Setelah tadi dibuat panik karena file tugasku tidak bisa tersimpan. Kini aku dibuat panik lagi dengan turunnya hujan secara tiba-tiba. Saat aku dan Arga yang masih berada di jalan untuk pulang. Mau tak mau kita berdua pun akhirnya memilih meneduh di antara Kios-kios tukang jualan.
Arga yang dengan tiba-tiba mencopot jaket kulit kebanggaannya itu pun membuatku spontan berucap.
"Kok, malah dicopot sih Ga? Pakai lagi, deh! Cuacanya lagi dingin gini soalnya." Tapi ya, namanya juga Arga. Keras kepala. Dibilang 'jangan' malah kayak orang disuruh.
Melihat tingkahnya yang keras kepala kalau dinasehati, membuatku hanya bisa menghela nafas kasar. Sambil mengalihkan pandangan ke arah jalanan yang masih terguyur hujan malam ini. Tak lupa denganku yang nyeletuk soal dirinya yang, "ngeyel kalau dibilangin."
Tapi tiba-tiba sebuah jaket kulit dengan aromanya yang khas itu, berhasil tersampir dikedua bahuku dengan benar. Serta perintah dari si pemilik jaket yang katanya tidak boleh dicopot sebelum sampai rumah.
"Gak usah sotoy deh, Ga! Segala minjemin jaketnya ke gue. Kalau sampai besoknya lo yang meriang gara-gara kehujanan gimana? Gue ketawain si, iya."
"Ck, gak bakal. Gue mah strong orangnya! Gak kayak situ." Balas Arga yang membuatku merotasikan kedua bola mata, "jajan dulu yuk, Rein? Lama." Lanjut Arga yang mengajaku untuk jajan, sekalian menunggu hujan sampai terlihat sedikit mereda.
Arga yang kebetulan dari tadi sudah lirak-lirik Kios yang bertuliskan 'susu jahe', langsung memesannya tanpa mau berbasi-basi padaku dulu. Serta ia juga menyuruhku untuk duduk di tempat yang sudah disediakan untuk menikmati minuman hangat itu.
Tapi setelah aku baru saja duduk dan Arga baru saja selesai memesan. Ia langsung bertanya tentang roti bakar yang kebetulan ada di Kios sebelah.
"Mau roti bakar rasa apa?" Tanya Arga yang masih berdiri sedangkan aku duduk di hadapannya.
"Coklat keju enak sih kayaknya," Ucapku yang dianggukan dan Arga pun langsung pergi untuk memesan di Kios sebelah.
Aku yang kebetulan duduk di tempat susu jahe untuk menunggunya pun dihampiri oleh si penjual yang sedang membawakan dua buah gelas berisikan susu jahe pesanan Arga.
"Mumpung masih hangat, Mba! Monggoh langsung diminum." Ucapnya yang begitu ramah setelah menaruh dua buah gelas berisikan susu jahe pada meja yang ku tempati.
"Ah, iya, makasih banyak Mas." Balasku yang dianggukan dan kemudian ia pun pamit pergi.
Arga yang kebetulan sudah kembali dengan satu box roti bakar di tangan kanannya. Langsung ku suruh untuk segera meminum serta menghabiskan susu jahe itu sekarang juga. Supaya saat dinikmati, masih terasa hangatnya.
Di saat roti bakar dan susu jahe pesanan kami sudah benar-benar habis. Serta hujan yang mulai terlihat mereda. Membuat Arga mengajaku untuk segera pulang sebelum hari semakin larut dan hujan kembali deras.
Tapi sebelum kami berdua benar-benar menuju ke parkiran tempat motor Arga berada. Ada sesuatu yang membuat mataku membulat sempurna dengan jaraknya yang tidak begitu jauh dari tempat kami berdiri, yaitu penjual Bapau isi.
"Ga, kayaknya lo duluan aja deh! Ke parkirannya. Soalnya gue mau beli itu," Sambil mengarahkan objek yang ku maksud menggunakan ujung daguku. Arga pun lantas menaikan satu alisnya ke atas, dan melihat ke arah yang ku maksud barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fill in My Journal
Teen FictionIni kisah tentang impianku, harapanku, perjuanganku serta perjalanan kisah cintaku yang begitu rumit. Tentang kenanganmu yang begitu tidak bisa dipisahkan dan dilupakan. Kamu, yang mengerti semua tentangku dan tak ada lagi orang yang seperti kamu, t...