Prolog

895 90 7
                                    

🖤🖤🖤



Malam ini Hujan dan angin terus menerpa wilayah Gangnam tanpa belas kasihan. Cuaca buruk di malam itu memaksa semua orang agar tetap berada dirumah jika tidak ingin merasakan kebasahan, kedinginan dan berakhir menjadi sakit.

Walaupun tidak dapat dipungkiri, masih ada beberapa orang yang tetap berada diluar rumah, entah itu bekerja atau terjebak didalam hujan.

Suhu dan suasana sangat mendukung seseorang untuk segera terlelap dan pergi ke alam mimpi.

Namun siapa sangka jika suasana nyaman itu sama sekali tidak berlaku untuk sepasang manusia yang hampir disetiap malamnya memperdebatkan sesuatu. Sesuatu yang bahkan tidak pernah memiliki akhir untuk kedua orang tersebut.

"Ibu... Kumohon berhenti. Aku lelah bu."

Seorang lelaki bertinggi seratus tujuh puluh empat sentimeter itu selalu menjawab pertanyaan wanita paruh baya dihadapannya dengan malas dan nada memohon agar tidak membicarakan hal yang sama disetiap malamnya.

"Yoongi-ah ibu mohon, sekali saja. Tolong pergilah kesana nak. Ada yang harus kau lakukan di tempat itu nak."

Wanita paruh baya itu berusaha membujuk sang putra agar mau menuruti kemauannya kali ini.

"Tapi kemana! Ibu selalu menyuruhku pergi tapi tidak pernah mengatakan aku harus kemana dan harus apa. Ibu hanya menyuruh tanpa menjelaskan! Aku muak! Aku tidak suka dipaksa."

Wanita itu menghela nafas lelah. "Baiklah. Yoongi-ah, kau hanya perlu pergi ke Gyeonggi-Do. Kau harus pergi ke sebuah rumah yang ada disana." ucapnya pasrah. Jika tidak begini, putra nya itu akan terus menghindar dan menolak kemauannya. Memang sejak awal, ini adalah kesalahannya karena tidak pernah memberitahukan kemana putra nya harus pergi.

"Lalu untuk apa aku kesana?" tanya sang putra yang kita baru kita ketahui  bernama Yoongi.

"Kau akan mengetahuinya sendiri setelah sampai disana."

"Lihat? Ibu selalu begini kepadaku. Apakah sesulit itu untuk mengatakan tujuanku datang ke tempat itu? Aku tidak mau bu." jawab Yoongi menolak permintaan ibunya untuk yang kesekian kalinya.

Lagi pula, tidak akan ada satupun orang yang mau pergi ketempat asing tanpa tahu apa tujuannya mendatangi tempat itu. Tidak akan pernah ada yang mau, begitupun dengan dirinya.

"Yoongi-ah, Ibu mohon turuti kemauan ibu sekali saja. Ibu tidak akan memaksamu seperti ini jika bukan karena permintaan alm. Ayahmu, Ibu mohon Yoongi-ah."

Wanita berstatus ibu itu seakan pasrah dengan sang anak.

Dia tahu anaknya itu tidak bisa dipaksa. Namun sialnya dirinya terus-terusan memaksanya tanpa memikirkan pendapat anaknya.

"Apa maksud ibu?" tanya Yoongi dengan ekspresi penasarannya.

Yoongi langsung menatap sang ibu penuh tanya. Yang dia tahu, jika ibunya sudah menyangkut pautkan sang ayah terhadap sesuatu, itu artinya ada sebuah masalah yang cukup serius.

"Ibu tidak akan menyuruhmu kesana jika bukan amanah dari ayahmu nak. Beberapa hari sebelum ayahmu pergi, dia mengatakan pada ibu, jika kau sudah berumur dua puluh satu tahun kau harus pergi kesebuah rumah di daerah Gyeonggi-Do. Ibu bahkan tidak tahu seperti apa rumahnya, ibu juga tidak tahu apa tujuan ayahmu mengamanahkan itu. Ia hanya bilang kau harus kesana dan nanti nya kau akan mengetahui apa tujuanmu datang kesana. Itulah sebabnya ibu mengatakan padamu sekarang, karena sekarang kau sudah berumur dua puluh satu tahun nak." ucap wanita itu dengan raut wajah murung.

"Mianhae." lanjut wanita itu dalam hatinya.

"Tapi untuk apa aku kesana. Lagipula kalau aku pergi, siapa yang menjaga ibu? Aku tidak mau pergi!"

IN THE DARK WORLD [VERY SLOW UP/HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang