sore

3.7K 381 0
                                    

Setelah mandi, Echa dan Leo keluar rumah, biasanya sore begini Leo bermain dengan teman sebayanya di komplek perumahan.

Echa duduk di bangku panjang depan rumahnya sambil mengawasi Leo yang bermain dengan temannya.

"Eh ada Echa"

Echa menolehkan kepada orang yang menyapanya.

"Eh mbak Luna, kok sekarang jarang keluar rumah?" Tanya Echa dan Mbak Luna sudah duduk disebelah Echa.

Oh ya, di komplek sini cuma Echa yang usinya paling muda diantara ibu-ibu yang lain.

"Iya, soalnya saya sekeluarga baru pulang dari Bandung rumah ibu saya." Jawab Mbak Luna

"Mbak Luna orang Bandung?" tanya Echa dengan membulatkan matanya.

"Iya Cha, kenapa?"

"Gapapa, aku kira mbak Luna asli orang Jakarta"

"Enggak kok Cha, saya sama sekeluarga baru pindah ke Jakarta dua tahun yang lalu karena suami saya ditugaskan bekerja dijakarta dan mungkin tahun depan suami saya di pindahkan di surabaya, ya mau nggak mau kita semua juga harus pindah di Surabaya" Jelas mbak Luna

Iya, Suami mbak Luna itu TNI, dan mbak Luna sama suaminya udah dikaruniai empat anak, anak bungsu yang namanya Ken seumuran sama Leo, sering main bareng juga..

"Oh gitu ya mbak, kalau suami say-" belum menyelesaikan ucapannya tiba-tiba terdengar suara tangisan Leo dan disusul Ken yang juga menangis.

Echa dan Mbak Luna dengan segera menghampiri anak mereka.

"HUWAAA MAMA. KEN NAKANG HUWAA"

"BUN BUN, EO NAKANG. HUWAA"

Echa dan mbak Luna menenangkan anaknya dan mengajak duduk di bangku panjang tersebut.

Tangisan Ken sudah mereda namun Leo malah semakin keras Echa takut tenggorokan Leo kenapa-kenapa.

"Ken, Leo minta maaf ya kalo Leo nakal" ucap Echa dan kemudian bangkit sambil menggendong Leo yang masih menangis.

"Aduh, Cha, Nggakpapa kok namanya juga anak kecil besok juga udah baikan. Ken juga minta maaf ya Leo kalo Ken nakal"

"Iya mbak, saya sama Leo pulang dulu ya mbak"

Mbak Luna hanya mengangguk lalu Echa dengan segera memasuki rumahnya

---

"Leo tadi berantem sama Ken kenapa?" tanya Echa lembut.

Leo sudah berhenti menangis, sekarang moodnya sedang tidak bagus, sedari tadi ia hanya mendusel pada mamanya.

"Ken nakang!"

"Nakal kenapa nak?"

"Leo maw injem mobilna Ken, nda boyeh! Leo pukuw palanya Ken telus Ken uga pukuw palanya Leo, cakit!"

Echa yang mendengarkan hanya menghela nafasnya, namun ia tidak suka bila Leo ringan tangan.

"Leo nggak boleh pukul pukul temannya, tadi Ken pukul Leo sakit kan?"

Leo menganggukan kepalanya.

"Nah sama, Ken juga sakit kepalanya dipukul sama Leo. Lain kali jangan pukul-pukul temannya lagi ya nak?"

Leo tak menjawab, kini ia menenggelamkan wajahnya pada bantal tebal.

"Heh, jawab dulu dong. Janji ya nggak pukul-pukul lagi?" Echa mendudukan Leo.

"iya, Mah"

"Besok Leo harus minta maaf sama Ken."

"Huum"

---

Setelah menidurkan dan memindahkan Leo di box bayi, Echa kembali ke tempat tidur, Mark disana sedang rebahan sambil memainkan hp.

"Pah, aku mau cerita tentang Leo"

Mark mengangguk lalu mematikan hpnya. Sudah menjadi kebisaan saat berumah tangga, sebelum tidur, Echa dan Mark melakukan sesi pillow talk.

Echa mengadu tentang kejadian tadi perihal Leo yang memukul kepala temannya, dan Mark masih setia mendengarkan cerita Echa.

"Kita beri pengertian pelan-pelan ya. Supaya Leo ngerti kalo yang dilakuin itu salah. Maklum sih namanya juga anak kecil, sifat egoisnya tinggi." Ucap Mark.

Echa hanya menganggukkan kepalanya lalu melamun sejenak, entah apa yang di pikirkan.

"Udah malem, ayo tidur" ucap Mark, membuat lamunan Echa buyar.

Mark mematikan lampu tidur dan berbaring diikuti Echa, lalu menaikkan selimutnya.

"Peluk~"

Mark terkekeh melihat tingkah manja istrinya, ia lantas memeluk istrinya dan kaki mereka saling bertautan. Echa mengusakkan hidungnya pada dada bidang Mark yang terbalut piyama. Mark juga mengusap punggung sang istri guna memberi kenyamanan.

Echa menatap wajah Mark yang sudah memejamkan mata, ia lantas mencium bibir Mark dan membuat Mark membuka kembali matanya lalu menampilkan senyuman tipis.

"Good night, Papa"

"Good night too, Mama"

Usai mengucapkan kalimat tersebut, mereka tertidur sambil berpelukan mesra dalam balutan selimut.

---

Thx for reading!

-jen

Dulce FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang