"Pangeran Taehyung, ada sesuatu yang akan kusampaikan padamu. Ini tentang Pangeran Jeon", jeda sesaat. "Dan Park Yoongi, Ratu kerajaan teman karibku, Park Jimin".
Taehyung kebingungan. Yoongi adalah seorang ratu?. Belum lenyap kebingunganya, cerita yang disampaikan raja membuatnya semakin kebingungan. Kesadaran merambatinya dengan amat lambat. Ketika akhirnya raja selesai bertutur, Taehyung tak bisa menahan dirinya untuk bangkit dan berlari. Mencari Jungkook. Persetan dengan pamit pada raja dan ratu. Ia harus menemukan Jungkook. Ia harus bicara padanya terlebih dahulu sebelum Yoongi memberitahu Jungkook tentang semuanya.
Taehyung mencari Jungkook di tempat-tempat yang biasa ia kunjungi. Tapi tidak ada. Jungkook tidak ada di kamarnya, tidak ada di taman, tidak ada di kuil, tidak dimanapun. Hanya satu tempat yang belum Taehyung kunjungi dan keberadaan tempat itu terasa menakutkan. Tempat yang belakangan sangat sering dikunjungi Jungkook. Kamar tamu Park Yoongi.
Jungkook ada disana. Taehyung baru sampai dan Jungkook terlihat barusaja menutup pintu.
"Jungkook?",
Jungkook mendongak menatapnya. Dan apa yang Taehyung lihat amat melukai hatinya. Jungkook pucat pasi. Ia bahkan terlihat linglung. Mata Jungkook memerah. Jungkook... sudah tahu semuanya.
"Tae?",
Saat itu Taehyung langsung menyongsongnya dalam pelukan. Ia mendekap Jungkook dengan erat. Ya Tuhan. Jungkook tahu semuanya. Jungkook tahu siapa yang menghabisi keluarganya, Jungkook bertemu dengan istri pembunuh keluarganya. Jungkook pasti sudah tahu semuanya. Kebenaran yang mengerikkan. Tubuh bergetar itu bersandar pada Taehyung seolah tidak ada lagi yang bisa membuatnya bertahan selain Taehyung.
"H... Hyung... aku, aku sudah tahu semuanya", kata Jungkook.
Taehyung juga sudah tahu semuanya. Ia mengusap punggung Jungkook dan mencium kepalanya. Pelukanya semakin erat. Hampir-hampir meremas Jungkook tapi hanya itu yang sekarang terasa nyata untuk Jungkook. Semuanya terasa seperti mimpi yang tidak nyata. Jungkook pikir semuanya cuma kebetulan, tapi ternyata tidak. Semua kematian itu adalah balas dendam. Ada orang yang hidup dan menanti waktu yang tepat untuk membabat keluarganya, menyisakan Jungkook seorang. Jungkook yang dimasa depan mungkin juga akan melakukan hal yang sama. Dan pembabatan itu tidak akan pernah berhenti. Darah akan terus tumpah padahal semua orang tidak tahu apa-apa.
"Ayo kita pergi dari sini",
Taehyung membawa mereka berdua menjauh.
Jungkook tidak bicara meski sudah tidak menangis. Ia murung, tampak larut dalam pemikiranya sendiri dan juga tampak sedih. Bagaimanapun semua kematian itu pasti terasa seperti mimpi buruk. Jungkook berusaha keras merelakan dan melupakanya tapi cerita Yoongi dan tangis lelaki itu dengan cepat membawa semuanya kembali. Semuanya jelas kembali di ingatan Jungkook. Segar dan hangat seperti darah kakaknya yang muncrat sampai ke wajahnya. Hangatnya, baunya, Jungkook masih ingat semuanya.
Disampingya, Taehyung diam mengamati. Ia tahu Jungkook butuh waktu sendiri. Tapi ia tidak bisa membiarkan Jungkook sungguh-sungguh sendiri. Jadi Taehyung tetap disampingnya meskipun ia diam. Ia tidak akan bertanya apa-apa. Taehyung tidak akan menanyakan apapun sampai Jungkook membuka sendiri mulutnya.
Lalu tiba-tiba Jungkook membuka suara. Setelah hampir seharian diam.
"Yoongi Hyung bilang, dia minta maaf karena tidak berhasil menghentikan Park Jimin". Jeda sebentar. "Empat tahun lalu Park Jimin datang membalas dendam. Dulu, ayah dan ibunya, beserta seluruh keluarga kerajaanya dibantai. Ia satu-satunya yang tersisa. Sama seperti aku. Park Jimin naik tahta sebagai raja di usia muda..."
![](https://img.wattpad.com/cover/199218211-288-k330281.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Played Out Prince [Completed]
FantasyTaehyung melihatnya, lelaki itu berdiri disana dengan baju polos tanpa hiasan dan penutup kepala sebagai simbol kedukaan. Sedikit tidak wajar melihat pakaian itu dikenakan untuk berziarah. Orang-orang memakainya hanya pada hari kematian. Tapi barang...