[authornya lagi bucin HI]
Menganalogikan sebuah hubungan dengan arah jarum jam, 'aku' sebagai jarum jam pendek, 'kamu' sebagai jarum jam panjang.
'Aku' dan 'kamu' awalnya belum bertemu namun dekat, layaknya arah jarum jam pada 11.55. Kemudian 'kamu'...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[]
Kelompok AADJ (Ada Apa Dengan Janu) alias AADJ (Angga Adrian Dalen Janu) dan Gerakan 4A (Afi, Aiko, Adel, Anggun) memenuhi koridor kampus untuk membicarakan suatu rahasia negara.
Rutinitas mereka sekali sebulan ialah berkencan bersama di hari Minggu. Melakukan apapun itu sampai tembus pagi di hari Senin. Meskipun ada kelas pagi, mereka tidak akan terlambat karena kedelapannya sudah terbiasa tidur telat bangun cepat.
Kadang juga mereka menginap di rumah salah satu dari mereka. Mumpung rumahnya luas, disertai banyak kamar, dan kedua orang tuanya sedang tidak berada di kota saat ini.
Yang paling cepat tepar duluan adalah Anggun, kemudian disusul oleh Adel dan diakhiri oleh Adrian.
Kegiatan ini dicetuskan pertama kali oleh Janu dan Afi.
"Kita mau bolos kemana?" seru salah satu dari mereka. Tau-tau karena dipusingi oleh tugas, pencetus kegiatan itu mendadak beleng.
Angga menepuk kepala Janu singkat, berdoa agar sekali saja temannya itu berpikir positif. "Kita gak bolos. Nanti pas minggu baru kita jalan kalau lo lupa," imbuhnya.
"Oh iya."
"Bulan ini kita quard date 'kan?" salah satu dari mereka kembali berceletuk.
Afi langsung mengangkat alisnya, "hah?" pasalnya, kendati sebelum-sebelumnya mereka sudah sering jalan Minggu seperti itu, pasangan di kelompok mereka hanya ada 3. Sedang Janu dan Anggun belum meresmikan hubungan mereka karena terkendala oleh satu pihak yang menantang keras hubungan itu.
Segera ia menolehkan kepalanya pada Adel, yang tadi berceletuk. "Yang keempat siapa? Kita ngajak anak lain?"
"Kak Janu sama kak Anggun 'kan?"
Tanpa sepengetahuan Afi, Janu dan Anggun telah resmi beberapa hari yang lalu akibat pembicaraan internal AADJ di apartemen Janu tempo hari.
Afi yang masih mogok bicara dengan Dalen tentu tidak tahu karena Dalen tidak mengatakan apa-apa padanya.
"HAH?" Afi kembali bersuara lebih keras.
"Hah hah mulu lo kek keong," kali ini Janu yang bersuara. "Makanya hidup tuh bukan cuma Dalen yang dipikir. Baikan kek lo berdua, lagi deketan juga."
"Terus maksudnya lo nyuruh gue mikirin lo juga? DIH, gila kali lo."
Janu bergidik geli, "amit-amit dah."
Afi mengalihkan pandangannya dari Janu, beralih pada Anggun. "Kak? Perasaan kemaren Janu masih ndusel-ndusel pdkt masa udah jadian aja??"
Aiko diam mendengarkan, dirinya juga baru tahu hal itu meski ia sedang tidak bertengkar dengan Adrian.
Anggun tertawa menanggapinya. Matanya menatap mata Janu penuh arti, meminta lelaki itu saja yang menjelaskan.
Janu gelagapan, salah tingkah ditatap seperti itu oleh Anggun. Maklum, first time. "Ya.. Anggunnya mau-mau aja gue ajak jadian??"