6. Dafron

34 8 0
                                    

Sebelumnya di Ms. Javonica..

Hyunjin benar benar kagum kepada kaum Dafron, bahkan tahun ini dia berniat meminta ayahnya untuk mencarikan guru bahasa Dafron untuknya.

"ini makan siang anda yang mulia" ucap si kepala koki sambil memberikan Hyunjin keranjang berisi dua sandwich, dua apel, dan dua botol susu.

Hyunjin tersenyum dan mengucapkan terima kasih sebelum terbang kekuar dari dapur istana.

-.ꦿེ୭̣༉༅-

"pak"

Sehun mendengus dengan kesal

"jangan panggil aku begitu, harus berapa kali aku mengatakannya"

Hyunjin hanya tersenyum melihat pelatihnya yang tidak mau sadar diri kalau dirinya sudah tua, 20 tahun adalah waktu yang lama kenapa dia tidak senang kalau dipanggil 'pak' oleh bocah 14 tahun?

"aku tidak mau memanggilmu 'Hyung' itu terlalu menggelikan" ucap Hyunjin sebelum memasukkan sesuap sandwich ke dalam mulutnya.

Sehun menatap kosong bocah ingusan disampingnya itu. 'Sok hebat' pikirnya, apa dia tidak tahu kalau dia adalah count termuda di kerajaan? menjadi Count dan pelatih pedang kerajaan pada usia semuda ini adalah sebuah penghargaan besar baginya, entah kesalahan macam apa yang pernah Sehun lakukan untuk berinteraksi dengan bocah ini.

"jangan bicara denganku kalau begitu, besok latihanmu kutambah 3 jam" ucapnya sebelum beranjak bangkit dari bangku Akasia yang mereka duduki sedari tadi.

Hyunjin yang merasa terintimidasi oleh ucapan Sehun barusan segera bangkit dan mengulurkan tangan untuk menahan sang pelatih.

"J-jangan tambah jam latihanku! aku akan memanggilmu Hyung!"

Sehun tersenyum tipis mendengar kalimat Hyunjin, sebelum kemudian melangkah mundur untuk kembali ke posisi duduknya tadi. Sedangkan Hyunjin hanya menghela nafas, antara lega dan tidak senang dengan kalimatnya barusan.

"jadi apa yang tadi ingin kau katakan?"

"Hyung masih ingin melajang?"

Sehun yang tengah menikmati apel miliknya berhenti, mematung sebentar sebelum menoleh ke arah Hyunjin dengan posisi apel yang masih berada di depan bibirnya.

Sehun menatap bocah itu dengan tatapan aneh untuk beberapa saat sebelum mengalihkan hadapannya kedepan dan melanjutkan kegiatan mengunyah nya.

"kenapa? kau masih terlalu muda untuk bisa melamarku"

"Bukan! bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu?!"

Hyunjin tanpa sengaja menaikan suaranya saat mendengar balasan tak terduga dari pelatihnya itu.

"no idea, hanya saja memerintah kerajaan terdengar menyenangkan"

Hyunjin menyerngit geli dan bergeser menjauh dari pelatihnya. Sedangkan Sehun yang melihat reaksi sang Putra Mahkota tertawa hambar, memberi tanda bahwa itu hanya gurauan.

"lagi pula kenapa kau menanyakan itu?"

Hyunjin meneguk dari botol susunya "Kau terlihat seperti orang yang menyenangkan untuk dibawa berkeliling dunia"

"Kau ingin keliling dunia?"

Hyunjin mengangguk pelan sebelum kemudian memasukan potong sandwich terakhir ke dalam mulutnya.

"ada satu tempat yang benar benar ingin aku datangi, dan aku tidak ingin kau sibuk dengan keluargamu saat kita kesana"

Sang Pelatih terdiam, menyimak ucapan sang Putra Mahkota kata demi kata.

"kalau boleh tahu, tempat apa yang ingin kau kunjungi?"

Hyunjin terdiam sebentar sebelum mengulurkan tangan untuk meraih botol susu yang ada disampingnya.

-.ꦿེ୭̣༉༅-

"Ha?! Eonni akan ke Dafron????" Jerit Ryujin kaget mendengar pernyataan Heejin yang hanya tersenyum pahit.

Mereka sedang berada di toko macaroon yang disebut Heejin dalam suratnya. Sebenarnya ia mengundang Ryujin untuk menyampaikan hal ini(dan menghilangkan rasa rindu pada adik kecilnya ini) 'Bukan hal yang dapat disampaikan dari surat' pikir Heejin, ia harus memberikan kejelasan kepada Ryujin agar ini tidak begitu menyakitkan baginya.

"iya, aku undangan untuk belajar disana" ucap Heejin sesantai mungkin.

Jangan lupakan bahwa Heejin juga salah satu murid terpintar di Kerajaan, performa luar biasanya pada malam debat cilik kerajaan adalah salah satu alasan lainnya Ryujin ingin berteman dengannya.

Heejin adalah murid Botani terbaik dikerajaan, walau sebenarnya ia bukan darah asli kerajaan, ibunya adalah orang Dafron dan ayahnya adalah Duke di kerajaan yang menikah karena cinta. Karena itu sebenarnya kepergian Heejin ke tanah Dafron bukan hanya untuk belajar, melainkan juga untuk membantu menemukan herbal yang dapat menyembuhkan penyakit neneknya.

Mendengar kabar bahwa neneknya yang menderita penyakit yang belum ditemui obatnya, Heejin langsung mengirim surat kepada akademi nya, meminta untuk diizinkan membantu penelitian untuk menemukan obat neneknya. Setelah perhitungan yang panjang, akademi memberi izin kepada Heejin untuk turut membantu dalam penelitian tersebut.

"akademi kerajaan kita memiliki guru untuk setiap pelajaran, pelajaran apa yang ingin eonni pelajari hingga harus pergi?" Nada bicara Ryujin mulai menurun, walau masih bisa dibilang tinggi.

Ryujin mengangkat cangkir keramik dihadapannya dan menyesap teh dandelion yang tadi dipesannya, berharap air rebusan bunga itu dapat menenangkannya, matanya yang tadi menatap Heejin berpindah ke jari-jarinya yang menggenggam cangkir sambil mengetukkannya dengan tempo yang terdengar resah.

"mereka akan mengadakan pertukaran pelajar dan aku dengar mereka punya tanaman yang unik.."

Ketukan pada cangkir putih Heejin mulai melambat, apa sebaiknya dia katakan yang sejujurnya saja? apakah Ryujin akan mempercayainya? Heejin yang menyadari tak adanya balasan dari lawan bicara perlahan mengangkat kepalanya dan menatap Ryujin.

Ryujin yang daritadi sudah menatapi yang lebih tua memiringkan kepalanya menompang pada tangan kanannya. Heejin tersenyum, dia tau betul arti tatapan itu 'eonni berbohong' dapat terbaca jelas pada diameter pupilnya.

"haha maafkan aku, tapi aku akan benar benar ke Dafron untuk belajar dan ikut penelitian untuk menemukan obat untuk penyakit nenekku"

Ryujin menghela nafas, bukan karena lega akan alasan Heejin, tetapi karena setidaknya eonni-nya ini tidak pergi dengan kebohongan sebagai alasan.

"separah itu?"

Heejin mengangguk pelan "penyakit jenis baru, belum ada obatnya"

"a-ah maaf, aku ikut bersedih" ucap Ryujin memandangi roknya

Heejin tersenyum "Aku akan membuatmu tidak bersedih lagi jika aku berhasil menemukan obatnya!"

Mendengar ucapan optimis Heejin Ryujin mengangkat kepalanya dan menatap Heejin dengan senyuman merekah dibibirnya.

"aku berharap yang terbaik eonni, semoga kau berhasil!"

Heejin mengangguk pelan sambil menggenggam tangan Ryujin.

"akanku pastikan aku berhasil"

-.ꦿེ୭̣༉༅-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mrs.Javonica || HwangshinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang