1. Kura kura [1]

201 26 6
                                    

7 tahun lalu..
(Ryujin 12, Hyunjin 13)

-.ꦿེ୭̣༉༅-

Terlihat beberapa dayang dan pelayan istana sibuk mondar mandir dengan masalah dan urusan mereka masing masing, ada yang sedang membersihkan ballroom, mempersiapkan makanan, sampai memasang dekorasi warna warni diseluruh penjuruh ballroom.

Hari ini adalah hari yang spesial, dan Hyunjin tahu itu, ini adalah hari dimana yang mulia Raja akan mengundang anak anak terpintar dikerajaan mereka untuk sekedar membahas satu masalah dan menutupnya dengan cemilan ataupun permainan kecil.

Hyunjin sangat suka jika hari ini telah tiba, dia bisa bermain dan berkenalan dengan banyak teman baru. Siapa juga yang tidak suka teman baru? Mereka tidak akan menggigit siapa pun.

Tidak hanya itu, Putra mahkota Adalvino ini suka sekali menonton acara dari atas tangga, menompangkan seluruh tubuhnya dipegangan tangga dan menyimak bahan bicara.

Dia sangat suka dengan bahan bicara yang biasanya akan dibahas, biasanya mereka akan membahas tentang populasi hewan langka kerajaan, saran saran untuk pemerintah kerajaan dan masih banyak lagi.

Jika tema telah ditentukan Hyunjin sering melamun dan memikirkan pendapatannya, membayangkan jika dia yang duduk di kursi bludru besar itu dan sibuk menjawab dan bertanya tentang pendapat lainnya.

Andai saja dia tidak ada jadwal latihan berkuda dan pedang, dia akan duduk disitu dan ikut berdiskusi dengan anak anak lainnya.

Biasanya anak anak yang datang adalah anak anak yang sudah menginjak usia remaja, mereka akan masuk dengan senyuman dan pakaian terbaik mereka. Merasa terhormat bisa berada di ballroom istana sebagai perwakilan sekolahnya.

"Disini kamu ternyata pangeran"

Hyunjin menoleh perlahan saat dua telapak tangan besar mendarat di bahunya. Wajahnya terlihat cerah saat dia mendongak dan menemukan ayahnya sedang tersenyum kepadanya.

"Ayah mencari Pino?"

Raja terkekeh saat mendengar kata 'Pino' keluar dari bibir putra mahkotanya. Ternyata anaknya sangat menyukai nama panggilan yang diberikan oleh mendiang ibunya.

"Awalnya ayah ingin mencari tahu kemana terbangnya isi pikiranmu, tapi ternyata ayah tak sepintar mendiang ibumu" Ucap sang Raja lembut sebelum kemudian tertawa.

"Keliatan banget ya yah kalau Pino sedang melamun"

Raja mengangguk, dia bahkan bisa dengan jelas melihat kalau tatapan anaknya sedang kosong dan sedang ada sesuatu dipikirannya.

"Bahkan ayah dapat melihatmu melamun dari sebrang ballroom, apa yang mengganggu pikiran Pino?"

Mendengar pertanyaan dari ayahnya itu, Hyunjin menggeleng perlahan.

Tidak, dia tidak akan berbohong tentang keinginannya kepada sang ayah, dia hanya tak ingin angan angannya dianggap hal yang serius.

"Bukan hal yang penting yah, Pino cuma suka melihat pembicaraan ayah dan kakak-kakak yang akan datang, Pino terhibur mendengar pendapat semuanya"

Raja tersenyum, senang mengetahui anaknya memiliki minat dalam hal diskusi.

"Pino ingin ikut duduk disana?"

Hyunjin kembali menoleh ke arah ayahnya dengan tatapan tidak percaya, dan bagaikan telepati yang mulia Raja mengangguk, menandakan yang dia dengar itu benar.

"Tapi kan Ayah tahu kalau Pino punya jadwal latihan kuda dan pedang, apa tidak apa apa jika Pino tidak hadir?"

Raja berlutut, kemudian mengelus rambut putranya lembut sambil tersenyum.

"Pino adalah anak yang pintar, pergilah minta izin kepada gurumu mereka akan mengerti karena selain fisik, seorang pangeran yang hebat juga harus mampu mengutarakan isi pikirannya"

Dengan mata berbinar Hyunjin mengangguk, dan membungkuk kepada ayahnya.

"Kalau begitu Pino pergi dulu ayah!"

"Jangan lupa gunakan kata mohon dan terima kasih"

Hyunjin mengangguk dan mengangkat jempolnya sebagai tanda setuju sebelum kemudian dia berlari keluar ballroom.

Setelah melihat tubuh anaknya sepenuhnya pergi, Raja bangkit dan berbalik.

Tepat setelah ia berbalik, langkahnya terheti saat mendengar teriakan dari ujung ballroom.

"Terima kasih Ayah!"

-.ꦿེ୭̣༉༅-

Ryunjin memainkan kedua kaki mungilnya, menaik turunkannya secara bergantian sampai bagian bawah dress selututnya sedikit terangkat.

Ini adalah kali pertamanya dia bisa menghadiri event debat cilik kerajaan, akhirnya usianya resmi menginjak 12 tahun dan dia diperbolehkan untuk mengikuti event ini.

Ini adalah hadiah ulang tahun terbaik yang pernah papa dan mamanya berikan. Ryujin sudah bosan hanya mengetahui seluruh acara debat cilik ini dari bibir sang Papa, ia ingin masuk kedalam pembicaraan dan membuat orang orang mendengar pendapatnya.

Tidak cuma itu Ryujin juga sangat sangat ingin bertemu dengan putra mahkota dan berbincang dengannya. Bukankah Papa bilang dia adalah teman raja? Berarti dia boleh berteman dengan putra raja juga kan?.

Ada banyak hal yang ingin dia bicarakan bersama sang putra mahkota. Dari semua yang diceritakan ayahnya, Putra mahkota adalah seorang yang sangat pintar dan gagah persis seperti hiu.

Tak terasa kereta kuda yang ia naiki telah berhenti, Ryunjin langsung membenarkan rok dressnya dan sedikit menata rambut pendeknya.

Pintu kereta kudanya terbuka dan menampakkan seorang kurir dan papanya yang sedang tersenyum kearahnya.

"Selamat datang nona"

Ryunjin tersenyum saat papanya menyapanya dan mengulurkan tangannya untuk membantunya keluar dari kereta. Ryunjin tersenyum dan menggenggam tangan papanya, dia harus profesional dan bersikap anggun seperti bangsawan sejati.

Menurut peraturan debat cilik kerajaan, setiap peserta hanya diperbolehkan membawa satu orang wali kedalam ballroom. Jadi wajar saja jika Ryujin melihat anak anak lain naik satu kereta kuda dengan ayah/ibu mereka.

Tetapi berbeda dengan Ryujin ,berhubung papanya adalah salah satu pejabat kerajaan, papanya adalah penyambut sekaligus walinya pada kali ini. Dia langsung berdiri disamping papanya dan menggandeng lengannya dengan anggun.

"Mari, Tuan Javonica" ucap Ryujin sambil merangkul lengan sang papa.

Tuan Javonica tertawa melihat tingkah putri kecilnya yang memanggilnya dengan nama belakang sambil mengangkat dagunya.

"Ladies first, nona Javonica"

-.ꦿེ୭̣༉༅-

So first of all, aku mau minta maaf karena udah ngilang terlalu lama ㅠㅠ

Tugas daring menumpuk seperti rasa rindu (hoax) dan akhirnya tumbuhlah kemalasan diatas tumpukan tugas tugas laknat itu.

sampe akhirnya aku mutusin untuk ngerevisi cerita ini sekalian namatin semuanya, biar aku bisa update teratur.

nah jadi dengan bangga aku akan mengumumkan bahwa

MISS JAVONICA AKAN UPDATE RUTIN SETIAP HARI RABU DAN SABTU!!!

Mrs.Javonica || HwangshinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang