Bab 8

24 3 0
                                    

Author POV.

"Bel, gimana ?"

"Eh, i... iya bagus kok," jawab Bella pada laki laki laki di depannya.

"Kamu lagi gak fokus ya ?" Tanya laki laki manis bernama Dimas, ketua kelas XI MIPA B.

"Ng.. gak kok, nggak. Cuma mikir ide lain aja," jawab Bella gelagapan.

Dimas tau jika Bella berbohong. Dimas hafal dengan segala tingkah Bella karena ia sudah lama menyukai Bella. Sayangnya Bella tidak merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan Dimas. Namun, Dimas tetap menunggu hingga Bella juga merasakan hal yang sama.

"Tapi kayaknya ide kamu aja udah cukup bagus. Ditambah flash mob buat penutupnya pasti lebih bagus menurutku." lanjut Bella.

"Terus di akhir kita bagi bagi permen sama bunga ! Pasti lucu banget," akhir Bella sambil tersenyum membayangkan bagaimana penampilan mereka nanti.

"Ide yang sangat menarik Bella," jawab Dimas tersenyum bangga memandang Bella. Mau bagaimanapun Bella selalu memiliki ide ide yang tidak terpikirkan olehnya. Pemikiran Bella yang unik itulah yang berhasil membuatnya jatuh cinta pada gadis ini.

"Ok, nanti waktu pelajaran seni langsung kita bahas aja ya !" Kata Bella pada Dimas.

"Siap komandan !" Jawab Dimas dengan tangan memberi hormat pada Bella. Bella tertawa melihat tingkah lucu Dimas.

"Cieee yang kemarin diantar pulang Ariiii" Bella menoleh ke arah sumber suara. Dilihatnya Andin dan Shila yang baru datang dari luar kelas.

"Eh ndin ! Ada Dimas !" Bisik Shila pada Andin yang melihat Dimas duduk di bangku depan Shila. Dengan reflek Andin menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Mmm... Bella aku pergi dulu ya ! Nanti kita bahas lagi," kata Dimas canggung lalu berdiri dari kursinya.

"Loh, kalau mau lanjut bahas, bahas lagi aja gapapa. Biar kita yang pergi," ucap Shila yang tidak enak pada Dimas.

"Gak usah, udah selesai juga kok diskusinya," jawab Dimas sambil berlalu pergi.

Bella yang tidak mengerti dengan apa yang terjadi hanya memandang kepergian Dimas begitu saja.

"Andin ! Kok bahas gituan di depan Dimas sih ?" Cecar Shila pada Andin.

"Sorry, gak liat tadi," jawab Andin merasa bersalah.

"Apaan sih ? Emang udah selesai kok diskusinya," jawab Bella.

Shila dan Andin yang mendengar ucapan Bella hanya bisa menggeleng pasrah. Bella memang tidak pernah peka dengan perasaan laki laki yang mencoba mendekatinya. Semua laki laki hanya dianggap teman olehnya.
Yah, jadi bisa kalian tebak sendiri jawaban apa yang diberikan oleh Bella pada setiap laki laki yang menembaknya.

"Eh, tau darimana kalian kalau aku kemarin pulang bareng Ari ?" Tanya Bella heran.

"Tau dari Max, kemarin dia liat Ari gonceng kamu," jawab Shila. Bella hanya ber-oh panjang mendengar jawaban Shila.

"Gimana ceritanya kok bisa pulang bareng gitu ? Kalian jadian ??" Tanya Andin dengan mata berbinar.

"Gak lah !!" Elak Bella.

"Awalnya aku gamau, tapi mama sama masku gaada yang bisa jemput. Terus ojek online lagi sibuk-sibuknya juga," jawab Bella.

"Alasannnn..." Sela Andin.

"Ya udah kalau gak percaya !" Jawab Bella.

"Kalau kamu sama Ari, Dimas gimana ?" Tanya Shila.

Theater Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang