8). Pore Pack

29 4 1
                                    

Setelah menaruh kumpulan buku catatan milik teman sekelompoknya pada kantor guru, Dara segera bergegas meninggalkan area sekolah. Karena El, sudah menunggu nya di depan gerbang.

Hadirnya El yang menjemput Dara cukup menarik perhatian sekitar, beberapa cewek yang melihat sempat takjub atas indahnya karya sang pencipta. Tapi kekaguman tersebut tak berlangsung lama ketika Dara menghampiri cowok yang tengah duduk diatas motor nya itu.

"Sorry mas, aku ke kantor dulu tadi. Nganter tugas." Dara memakai helm nya lalu lekas naik di boncengan.

Cewek-cewek yang melihat itu banyak yang menebar gosip, banyak yang bilang jika El itu adalah pacarnya Dara.

Tapi suara Alea tiba-tiba mengintrupsi, membubarkan sekelompok cewek yang tengah menggibah teman sebangkunya yang baru saja pergi.

"Dia itu bukan pacarnya Dara." Alea mengambil posisi duduk tak jauh dari kelompok gibah, ia memakan batagor lima ribu pesanan nya sembari menunggu jemputan.

Saras-- salah satu Cewek yang ikut membicarakan Dara tadi menoleh, "tau darimana kamu?." Nada bicaranya tidak terdengar santai.

Alea menghembuskan napas kasar, ia harus extra sabar menghadapi geng julid di kelasnya itu. Sebenarnya walau sudah sekelas lama, tidak menutup bahwa Alea dan saras tidak berteman baik. Mereka hanya sekedar dekat karena patner pengurus kelas.

"Aku kan temen sebangku nya, gamungkin aku gak tau." Alea bergegas pergi setelah dilihatnya mobil sang Papa terparkir di depan warung babe.

Setelahnya mulut yang tak pernah berhenti gibah itu kembali bergerak, melanjutkan membicarakan Dara yang akhir-akhir ini sangat hangat menjadi trending topik obrolan mereka. Sehangat bakwan jagung yang baru saja ditiriskan dari minyak goreng nya.

Tak lama gengnya Sam datang dengan tas mereka yang tersampir pada pundak kiri nya, seraya mengambil tempat duduk di sebrang meja nya Saras and the genk!.

Obrolan Saras dan teman-teman nya memancing indera pendengaran Sam yang semula mendengar curhatan Genta yang tengah ribut dengan pacar nya.

"Masa iyo sih bukan pacar nya Dara." Shindy menyruput es milo nya dari plastik.

"Gak mungkin seh!, cah kui nduwe pacar seng cakep e ning atas roto-roto." Thalia memprovokasi.

"Cantikan ya masih cantikan aku." Ucap Saras berbangga diri.

Sam dibuat ingin muntah mendengarnya, sungguh. Saras memang ayu, tapi gigi nya yang tak rapih mengenakan behel warna-warni tanpa karet alias Percuma! Itu membuat siapapun yang melihat tidak ada rasa tertarik sedikit pun.

"Tapi jarene Alea cowok sing metuk cah kae mau duduk yange." (Tapi kata Alea, cowok yang jemput anak tadi bukan pacarmya.)

Sam menajamkan pendengaran, apakah cowok yang mereka bicarakan adalah cowok yang sama saat ia menemui Dara di cafe tempi hari?.

Menutup pendengaran nya, Sam kini beralih membuka aplikasi whatsapp di ponsel nya. Ia mengklik chatroom nya dengan Dara yang masih ia sematkan, mengabaikan chat Devi yang sudah menumpuk sampai 200 itu.

"Dimana?"

Sam mensend pesan nya pada gadis itu, terakhir dilihat pukul 15:30. Sam menekan tombol back, dan meklik pesan Devi yang sedari tadi mespam nya dengan kata sayang.

°°°°

Dara merogoh kantung celana olahraga nya yang bergetar akibat sebuah notif masuk pada ponsel nya.

Ia melihat lockscreen nya, menampakan sebuah pesan whatsapp dari Samudra yang menanyakan keberadaan gadis itu saat ini.

Meet you in JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang