0.4 New Home

4.5K 304 6
                                    

    "Bagaimana keadaanmu?" Suara sang kakak memasuki rungunya.

Bohong jika Taehyung merelakan Sohee menikah dengan Jimin.

Ada perasaan sakit yang amat sangat, saat sang ibu mengatakan Sohee akan menikah dengan Jimin. Namun ia tidak bisa berbuat apa apa saat itu.

Karena ia sedarah dengan Sohee itu yang menyebabkan semua tidak bisa berjalan lancar. Andaikan, semua hanya akan terlaksana jika ada 'andaikan'.

   "Aku akan merindukkanmu." Suara berat Taehyung kembali memasuki rungunya. Pelukan hangat dari belakang membuatnya memejamkan mata. Terlebih bibir basah itu mengecup pelan bahunya yang tidak berbalut apapun selain tali langerin.

Sohee membalikkan tubuhnya menatap kearah sang kakak. Tatapan pria itu berbeda. Bukan ini yang Sohee mau. Bukan tatapan seorang pria kepada wanita.

Dengan beraninya, ia memajukan kepala dan mengecup pelan bibir Taehyung. Memejamkan mata, membiarkan apa yang telah ada menjadi nyata. Taehyung memegang pinggang dan tengkuk gadis itu. Melumat pelan bibir Sohee, guna menyalurkan kerinduan yang amat sangat.

Memang bukan penyiksaan fisik yang Taehyung berikan. Namun penyiksaan batin yang amat sangat yang dirasakannya. Perasaan yang Taehyung berikan bukan perasaan sang kakak pada sang adik. Taehyung sudah kelewat batas.

Ungkapan pria itu benar-benar mengganggu pikirannya belakang ini.

Terlebih ia memiliki perasaan kepada Jimin. Namun kenyataannya, Jimin hanya memanfaatkannya. Itu yang ia tangkap selama ini.

Ciuman itu berhenti kala ketukan pintu kamar memecah keheningan didalam sana.

Taehyung segera menjauhkan diri. Bukaan pintu terbuka, Jimin berdiri disana.

   "Kita harus ke butik." Sikap Jimin belakangan membuat Sohee menyesal. Pria itu bersikap baik karena ada darah dagingnya di perut Sohee. Atau tebakan Sohee salah? Entahlah.

Sohee menganggukkan kepala dan meninggalkan Taehyung.

Keduanya sudah berada di dalam mobil sekarang. Mereka akan menuju butik yang di sarankan oleh sang ibu.

    "Taehyung menciummu lagi." Bukan pertanyaan. Sohee hanya diam.

    "Beruntung, aku tidak mengatakan semuanya pada Ibumu atas apa yang Taehyung lakukan." Jimin berujar lagi.

Sohee memejamkan mata. Ia benar-benar tidak ingin mendengar suara Jimin kali ini, namun apalah daya. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ancaman ancaman yang kerap ia dapatkan membuatnya hanya bisa diam dan tidak melakukan apapun.

Setelah berkendara selama 35 menit. Ia dan Jimin sampai disebuah butik busana yang terletak di daerah dekat kediamannya.

Para karyawan disana sangat ramah, hingga Sohee betah dan tidak ingin pergi. Namun apalah daya saat suara Jimin memasuki rungunya dan mengajaknya pergi sebab sudah selesai dengan busana pengantin masing-masing.

   "Kau ingin kemana lagi?" ia melirik Jimin.

Sekarang ia dan Jimin sudah berada di mobil.

   "Pulang saja, aku ingin beristirahat." Park kecil benar-benar membuatnya kelelahan.

Setibanya dirumah, Sohee lantas langsung masuk kedalam kamar. Ia dan Jimin memutuskan untuk meminta apartemen.

Jika kalian tadi melihat Taehyung, itu artinya mereka masih berada di rumah orangtuanya. Dan sekarang mereka berada di kediamannya sendiri. Apartemen minimalis namun cukup mewah. Itulah yang disukai Sohee.

Heaven From My Brother[Lengkap] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang