Nyatanya, semua yang ada di dunia ini masih mengingatkanku pada De. Padahal, aku sudah sempat lupa untuk beberapa hari. Namun sepertinya takdir masih menginginkanku untuk merasakan penderitaan yang De rasakan kala itu.


Semua ini hanya karena rindu. Aku akhirnya bisa memejamkan mata sekitar pukul 00.30

"Dasar guling bodoh."

kataku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Masih Tentang DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang