"Tae...",
Taehyung tidak tega melihat Jungkook yang terus menangis selama menunggui Yoongi bersalin. Di sudut ruangan yang lain, Ratu Kim Seokjin dan Raja Kim Namjoon juga melihatnya dengan prihatin. Pangeran Jeon baru saja tahu kebenaran dibalik pembantaian keluarganya, kini ia menunggui istri pembantai itu melahirkan anak mereka dengan isakan yang tak surut. Seokjin ngilu melihat pangeran muda yang amat baik dan lembut hatinya itu. Perasaan Jungkook pasti terombang-ambing.
Ketika akhirnya tabib keluar, Jungkook adalah yang pertama kali bangun untuk menanyainya. Yoongi tidak baik keadaanya. Banyinya juga lemah. Bayi yang hanya menangis lirih ketika lahir. Kalau Taehyung tidak datang dan menyongsong Jungkook, ia pasti sudah jatuh ke lantai.
"Aku ingin Yoongi dan bayinya selamat, Tabib Jung. Panggilah mencari bantuan pada siapa saja dan lalukan apa saja untuk mewujudkanya", Raja Namjoon bertitah dengan tenang. Ia khawatir, tapi Raja yang khawatir pun harus selalu terlihat dan terdengar tenang agar semua orang yang berada dalam lindunganaya tidak panik. Sang Raja menyempatkan diri menepuk pundak Pangeran Jeon yang masih terisak. "Kita harus banyak berdo'a untuk Yoongi dan bayinya".
Tidak tega rasanya melihat Jungkook seperti ini. Ia pangeran muda baik hati dan amat lembut, keluarganya habis dibantai tapi meski ia jadi murung, Pageran Jeon tetap pangeran berhati lembut yang amat baik hati. Sedikit banyak ada kelegaan dalam hati sang Raja. Menemukan Jungkook menangisi Yoongi membawa harapan untuknya. Semoga setelah ini tidak ada lagi pembantaian kekanak-kanakan antara keluarga Jeon dan Park. Atau yang akan berubah menjadi pembantaian antara keluarga Kim dan Park, karena Taehyung pasti tidak akan melepaskan Jungkook.
Yoongi tidak dapat berinteraksi dengan banyak orang. Ia sangat lemah, bayinya juga sangat lemah. Tapi Jungkook ada disana hampir sepanjang waktu. Kamar Yoongi dipasangi penghangat ekstra karena musim gugur semakin dingin. Kasurnya dilapisi sutera dan wol hangat supaya Yoongi tetap hangat. Dayang-dayang juga membawa tungku untuk merebus air. Uap air hangat membuat ruangan jadi lembab dan didalam sana terasa seperti musim semi yang lembab alih-alih musim gugur yang suhunya menggigit. Yoongi dibangunkan beberapa jam sekali untuk menyusui putra kecilnya. Setelahnya tabib akan memberinya tonik hangat dan Yoongi akan langsung tidur lagi. Jungkook menyaksikan semuanya dalam kesedihan.
Ia berbaring di tempat tidur lain yang sengaja ditambahkan. Ia separuh telanjang, badanya terasa panas karena ia meminum banyak tonik yang dibuat dari ginseng dan rempah-rempah supaya tetap sehat meski harus melepas baju. Di dadanya yang lembut, seorang bayi kecil yang masih merah berbaring, mencari kehangatan yang belum bisa diberikan ibunya.
Bayi prematur Yoongi lemah. Ia hanya terisak lirih ketika lahir. Yoongi kehilangan banyak tenaga pasca melahirkan sampai-sampai ia tidak bisa memeluk bayinya sendiri. Musim gugur yang semakin dingin juga membuat semuanya semakin sulit. Si bayi akan sulit bertahan kalau hanya dibebat dengan wol dan sutera. Jadi disinlah Jungkook, sementara menggantikan Yoongi sampai ia sehat kembali pasca melahirkan.
Tabib Jung mengurusi semuanya dengan sangat baik. Ia bahkan mengundang teman tabib terbaiknya dan mengerahkan para dayang. Ada yang bertugas mengurus tonik Yoongi, membuat makanan dengan gizi tinggi jadi meskipun Yoongi hanya bisa menelan beberapa sendok asupan gizinya tercukupi. Ada yang mengurus tonik Jungkook, ada yang bertugas menjaga tungku penghangat, dan ada yang bertugas menjaga agar air mendidih tetap menghangatkan ruangan. Tabib kerajaan Jung berdiri di garis depan laksana jenderal. Wajah ramahnya langsung berubah serius saat bekerja.
Yoongi tergolek seperti puteri salju yang terluka di ranjangnya. Ia bahkan setengah sadar ketika dibangunkan untuk menyusui anaknya dan meminum tonik. Yoongi lalu memejamkan mata lagi. Ia tidur sangat lama untuk memulihkan kesehatanya. Dan bayi kecil Yoongi juga begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Played Out Prince [Completed]
FantasyTaehyung melihatnya, lelaki itu berdiri disana dengan baju polos tanpa hiasan dan penutup kepala sebagai simbol kedukaan. Sedikit tidak wajar melihat pakaian itu dikenakan untuk berziarah. Orang-orang memakainya hanya pada hari kematian. Tapi barang...