[]
Setelah susah payah bernegosiasi dengan Keenan agar bisa pergi sebentar saja untuk mengantar Aiko pulang, Adrian segera mengemudikan mobilnya sedikit kencang menyeberang ke rumpun SOSHUM.
Tapi Adrian takut, entah apa yang ia takutkan sebenarnya saking semua pikirannya tentang Aiko saat ini penuh kenegatifan.
Aiko harusnya masih ada di fakultasnya. Adrian berharap setidaknya perempuan itu tidak pulang bersama Dean karena tidak membalas pesan Adrian satu kata pun.
Karena jika ia ingin pulang bersama sahabatnya itu, mestinya ia mengabari.
Pesan-pesan yang harusnya dikirim sejak pagi itu masih saja bercentang abu-abu, menandakan Si penerima pesan belum membuka notifikasi yang masuk.
Ia menyisir rambutnya kebelakang frustasi.
Ah, Adrian merasa bersalah sekali hari ini tidak mengabari Aiko. Demi apapun, Adrian akan mengutuk seksi Keamanan dan akan membalasnya saat evaluasi nanti.
Sebab meski seksi Keamanan itu menjalankan tugasnya untuk menegur yang bermain handphone, itu tidak berlaku pada seksinya sendiri.
Begitu ia membelokkan mobilnya ke lapangan parkir FISIP kemudian menurunkan rem tangan, ponselnya berdenting.
Masnitha
| jan lupa balik loMengecewakan sekali.
Bahunya turun, berkali-kali menghembuskan nafasnya berat. Kepalanya menengadah, menatap langit-langit mobilnya yang berwarna abu-abu.
Netranya kembali menghadap ke ponselnya. Menutup kotak percakapan itu yang hanya dibacanya kemudian beralih ke akun yang sedari tadi ia tunggu balasannya.
Adrian
kokom, aku ada di parkiran fisip |
aku tungguin ya |Sekali lagi, ia mengirim pesan pada perempuan itu.
Adrian yang menyaksikan tanda centang itu berubah menjadi biru dalam sepersekian detik dengan cepat membeliak, detak jantungnya tiba-tiba berdegub kencang.
Sebelum Aiko sempat membalas, Adrian buru-buru keluar dari kotak percakapan. Agar nanti saat pesan itu masuk, ia tidak langsung membacanya.
Ting!
Kokom
| iya, yanAdrian tersenyum. Yah, setidaknya saat ini pikirannya mulai sedikit tenang sebab Aiko masih ada di fakultasnya dan yang paling penting, ia tidak pulang bersama Dean.
Lelaki itu menyandarkan punggungnya di jok mobil, menghirup nafasnya tenang kemudian menghembuskannya pelan lewat mulut.
Selagi menunggu yang sedang ditunggu, ia kembali membuka kotak kotak percakapannya dengan Masnitha yang belum sempat ia balas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clockwise
General Fiction[authornya lagi bucin HI] Menganalogikan sebuah hubungan dengan arah jarum jam, 'aku' sebagai jarum jam pendek, 'kamu' sebagai jarum jam panjang. 'Aku' dan 'kamu' awalnya belum bertemu namun dekat, layaknya arah jarum jam pada 11.55. Kemudian 'kamu'...