16:permintaan Tedza

27 6 0
                                    

H a p p y R e a d i n g🌻

Hari minggu merupakan aktivitas yang sangat membosankan bagi seorang Rara.

Seperti sekarang ini waktu sudah menunjukkan pukul 08:00 pagi namun tetap saja masih terbaring dikasur dan terbaluti selimut.

Sampai akhirnya teriakan mamah nya membuat Rara langsung bangun karena takut di marahin.

"RARA BANGUN INI UDAH JAM BERAPA!!!!!" teriak mamah nya di pintu kamar Rara.

"MASA ANAK PEREMPUAN NGEBO SIH!!!!".

"Iya mamah udah bangun kok".

"Bagus cepetan mandi, dibawah ada yang nungguin kamu".

"Siapa?".

"Tedza".

'Hah ko Tedza ada di rumah Gue sih' gumam Rara.

Rara pun menepuk jidatnya sendiri lupa kalo Tedza kemaren chatting Rara dan bilang mau ke rumah.

Rara pun bergegas mandi dan langsung bersiap siap dengan baju santai nya kaos putih dan celana jeans selutut.

Rara pun langsung menuju kebawah dan menemui Tedza, dan langsung saja Rara duduk di sebelah Tedza.

"Eh Za udah lama kesini?".

"Satu jam yang lalu".

"Aduh maaf ya Gue nya masih ngantuk".

"Iya gapapa kok mungkin Lo masih kecapean abis dari pantai ya".

"Iya bener seru banget tau Za".

Ada sedikit kekecewaan dari hati Tedza, kini posisi yang selalu nemenin Rara perlahan sudah tergantikan oleh Kemal.

"Btw Lo mau ngomong apaan Za?".

"Gini Ra gue mau minta tolong sama lo, boleh gak gue pinjem cafe lo buat acara nanti malam".

Rara pun mengernyitkan dahinya. "Buat acara apaan emang?".

"Buat acara ulang tahun nya Elya, boleh gak?".

Rara pun kaget dan langsung saja menetralkan wajah nya.

"Boleh kok".

"Yang bener".

"Iya Za".

"Tapi Gue minta tolong lagi sama lo".

"Apa?".

"Antar beli kado ya buat Elya, gue bingung harus beli apaan buat dia".

"Kapan?".

"Sekarang".

"Emm yaudah ayo".

"Satu lagi ya Ra permintaan tolong Gue, gue pengen ngebuat suprise yang manis buat Elya bantuin Gue ajak aja sekalian Vano Axsel Ica Kemal".

"Iya Za".

"Lo emang sahabat gue paling baik. Makasih banyak Ra" ucap Tedza yang begitu senang dan langsung memeluk Rara secara tiba tiba.

Rara pun semakin menyadari kalo misalnya Tedza hanya menganggap nya sahabat gaada perasaan lebih.

"Pulak peluk dipagi hari" celetuk Vano.

"Eh Van, Van gue minta maaf ya atas kelakuan gue waktu itu di kantin" ucap Tedza yang merasa bersalah.

"Iya sans aja".

"Eh bang Tedza minta tolong sama lo, buat nyiapin suprise buat ultah nya Elya lo mau bantuin gak" ucap Rara.

"Asal traktir aja".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just A FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang