tinggalkan jejak komentar dan vote kalian yaa hehe tapi yang membangun mau tau gimana tanggapan kalian hihihi
kalau vote kalian banyak aku bakalan cepat update nih wkwkwk
Happy Reading!!!
-L-
"Honey, maafkan aku pulang terlambat. Tadi ada kerjaan yang tak bisa di tinggal begitu saja, itu sangat mendadak Honey." Kata Dion menghampiri Zwetta yang menunggu di meja makan. Pria itu langsung saja mencium kening Zwetta dengan mesra dan Alan tersenyum melihat hal itu.
"Ya, aku tahu." Jawab Zwetta singkat, ia tidak mau berdebat dengan Dion saat ini. Lebih baik ia mengiyakan saja, karena jelas ia tahu alasan Dion apa. Selalu mengenai pekerjaan.
"Kalian sudah makan? Aku benar-benar terlambat, maafkan aku Alan tidak menyambut kedatanganmu." Kata Dion sambil duduk di samping istrinya itu.
"It's okay, istrimu sudah menyambutku dengan sangat baik dan menemaniku." Ucap Alan dengan senyum mengembang sambil menatap Zwetta sehingga pandangan keduanya bertemu.
"Syukurlah, istriku emang selalu yang terbaik. Aku bersyukur memilikinya karena bisa di andalkan." Puji Dion sambil menatap Zwetta dengan mesra bahkan mencium punggung tangan Zwetta membuat Alan tertawa.
"Ya, kau benar. Ayo Dion makan, makananya sangat enak dan istrimu sangat pintar memilih makanan. Aku menyukainya." Puji Alan membuat Dion tertawa dan bangga. Zwetta hanya diam saja ketika Dion sudah datang.
"Ya dia emang sangat pintar, makanya dia juga sukses di pekerjaannya." Puji Dion.
"Selain pintar, dia juga cantik. Andai saja aku juga punya kesempatan yang sama punya istri yang cantik seperti Zwetta pasti aku akan sangat bersyukur bukan? Kau sangat beruntung memilikinya." Puji Alan secara terang-terangan di depan Dion.
"Kau bisa saja." Tawa Dion pecah, Zwetta menatap Alan dengan serius. "Nanti kau juga bisa mendapatkan istri seperti Zwetta, aku yakin itu. Kau lebih tampan dan pintar dariku, pasti sangat mudah mendapatkannya." Alan tertawa sambil meminum wine yang sudah disediakan itu.
"Mungkin aku bisa mendapatkan yang pintar dan cantik juga, tapi tidak seperti Zwetta yang baik dan sangat mencintaimu bukan?" Perkataan Alan terkesan sangat ambigu di telinga Zwetta.
"Nanti kau bisa tanya pada istriku bagaimana mencari wanita sepertinya." Jawab Dion dengan tertawa.
Malam itu akhirnya dipenuhi dengan obrolan santai yang lebih di dominasi Dion dan Alan pastinya. Apalagi mereka juga sedikit membahas pekerjaan dan sedikit flashback tentang masa lalu mereka. Selesai makan, Zwetta memilih pamit undur diri dengan alasan mengerjakan pekerjaan.
"Aku pamit ke kamar, ada hal yang harus ku kerjakan." Zwetta baru saja membereskan bekas makanan mereka sendirian.
"Baiklah, jangan terlalu kecapekan jaga kesehatanmu. Selamat malam Honey." Kata Dion sambil memeluk Zwetta dan bahkan mencium bibir sang istri di depan Alan. Zwetta langsung saja mendorong Dion ketika berhasil menciumnya. Zwetta langsung saja naik ke atas meninggalkan kedua pria itu, pandangan Alan tak pernah lepas dari Zwetta sampai wanita itu menghilang dari pandangannya.
"Apa kau sangat menyukai istriku sehingga pandanganmu tak pernah terlepas sedikitpun darinya?" Tanya Dion sambil tertawa membuat Alan tertawa.
"Sepertinya aku ketahuan. Zwetta memang perempuan yang menarik, kau sangat beruntung memilikinya." Dion tertawa dan merasa bangga.
Setelah ditinggal oleh Zwetta, Dion dan Alan kembali melanjutkan obrolan mereka. Begitu banyak hal yang mereka bahas sampai akhirnya lupa waktu. Dion kembali ke kamarnya dengan keadaan lampu yang sudah mati. Ia melihat jam sudah pukul dua pagi. Zwetta istrinya sudah tertidur di atas tempat tidur. Dion langsung saja naik ke atas tempat tidur tanpa mengganti bajunya. Ia mendekati sang istri dan memeluk dari belakang.
![](https://img.wattpad.com/cover/224538110-288-k339025.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AFFAIR
RomanceWARNING 21++ Terdapat adegan dan kata-kata vulgar! Sudah delapan tahun menjalani kehidupan rumah tangga bersama dengan Dion tanpa hadirnya anak membuat Zwetta Dyliss mulai merasa jenuh. Keduanya terlalu sibuk dengan kehidupan masing-masing. Kata cin...