1.0 The Last

4.4K 276 9
                                    

Setelah menitipkan Jisung kepada kedua orang tuanya, baik Jimin dan Sohee bergegas ke sebuah restoran mewah yang terletak si Gangnam.

Hari ini Jimin akan mengajak Sohee menemui seseorang. Jimin tidak mengatakan siapa seseorang itu. Jika Jimin mengatakannya, ia takut akan membuat Sohee kesal lagi.

Disana sudah ada wanita yang sering Jimin temui dulu. Lee Hakyung, wanita yang mampu membuat suaminya berbeda dalam sekejap.

Tidak usah tanya bagaimana awal mula mereka bertemu. Terlalu sakit, jika hanya sekedar untuk mengingatnya. Jimin sama sekali tidak menunjukkan apapun. Pria itu bahkan setia menggenggam tanganya. Apa yang akan Jimin lakukan?

  "Akhirnya kau menemuiku." Wanita itu membuka suara.

Jimin tersenyum. Pria itu ramah, memang.

    "Bagaimana kabarmu?" Tanya Jimin yang tahu bahwa Sohee sudah menahan amarahnya.

Hakyung melirik Sohee sejenak, dan tersenyum manis.

Menganggukkan kepala sejenak sebelum akhirnya berujar.

    "Aku baik-baik saja." Jawabnya masih tenang.

    "Hakyung-ssi, aku ingin berbicara sesuatu." Jimin menatap wanita itu sejenak dan beralih menatap Sohee, istrinya.

Hakyung hanya diam, masih belum angkat bicara lagi.

     "Aku tahu, selama ini aku keterlaluan. Bahkan mempermainkan perasaanmu. Aku minta maaf, atas apa yang ku lakukan selama ini." Hakyung masih diam mendengarkan perkataan Jimin.

     "Ayo akhiri ini semua. Aku menyesal karena telah membuat semuanya menjadi kacau. Aku sadar, selama ini tidak bisa melupakan Sohee. Bahkan jujur, aku selalu teringat istri dan putraku saat aku pergi denganmu. Aku senang saat bersamamu, namun ada hal lain yang tidak ku temui saat bersamamu. Maafkan aku." Hakyung menatap Jimin sekarang.

   "Kau jahat, Jim. Disaat aku benar-benar membutuhkanmu, kau meninggalkanku?" Hakyung membuka suaranya.

    "Aku tahu, aku tahu itu. Tapi aku tidak mungkin akan terus seperti itu. Aku memiliki Sohee dan Jisung sekarang." Kata Jimin mengeratkan genggaman pada tangan Sohee.

     "Kau bebas sekarang, hiduplah dengan baik. Temukan pria yang baik dan lebih mencintaimu daripada aku." Jimin beranjak dari duduknya.

Sohee menatap Jimin, yang di tatap sudah menahan marah. Apa yang sebenarnya Jimin ingin lakukan?

     "Kami permisi. Dan aku mohon jangan menemuiku lagi. Baik ke apartemenku ataupun ke ruang kerjaku." Setelah mengatakan itu. Ia mengajak Sohee pergi dari sana.

Hakyung terpaku menatap kursi yang sempat diduduki oleh Jimin.

Bohong jika ia tidak sakit hati. Bahkan ia sangat hancur mendengar penuturan Jimin. Ia mencintai pria itu. Namun apa akhir yang ia dapat?

Sia-sia.

Berniat menghancurkan rumah tangga pria itu. Kini ia sendiri yang harus menanggungnya.

Karma berlaku. Dan mungkin ini hasil dari apa yang ia tanam. Andai saja ia tidak masuk keruangan Jimin waktu itu, mungkin ia tidam akan jatuh cinta dengan Direktur perusahaannya itu.

Nasi sudah menjadi bubur.

Satu satunya jalan adalah, ia harus hidup dengan baik. Seperti permintaan Jimin. Dan berusaha melupakan pria itu.

Disisi lain, Jimin banyak diam sejak mengajak Sohee menemui Hakyung. Kini Jimin dan Sohee sudah pindah kamar. Dan kamar yang semula di tempati Sohee, sudah menjadi kamar Jisung. Ia berjalan pelan mendekati suaminya yang tengah duduk di sisi ranjang sebelah kanan. Menatap kejendela besar itu.

Heaven From My Brother[Lengkap] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang