-2-

84 28 5
                                    

"bukan kau kan pelaku dibalik kematian mereka, Jung Jaehyun?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"bukan kau kan pelaku dibalik kematian mereka, Jung Jaehyun?"
.
.
Jaehyun tak kalah melotot mendengar ucapan Eunwoo yang mengasal.

"Kau gila?!" Eunwoo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ya mungkin saja, kan? mengingat kau tidak begitu menyukai mereka."

"Pabbo! Daripada memikirkan hal konyol seperti itu, pikirkan saja bagaimana nilaimu rapor mu nanti." Jaehyun melesakkan earphone ke telinganya. Dan di detik kemudian, Eunwoo menarik earphone Jaehyun, yang membuat si pemilik menatap tajam dirinya.

"eheh, bukankah seharusnya aku yang bilang begitu? Appa ku, sudah menyiapkan semuanya. Jadi, aku tidak perlu khawatir. Khawatirkan saja dirimu sendiri Jung Jaehyun." Bodoh. Begitu pikir Jaehyun. Tanpa itu saja, nilai rapornya sudah lebih dari harapan.

"ah aku lupa! Kau memang tidak perlu mengkhawatirkan nilai dengan otak geniusmu itu," Jaehyun menaikkan salah satu alisnya. Bangga tentunya.

"tapi, bagaimana dengan ketidak hadiranmu di Kelas? Bukankah itu juga akan menodai rapormu?" lanjut Eunwoo dengan smirknya.


"hahaha, wajahmu kenapa Jae? Aku hanya bercanda. Jangan dianggap serius." Jaehyun menatap Eunwoo dengan wajah datar miliknya.

"tapi benar bukan kau pelakunya kan?" Tanpa menjawab pertanyaan Eunwoo, Jaehyun kembali melesakkan earphone ke telinganya.
.
.
#Mark Lee side

Menjelang ujian akhir semester, selama satu minggu sekolah memberi system pembelajaran secara mandiri. Dalam artian, tidak ada tugas maupun guru yang mengajar. Diharapkan siswa-siswa dapat fokus dengan bukunya masing-masing guna persiapan ujian yang akan datang. Bukan berarti jam kosong. Namun, tetap saja banyak yang mengabaikan system itu dan memilih melakukan kesenangannya seperti membaca komik, bermain dengan ponsel atau sekedar bergurau.
Seperti yang terjadi saat ini.

"Mark, bisakah kau mengatur pertemuan antara ayahmu dan ibuku?" Mark yang fokus dengan bukunya, mendongak menatap gadis yang ada di depannya itu.

"baiklah, Lami-ah."

"terima kasih Mark." Mark hanya mengangguk. Sudah biasa, setiap ujian akhir semester teman sekelasnya akan meminta untuk diadakan pertemuan antara ayahnya yang notabenya pemilik sekolah dengan orang tua para siswa.

Mark berjalan keluar kelas dengan salah satu tangannya yang ia masukkan ke saku celananya dan buku catatan miliknya.
Satu-satunya tempat yang menjadi tujuannya saat ini, perpustakaan.

#Taeyong side

Sebenarnya, satu minggu ini kelas free dan siswa diharapkan belajar secara mandiri. Berbeda dengam kelas Taeyong yang meminta jam tambahan, mengingat ia berada ditingkat akhir, yang artinya akan segera melangsungkan ujian kelulusan.

10 menit lalu kelas telah berakhir, membuat Taeyong bernapas lega.

Dikeluarkannya ponsel dengan logo apple yang memiliki 3 camera itu dan dengan lincah jari jemarinya menari diatas benda pipih itu.

Setelah membaca satu persatu pesan, ia bangkit dan berjalan menuju perpustakaan untuk menyusul hoobaenya-Mark.
.
.
"Apa yang kau rasakan, itulah kebenarannya."
.
.
"Sebuah misteri, tidak akan muncul dengan di dahului notifikasi."
.
.
#Perpustakaan

"Kau sendirian?" tanya Taeyong setibanya di Perpustakaan dan hanya melihat Mark yang masih fokus dengan banyak buku di Meja.

"ya, Jae hyung dan juga Eunwoo hyung baru saja memberitahuku akan segera menyusul kemari."

"oh, lanjutkan saja. Aku ingin tidur sebentar."

10 minutes later

"Taeyong hyung sudah lama disini?"

"eoh, Jae hyung, Eunwoo hyung. Emm, Kurasa sudah sekitar 10 menit Taeyong hyung tertidur." Mark melepas kaca matanya dan menutup buku-bukunya. Mengembalikannya ketempat asal menyisakan buku catatannya.

"woah, kau rajin sekali mencatat Mark." puji Eunwoo melihat buku Mark penuh dengan catatan.

"ya, begitulah hyung. Jae hyung, appa mengundang keluarga hyung untuk makan malam di Rumah malam ini."

"baiklah."

"eyy, atur untukku juga Mark." Mark mengangguk.

"eh, sejak kapan kalian sampai?" Taeyong menggeliat, terusik karena suara berisik di dekatnya.

"sejak kapan ya Jae? Sejak Joseon mulai mengalami keruntuhan?"

"anggap saja begitu." Jaehyun memandang rak buku yang menjulang tinggi di depannya.

"eh Jae! Majalah yang kau lakukan pemotretan minggu lalu sudah merilis sebuah foto.. Woah, kau sangat sexy."

"Coba lihat hyung."

"traktir kami Jae."

"kalian cukup kaya untuk sekedar membeli makanan kalian sendiri."

"dasar pelit. Jangan sampai kau yang menjadi korban berikutnya." Semua tanpa terkecuali menatap horor ke arah Eunwoo.
.
.
Cukup waspadalah dengan sekitarmu. Dan, jangan alihkan pandanganmu kearah lain.
.
.
Tbc

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan vote dan comment^^
See U next Chapt

-2020.05.21, thursday-

[4] SCREAM (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang