Clockwise 6.

38 8 6
                                    

Masnitha

Mereka dari sananya, sudah berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka dari sananya, sudah berbeda.

[]

Tidak ada alasan bagi Aiko untuk tidak mencintai Adrian. Lelaki itu memiliki senyuman penuh kekuatan. Kekuatan yang bisa menyembuhkan siapapun jika sedang merasa sakit. Benar-benar healing. Ketika lelaki itu tersenyum, biasanya matanya akan menyipit. Lalu raut wajah itu seakan berkata, "Kokom senyummmm."

Katanya, lelaki itu rumahnya. Dan, iya, Aiko merasa seperti itu. Adrian selalu memprioritaskannya, setidaknya untuk sekarang seperti itu. Sebab dulu-dulu, game selalu nomor 1.

Saat ini, Aiko dulu, baru mabar.

Dirinya merasa selalu terlindungi ketika ia berada di sisi Adrian. Bagaimana sikap lelaki itu berbicara padanya, mengantar dan menjemputnya pulang, tersenyum padanya, memeluk serta menciumnya. Selalu terasa hangat hingga itu menjalar ke pipi, membuatnya malu-malu.

First impression Adrian di mata Afi, Anggun, dan Adel semuanya sama. Galak. Mentang-mentang wajah Adrian jika diam tak berbicara itu seakan ingin memangsa makanannya. Kalau kata Anggun, muka-muka gengster.

"Gue boleh manggil lo Gege nggak?"

"Gege apaan. Cina gue?"

"Nggak gitu, De. Bahasa Thailandnya kakak laki-laki apa kalau gitu?"

"Phi chay."

"Nah 'kan ribet. Gege aja ya, De?"

"Ya 'kan lo nggak perlu nyebut phi chay phi chay tiap manggil gue. Phi doang."

"Nggak usah, Ge."

"Semena-mena, anjir."

Di mata Dean pun sama. Saking tidak sukanya Dean pada Adrian, setiap kali keduanya bertemu bawaannya selalu beradu mata. Selalu seakan ingin menerkam satu sama lain.

Aiko tidak tahu mengapa Adrian dan Dean bisa berakhir seperti itu. Padahal harapannya mereka berdua bisa akrab.

"Ai," panggil Dean membuyarkan fokus Sang pemilik nama.

Tersentak sedikit, Aiko merespon. "Iya, Ge?" balasnya sambil terus berjalan lurus ke depan. Sementara akalnya masih berputar kemana-mana.

Dean lagi-lagi menghembuskan nafas. Entah apalagi yang membuat Aiko seperti ini. Harus dengan segala cara ia membuat mood perempuan itu balik lagi seperti semula.

Mereka akan rekaman hari ini. Lebih tepatnya, Aiko akan menjadi bintang tamu radio fakultas dengan Dean dan Umay sebagai penyiar shift kali ini.

"Gue beliin susu se-pack? Iya? Lo jangan bete dulu dong, Ai. Entar aja habis rekaman. Tega lo mah sama gue sama Mamay," Dean benar-benar memohon. Begitu keduanya sudah sampai di depan ruang siaran, Aiko tiba-tiba berhenti. Tidak ikut masuk ke dalam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ClockwiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang