Exotic Dances Collection #2
Amber Wyatt adalah gadis muda yang belum pernah merasakan bagaimana jatuh cinta sampai dia bertemu dengan seorang pemuda melalui situs kencan online. Amber yang polos dibuat mabuk kepayang oleh pemuda asing sehingga tanpa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Doha, Qatar.
Pria itu menatap lembaran foto yang ada di tangannya sebelum membuangnya ke tempat sampah.
Omar Al Maktoum......
Amarah yang mulai menguasai dirinya dengan cepat harus ia telan. Ia tidak bisa melampiaskannya sekarang, tidak saat ini tapi nanti ketika waktunya sudah tiba Omar bersumpah wanita itu akan menyesal pernah bermain-main dengannya. Omar akan membuatnya menangis darah jika bisa, wanita itu tidak akan Omar lepaskan begitu saja.
"Ada yang bisa saya bantu lagi, Sheikh?"
Omar menatap seorang pria yang berdiri tak jauh darinya, Hamdan, pria itu adalah orang kepercayaan Omar selama ini dan Omar tidak pernah meragukan kesetiaan Hamdan sedikit pun. Tapi saat ini, Omar tidak mau Hamdan turun tangan, cukup sampai di sini dan selanjutnya biarkan Omar yang mengurus masalah rumah tangganya seorang diri.
"Tidak, tidak ada lagi, kau boleh pergi" Ucap Omar.
Hamdan mengangguk paham tapi pria itu belum pergi, Hamdan mengeluarkan sebuah undangan dari saku jasnya lalu berkata, "Maaf Sheikh, Anda mendapatkan undangan dari Sheikh Ali bin Habsyah dari Yaman"
Omar berbalik, menuangkan raki ke dalam gelasnya sambil berkata, "Undangan apa itu?"
"Perayaan ulang tahunnya di Marrakesh" jawab Hamdan.
Omar menghembuskan nafas jengah, Ali bin Habsyah Al Maktoum adalah sepupunya, pria itu memang hobi bersenang-senang dan menghamburkan uang tapi Omar tak habis pikir mengapa Ali memilih Marrakesh sebagai tempat perayaan ulang tahunnya sementara di Dubai lebih banyak club elite yang dapat ia pesan tanpa perlu membayar.
"Atur jadwalku, aku akan berada di Maroko selama 7 hari" jawab Omar, Hamdan mengangguk dan mengundurkan diri dari hadapan Omar.
Setelah Hamdan pergi dari ruang kerjanya Omar menghempaskan bokongnya di kursi dengan lelah, pria itu menegak raki di gelasnya hingga tandas lalu kepalanya kembali menyusun banyak rencana untuk membalas sang istri, Sheikha Fatimah Bin Rashid. Berdalih Omar yang tidak pernah memberikannya cinta, wanita itu dengan lancang bermain api di belakangnya dan Omar tidak lagi dapat mentolerir sikap kurang ajar Fatimah. Setelah mereka bercerai Omar akan membunuh wanita itu karena telah berani mengkhianatinya.
Pengkhianatan adalah satu-satunya hal yang paling Omar benci. Fatimah seharusnya sadar diri, mereka menikah karena sebuah kesepakatan, Omar harus menikahi Fatimah atas permintaan sang ibu yang tidak tega melihat keluarga Al Rashid yang nyaris bangkrut dan Omar rela mengikat dirinya di dalam sebuah pernikahan yang tidak pernah ia inginkan hanya karena ibunya. Tapi Fatimah malah bersikap seenaknya dan bukan hanya mengkhianati Omar saja, tapi Fatimah juga telah menodai kebaikan ibunya.
Sekarang Omar akan melepaskan dirinya dari belenggu itu, ia akan bercerai dengan Fatimah dan dapat melakukan apapun yang ia mau layaknya pria lajang. Omar tidak akan pernah menikah lagi, itu hanya akan merepotkan dirinya saja mengurus wanita-wanita lain yang nantinya akan bersikap seperti sampah. Lebih baik Omar mengeluarkan uangnya untuk membayar mereka sehingga para wanita itu tidak menjadi beban bagi Omar.