Bab 2

667 82 199
                                    

(Ekspresi Green abis ketemu Matcha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ekspresi Green abis ketemu Matcha. Wkwk)

$$$

Sekitar pukul empat sore, Green mendatangi Noona Cafe setelah beberapa bulan tidak pernah meliriknya sama sekali, hanya untuk memesan Strawberry Cheesecake, duduk sendirian dengan tenang di meja dekat pintu transparan depan. Dia tidak punya kegiatan terjadwal selain tugas UKM dan kampus. Jadi, hari Minggu-nya ini tentu bakal jadi hari leha-leha yang menenangkan, setidaknya sebelum kembali menemui Matcha hari Selasa nanti pas kumpulan UKM.

Hanya ada dua kursi yang menghadap meja bundarnya. Di setiap sudut ada pot yang menambah suasana sejuk. Salah satu alasan kenapa dulu Green sering datang ke sini, selain karena Sage pemiliknya.

Dia membuka ponsel, melihat grup UKM yang mendadak ramai semenjak anggota baru masuk semalam, tapi tidak ada tanda-tanda Matcha akan mengirim pesan di sana selain tadi pagi karena Yudha-partnernya yang terus ngeledek Green tentang Matcha-mengganggu gadis itu di grup. Itupun hanya dibalas dengan stiker Anya Forger.

Ada satu pesan yang mengusik Green saat satu nomor tanpa nama mengirim link Twitter di grup. Begitu dia membukanya, ada perasaan takut yang hinggap sekejap. Lalu, saat dia kembali ke grup, hal yang dia takutkan: Matcha melihatnya, ternyata sudah diselamatkan dengan pesan yang sudah dihapus dengan teks tambahan maaf salah kirim.

Kejadian itu hanya terjadi sekejap, tapi ternyata kekhawatiran Green bertahan cukup lama. Dia melirik keluar Cafe. Hampir gelap. Jadi, dia meraih jaket dan bergegas berdiri.

"Eh, Green. Ke manaaa?" teriak Sage saat baru menuruni anak tangga. Lelaki itu berlari kecil ke arah Green. "Udah liat belum?"

"Apaan? Burung lo udah bisa jalan?" celetuknya asal.

Sage berdecak, mendekat. Menunjukan ponselnya. Postingan sama yang dikirim di grup tadi.

"Perselingkuhan Om Aryan. Diungkit lagi."

Green menghela napas. Seperti sudah menduga hal ini akan terjadi. Yang buat dia takut adalah ... "Kenapa muka Matcha harus dipost segala? Tahu dari mana?"

•••

"Duluan, Kak."

Matcha tersenyum kecil, menganggguk. Itu anak terakhir yang baru keluar kelas bimbingan Matematika SMA kelas 12. Dia menutup pintu rapat, menguncinya. Hampir semua kunci BUS dia yang pegang karena tempat tinggalnya yang paling dekat. Juga, Neon yang paling percaya dengan Matcha.

Dia menyusuri jalan menuju asrama. Biasanya ada odong-odong di dekat gerbang untuk Matcha naiki sampai asrama supaya lebih cepat, tetapi berhubung hari ini dia pulang lebih lambat-pukul setengah enam sore-odong-odong sudah tidak beroperasi.

Just Wanna Live in The PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang