-6-

64 22 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

"Younghoon, bisa bicara sebentar?"
Younghoon yang tengah bercanda dengan teman-temannya, menoleh menatap Mark dengan sebuah senyuman.

"Tentu! Tunggu sebentar ya." Mark berjalan mendahului, di susul Younghoon yang mengikutinya.

Saat mereka sudah sampai di Rooftop, Mark berbalik menatap Younghoon.

"Hoon, maafkan aku ya."

"Apa maksudmu Mark?" Younghoon menatap siswa di depannya ini dengan bingung.

"Maaf. Kau harus terkena masalah karena pertemuan makan malam itu."

"Mark, aku sungguh tidak mengerti denganmu. Aku tidak sedang terkena masalah. Justru aku yang harus berterima kasih kepada keluargamu. Berkat makan malam itu, aku berada di posisi 10 besar. Appa mu benar-benar dapat di andalkan."

"Aku tidak yakin." Younghoon menautkan alisnya, menatap Mark yang tersenyum kecut.

"Mark, aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi padamu. Tapi, aku sungguh baik-baik saja. Jika sesuatu terjadi, itu bukan salahmu. Aku sendiri yang melibatkan diriku dengan hal semacam itu. Dan aku yakin, semua pasti akan baik-baik saja sampai akhir. Jangan merasa bersalah." Younghoon memengang bahu Mark.

"Kau ada janji malam ini Hoon?"

"Tidak. Kenapa?"

"Ayo bertemu malam ini. Ada sesuatu yang ingin aku beritahu padamu."

"Kenapa tidak sekarang saja?" Mark mengalihkan pandangannya menatap lapangan sepak bola yang terlihat sangat luas dari atas sana.

"Aku, tidak bisa memberitahumu sekarang Hoon."

"Emm, kalau begitu baiklah."
Balas Younghoon lalu pergi dari sana. Meninggalkan Mark yang tengah menatap punggung Younghoon yang mulai menjauh.

"Sekali lagi, maafkan aku Younghoon."
.
.
#Lapangan Basket (outdor)
Eunwoo membaringkan tubuh penuh keringat itu di kursi yang berada di tepi lapangan basket. Baru saja ia berlatih untuk pertandingan basketnya 2 minggu dari sekarang.

"Terima kasih." sebagai sahabat yang perhatian, Jaehyun melemparkan sebotol air mineral pada Eunwoo.

"Hmm."

"Jaehyun." merasa namanya di panggil, Jaehyun menoleh, menatap Eunwoo.

"Malam ini, appa mu di Rumah?"

"Kurasa tidak. Appa sedang sibuk menangani kasus pembunuhan berantai." Eunwoo tersenyum mendengar jawaban dari Jaehyun.

"Kalau begitu, aku menginap di Rumahmu ya?" Jaehyun melempar tatapan tajam pada Eunwoo. Bisa di pastikan jika Eunwoo menginap di Rumahnya, lelaki itu hanya akan menghancurkan kamarnya.

"Ya? Kau tau, eommaku sudah bersama Tuhan, dan Appa sedang mengurus bisnis hotelnya di Paris. Kau tega membiarkanku sendirian di Rumah dengan para maid saja?"

"Itu masalahmu bodoh! Kenapa aku harus peduli."

Aishh, Eunwoo benar-benar gemas dengan sahabatnya yang satu ini. Tidak ada cara lain. Terpaksa, ia menatap Jaehyun dengan aegyo nya. Iwh, itu menjijikkan bagi Jaehyun.

"Ya? Biarkan aku menginap di Rumahmu malam ini. Ya?" sialnya, Jaehyun yang sudah merasa geli dengan aegyo Eunwoo,meng-iyakan permintaan lelaki manis itu.

"Assa!! Jung Jaehyun yang terbaik." Eunwoo mengecup pipi kanan Jaehyun dan segera berlari.

"Yakk!"
.
.
#Gudang belakang Sekolah

Younghoon tiba di tempat yang di beritahukan Mark dan tidak mendapati seorangpun di sana.
Bulu kuduknya berdiri. Sebenarnya, ia tidak mengerti mengapa Mark mengajaknya bertemu di tempat seperti ini. Karena rasa penasaran akan hal yang akan di beritahukan Mark, ia memilih datang ke tempat yang Mark sebutkan.

"Mark?" Younghoon melihat Mark yang barusaja datang.
Mark berjalan mendekat ke arah Younghoon dan berhenti pada jarak 3 meter dari tempatnya berdiri.

"Younghoon. Seperti yang sudah aku katakan siang tadi. Aku minta maaf."

"Yakk Mark!! Kau jangan membuatku takut di tempat seperti ini! Itu sungguh tidak lucu."

Mark menatap Younghoon dengan ekspresi datang.

"Aku tidak sedang melucu Hoon," Younghoon semakin di buat bingung dengan sikap Mark.

"Aku sudah menepati janjiku, dan untukmu Younghoon. Maaf, dan selamat tinggal." Mark berbalik dan meninggalkan Younghoon.

"Mark!"

Bugh!

Younghoon jatuh tidak sadarkan diri, karena sebuah pukulan keras dari arah belakang.

"Kau pikir hanya dengan membawa Younghoon, tugasmu sudah selesai, Mark Lee?"
.
.
Mark berusaha menenangkan tubuhnya yang bergetar hebat sejak tadi. Ia benar-benar terjebak dengan permainan orang itu. Jika saja ia bisa memberitahu semua orang, sudah di pastikan ia memberitahu semua orang. Sayangnya, orang itu sudah berhasil mengancam Mark.

"Gwaenchana Mark. Semua pasti akan baik-baik saja."

Mark mengusap kasar wajahnya.
Rambutnya terlihat acak-acakkan akibat ulahnya sendiri.
Kacau. Satu kata yang tepat untuk menggambarkan Mark saat ini.

"Arggg sial!" Mark membanting ponsel nya ke lantai. Membuat ponsel itu hancur.

"Ikuti permainanku dan kita lihat apa yang akan terjadi. Aku mengawasimu."

Sebuah pesan muncul sebelum Mark membanting ponselnya.
.
.
Tbc

Sekian terima kasih, see u next chapt^^ jan lupa buat tinggalin jejak kalian. Aku tau kalian baik.. Luv yu💕

-2020.06.18, thursday-

[4] SCREAM (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang