Clockwise 2.

51 11 5
                                    

Peringatan: Contain Harsh Words

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Peringatan: Contain Harsh Words

[]

Kepalanya ia usahakan tetap terangkat, meski sebenarnya saking bosannya menunggu di tempat yang sama ini kurang lebih 3 jam, ia sampai mengantuk.

Kakinya sudah pegal berdiri, jadi ia memutuskan untuk duduk di tangga. Tak akan ada yang mengomentari juga.

Pukul 5 sore, keadaan di FISIP masih ramai. Afi berniat untuk sekedar mengelilingi kampus, tapi karena Aiko menyuruhnya untuk tidak kemana-mana, niatnya ia urungkan.

Dirinya sampai sudah letih untuk hanya sekedar menggerutu.

Dalen 🐽🐷🐶🐒🖕
| tunggu bentar gue jemput
| balik ke rumah dulu
14.04

Afi
jgn lama |
14.05
wey dmn looo |
di kantin ye gue |
14.47
misi sumbangan |
dimana si lo jing |
WOI |
HANJENGGGG DIMANAA LENNN 😭😭😭 |
lagi selingkuh lo ya???? |
15.38
wey jing |
ajg dalen asu |
16.21
GUE MINTA DI JEMPUT DEAN NIH |
DEAN UDAH DI JALAN NIH |
CEMBURU GA LO |
selingkuh aj gue sama dean |
17.04

Afi menghela nafasnya berat, meratapi kotak percakapan itu yang tak kunjung berubah tanda dari dua centang abu-abu menjadi dua centang biru.

Sebenarnya sudah terbiasa, Dalen memang seperti itu. Seperti yang Afi tau, kalau Dalen sudah begitu tandanya ia hanya sedang malas membalas pesan. Dalen hanya akan fokus menyetir dengan ditemani alunan musik dari radio mobilnya.

Jika Afi kehabisan batas kesabaran lalu mengirim pesan beruntun dengan ancam-ancaman selingkuh dan embel-embel nama binatang, biasanya Dalen langsung akan membalasnya dengan pesan, "Gausah spam, lagi dijalan."

Kemudian Dalen benar-benar datang dengan raut wajahnya yang kelewat santai sampai Afi hanya akan langsung saja masuk ke dalam mobil dan membiarkan bibirnya terus mengerucut sampai Dalen mengajaknya bicara duluan.

"Marah?" lalu setelah berkata demikian, Dalen meraih pucuk kepala Afi lalu mengelusnya lembut. "Maaf."


"HHHHHH, DALEN KEMANA SIHH!!" Afi menghentak-hentakkan kakinya di undakan tangga. Ia sudah berkali-kali menghela nafas.

Ia menatap ujung sepatunya, kemudian memainkan kedua kakinya yang memanjang naik turun bergantian. Kedua tangannya menumpu di samping badannya.

Susu kotak kosong yang berjumlah 7 buah itu ia biarkan sejejer di sampingnya. Terlalu malas untuk pergi ke tempat sampah yang jarak terdekatnya ada di depan pohon. Jauh, untuk saat ini.

Ponselnya bergetar. Dengan sigap, ia merubah posisi duduknya menjadi normal.

Dean is calling...

ClockwiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang