One Shoot

1.5K 141 35
                                    

Ini bukan kelanjutan bonus chapter.

Ini cerita selingan yang aku bikin sebelum lanjut.

Enjoy ya^^

○○○


"Sana...maaf...," ucap gadis jangkung itu sambil menundukan kepalanya. Tak berani menatap gadis lain yang berdiri sambil menatapnya tanpa ekspresi.

"Maaf kenapa?" Sana bertanya dengan nada datar. Hampir sama sekali tidak berniat untuk menanyakan alasannya.

"Maaf...aku...aku..., aku gak bisa disisi kamu disaat kamu butuhin aku. Maafin aku. Maafin aku karena udah egois dan gak mau dengerin kamu. Maafin aku gak pernah nyoba buat mahamin kamu. Ini salah aku, maaf." Entah berapa kali gadis itu mengucapkan kata maaf.

"Emang bener ya. Yang namanya orang jatuh cinta itu gak mandang apapun. Bahkan harga diripun rela dikorbankan. Termasuk memutuskan urat malu. Semuanya aku lakuin. Buat kamu. Tapi lihat kamu?" Sana menghela nafas kasar.

"Kamu bahkan udah nipu aku Tzuyu! Hiks....kurang apalagi aku, hah?! Kurang setia? Kurang cantik? Kurang perhatian? Kurang apa?! Jawab Tzuyu jawab!!"

Tzuyu bungkam, ia semakin menundukan kepalanya. Ia tahu dirinya tak pantas menatap wajah orang yang sudah dibuatnya kecewa saat ini. Tzuyu cukup tahu diri, atas semua kesalahan dan kesalahan yang ia lakukan setiap saat kepada Sana. Ini semua salahnya, ia benar-benar tahu.

"Kamu gak kurang apa-apa, Sana. Kamu udah sempurna. Cuman aku....maaf.....mata ini buta untuk melihat kesempurnaan yang ada di diri kamu. Aku tau, semua yang aku lakuin selama ini bikin kamu sakit hati. Tapi kamu sama sekali gak ngeluh soal itu. Kamu sabar ngadepin aku. Aku...aku ini brengsek, aku tau." Tzuyu mengambil nafas panjang.

Tzuyu memberanikan diri menatap tangan kekasihnya yang bergetar karena menangis. Tzuyu ingin sekali menggenggamnya, menariknya tangan itu agar lebih dekat dengannya dan memeluk tubuh yang saat ini sedang lemah itu. Tapi Tzuyu terlalu takut, jika Sana malah akan menamparnya dan meninggalkannya begitu saja. Tzuyu tidak mau itu sampai terjadi.

"Sakit Tzu..sakit." Sana memukul-mukul dadanya. Gadis itu berusaha menahan tangisnya sekuat tenaga.

"Sana..aku...," ucapan Tzuyu terhenti ketika gadis yang lebih pendek mengangkat tangannya dan menaruh telunjuk didepan wajah Tzuyu yang sedang menunduk.

"Udah, Tzu. Cukup, dengan kamu minta maaf ratusan kali pun gak akan ngubah keadaan saat ini."

"Tzuyu, dengerin aku. Ini mungkin udah jalannya. Aku minta kita putus sekarang juga. Aku udah gak tahan, dan please jangan tahan aku, Tzu...."

Tzuyu ingin menepisnya, semua perkataan Sana membuatnya semakin merasa bersalah. Ia ingin memohonnkepada Sana agar diberikan kesempatan kedua. Tapi sepertinya itu percuma. Yang bisa ia lakukan sekadang hanya mendengarkan, meskipun telinga dan hatinya terasa amat sakit. Saat ini hatinya seperti barang pecah belah, dan hancur karena terjatuh oleh kecerobohannya sendiri.

"....karena yang pertama pergi dari sisi aku tanpa berbalik badan barang sekalipun itu kamu. Dan aku, saat kamu berbalik, aku gak akan ada disana, Tzu. Aku bakalan bener-bener ngelepasin kamu. Maaf kalo selama ini aku bikin kamu susah dan jadi beban buat kamu. Semoga orang baru itu lebig baik dari aku, Tzu. Sayonara."






Dengan itu, Sana pergi meninggalkan Tzuyu yang masih saja tak bergerak barang satu cm pun dari temparnya. Dan ya, satu hal yang pasti gadis berdarah Jepang itu tak akan pernah mau berbalik walau hanya sekedar melihat keadaan Tzuyu yang hancur akibat ulahnya sendiri.



















FIN.




Ditunggu bonus chapter selanjutnya ya~

𝐘𝐨𝐮「SaTzu」[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang