AB | 03

41.7K 2.8K 59
                                    

Selamat Membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca!


Ara tak henti-hentinya meringis pelan, merasakan perih di kedua lutut dan juga keningnya yang terluka. Dia tidak sadar lututnya pun bernasib serupa, padahal dia kira hanya dahi saja yang terluka. Sedangkan Angelina dan Diana yang sejak tadi mengobatinya tak henti-hentinya memarahi tersangka.

Xander William Petrov. Anak pertama dari pasangan Angelina dan Adam. Dilihat dari pahatan wajahnya yang kaku, pastinya lelaki itu bersifat dingin dan datar. Mengingat sejak tadi lelaki itu hanya diam tanpa mau minta maaf pada Ara.

"Xander, jangan ulangin lagi sikapmu. Dia ini adikmu, bukannya dijaga malah dibikin celaka," omel Angelina yang sudah selesai mengobati kening Ara.

Xander yang duduk di single sofa hanya menarik sebelah alisnya ke atas dengan tatapan sinis. Tangannya bersidekap di depan dada dan terus mengamati Ara, ralat, menilai perempuan yang disebut adiknya itu.

"Adik?" tanyanya, dengan wajah yang sangat menyebalkan.

Angelina dan Diana kompak mengangguk antusias, sedangkan Ara menunduk dalam. Rasanya nada yang Xander katakan terlalu menusuk. Tidak menyenangkan.

"Seingatku, Mommy tidak pernah melahirkan anak perempuan. Ah, atau dia anak haram dari wanita jalang itu?"

"Xander!" bentak Angelina dan Diana bersamaan. Mereka menatap tajam Xander yang tidak terpengaruh sama sekali.

"Jaga ucapanmu! Kamu menyakiti Ara. Dia itu adikmu, mau lahir dari rahim siapapun, kalian jelas sedarah," jelas Angelina, sembari memeluk Ara yang terus menunduk dalam. Dia sadar gadis itu jelas terguncang dengan ucapan Xander barusan.

Xander terkekeh sinis. Dia semakin mengintimidasi Ara lewat tatapannya. "Aku tidak punya adik perempuan, apalagi dia." Xander menunjuk Ara yang memperlihatkan ekspresi takutnya.

Angelina menatap Xander tajam. "Jaga ucapanmu! Dia adikmu," katanya dengan penuh penekanan, "lagipula bukannya sejak dulu kamu ingin punya adik perempuan."

"Iya. Tapi bukan dari wanita jalang," tukas Xander dengan senyum meremehkan, "lagipula dia tidak pantas menjadi keluarga Petrov."

Diana yang sejak tadi diam, hanya bisa mengelus bahu Ara dengan sayang. Diana hanya bisa menenangkan hati perempuan yang berada di dekapannya ini.

"Kamu jangan ambil hati sama omongan kakakmu, ya," bisiknya lembut.

Ara mengangguk pelan. Mau mengintip raut wajah sang kakak, tak berani. Akhirnya dia hanya menunduk dalam dan menjadi pendengar dari pertikaian tersebut. Banyak pertanyaan yang mengumpul di otaknya. Namun mau dikeluarkan, lidahnya seakan kelu.

"Mom harap kamu bisa lebih menghargai Ara di sini," ucap Angelina final, tidak menerima bantahan lagi.

Xander mendengus. Menatap Ara terakhir kali sebelum beranjak pergi dari sana dengan tangan yang mengepal kuat. Emosinya sudah memuncak dan melampiaskan pada Ara dengan adanya Angelina jelas bukan hal yang bagus. Maka dari itu, Xander memilih mengurung diri di kamarnya saja.

Adorable Brother (PINDAH KE DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang