The Game Will Begin (2)

382 70 24
                                    

Disclaimer by © haruichi furudate

Genre: Horror, Thriller, Mystery, Tragedy, Action

Sorry for OOC and typos.

Jika ada kesamaan cerita itu tidak disengaja. Cerita murni dari author. DILARANG PLAGIAT! Hope you like it!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Satu Minggu setelah itu semua terlihat biasa saja, tak ada kejadian aneh. Jurnal itu pun di kembalikan di gudang. Di masukkan ke dalam sebuah kotak kayu yang terkunci rapat.

Semua berlaku normal, terkecuali Sugawara, wajah nya selalu murung, aura tak mengenakan terpancar jelas dari setiap gerak geriknya, wajahnya pucat pasih, selalu tak fokus, melamun sudah menjadi rutinitas nya hampir di setiap saat untuk satu minggu terakhir ini.

Semua mengkhawatirkan Suga, tak terkecuali Takeda sensei dan pelatih Ukai yang sudah tau insiden jurnal tersebut.

Kinoshita dan Narita yang tak terlibat dalam insiden ini tak di beritahu barang sepatah kata pun. Mereka hanya dapat memasang ekspresi kebingungan di awal, namun mulai terbiasa dari hari ke hari.

Sugawara menaruh pel di gudang, menatap nanar kotak kayu yang bergembok dan juga rantai yang melilit kotak tersebut. Pikiran negatif selalu hinggap di kepalanya. Rasa bersalah terus menghantui nya setiap ia membuka mata di pagi hari, hingga menutup jika ia bisa.

'yang kita bisa lakukan hanyalah berusaha yang terbaik dan berdoa.' Itu yang di katakan Takeda sensei beberapa hari yang lalu. Menurut Takeda sensei asal jurnal itu di kembalikan ke tempat semula dan tak di sentuh oleh siapapun semua akan baik baik saja.

Tapi ingat, itu hanya 'menurut Takeda sensei' Kita tidak tahu yang sebenar nya bukan? Pertanyaan itu terus menerus berputar di benak sugawara.

'bagaimana jika karena sugawara teman teman nya dalam bahaya? Harus nya sugawara tak pernah membaca buku itu, harus nya dia lebih berhati hati.'

Suara itu terdengar lagi. Suara seorang gadis kecil yang terus terputar di benak nya bagai kaset rusak satu minggu ini. Bukan Sugawara nama nya jika tak berpikir positif, namun itu hanya di awal. Suara itu selalu membuat batin nya terguncang setiap harinya. Membuat semua isi pikirannya menjadi negatif.

Suara itu semakin jelas dan dekat. Keringat telah membasahi tubuh sugawara, nafas nya memburu tak karuan, kaki nya mulai lemas dan tak dapat di rasakan.

'bruk!!'

Tubuh sugawara ambruk ke lantai dengan posisi tengkurap, nafas nya mulai sesak, mata nya memberat, pandangan nya memburam, suara nya tercekat di tenggorokan, sekujur tubuhnya lemas, dan kesadarannya mulai menghilang.

Dirinya pasrah. Jika memang ini kutukan dari jurnal tersebut dirinya menerima dengan lapang dada. Biarkan lah ia yang menerima semua konsekuensinya, sugawara iklas sugawara rela.

Pintu gudang terbuka, bersamaan dengan itu kesadaran sang setter karasuno menghilang sepenuhnya.

o((^▽^))o

Pemuda bersurai raven itu terus saja menyatukan tangannya, memanjatkan doa untuk orang terkasih yang tengah berjuang di balik pintu besi yang menjadi pembatas di antara mereka berdua.

Terror Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang